"Kasus penculikan, pemerkosaan dan pembunuhan yang beberapa bulan ini meneror warga Seoul akhirnya berakhir. Pelaku adalah seorang guru SMA Negeri 1 Seoul yang selama ini dikenal baik dan memiliki kepedulian tinggi pada murid - muridnya. Ironi paling terdalam pada kasus ini justru semakin diperparah karena ketidak becusan polisi dalam menanganinya. Karena kecerobohan oknum polisi bernama Jeon Jungkook, yang membocorkan informasi mengenai praduga tak bersalahnya pada seseorang kepada Seokjin, pelaku akhirnya melakukan penculikan pada seorang siswa. Beruntung penculikan dan percobaan pemerkosaan berhasil di gagalkan dan semua terkuak."
"Mengerikan sekali... untung saja terungkap pelakunya ya..." seorang perempuan cantik dengan dress berwarna merah ber rok pendek menatap pada seorang pelajar yang juga ikut menatap kearah televisi besar di depan halte, "Kau jangan pulang sendiri semalam ini... dunia sedang tidak baik - baik saja."
Sang pelajar tersenyum lebar, "Aku bisa menjaga diri kok nunna, tenang saja."
"Astaga... aku malah jadi makin khawatir padamu," kata si perempuan cantik yang kemudian membaca name tag di seragam pelajar.
"Nunna juga hati - hati..."
"Eh?"
"Perempuan dan anak - anak lebih sering menjadi korban kejahatan karena fisiknya lebih lemah..."
Si perempuan cantik itu tidak berkomentar apapun, apalagi ketika melihat si pelajar melambaikan tangan dan menaiki bus dengan nomor 4S. Si perempuan cantik hanya menaik turunkan bahunya sembari menunggu bus tujuannya untuk pulang. Ia duduk dengan tenang di halte yang semakin lama semakin sepi karena memang malam terus beranjak tanpa henti. Kepala si perempuan mendongak ketika rintik hujan mulai turun dan semakin lama semakin deras.
"Aish sial..." maki si perempuan cantik dengan dengusan kesal.
Si perempuan cantik mulai semakin gelisah ketika hujan turun terus menerus tanpa henti, sementara bus yang ia tunggu tidak juga datang. Kegelisahannya semakin bertambah ketika suara petir mulai datang dan menambah hiruk pikuk sekitarnya.
Tin!! Tin!!
Kepala si perempuan mendongak, menatap pada sebuah mobil sedan hitam keluaran lama yang berhenti didepan halte bus. Jendela mobil turun dan menampilkan sosok tampan seorang laki - laki dengan setelan kemeja yang rapi dan terlihat mahal.
"Butuh tumpangan? Hujan deras seperti ini, biasanya bus akan beroperasi lebih lambat..."
Si perempuan cantik tidak melangkahkan kakinya, ia ragu, apalagi mengingat ucapan si anak laki - laki tadi. Tetapi hujan semakin deras dan dihadapannya seseorang yang begitu baik hati memberikan bantuan untuknya. Mungkin si laki - laki ini menginginkan hal lain darinya. Berkenalan mungkin, mengingat parasnya yang memang secantik Bae Suzy. Akhirnya si perempuan cantik bangkit berdiri dan melangkah mendekat pada mobil.
Mata si perempuan cantik terbuka perlahan, kepalanya masih terasa pening dan ketika ia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, ia merasakan tangan dan kakinya tidak bergerak sama sekali. Kepalanya menoleh kekanan dan kekiri, ia melihat seseorang berdiri membelakanginya - laki - laki yang tadi menawarkan bantuan padanya. Rasa paniknya bertambah ketika ia merasakan tubuhnya tidak memakai pakaian dan kulitnya terasa begitu dingin karena bersentuhan dengan meja besi yang dingin.
Si perempuan cantik kini melotot, melihat si laki - laki yang menawarkan bantuan padanya datang mendekat dengan sebuah pisau bedah ditangannya.
"Lepaskan aku... aku mohon... kau mau apa... aku bisa memberimu.. lepaskan aku..." ucap si perempuan cantik dengan ketakutan luar biasa, suaranya tercekat, kalah dengan ketakutannya yang semakin membesar. Kalah dengan isak tangisnya yang mulai pecah.
"Aku letakkan disini toplesnya ya Mark ahjussi..."
Kepala si perempuan cantik menoleh, menatap pada seorang anak laki - laki yang beberapa waktu lalu dia temui di halte. Ditengah kekalutan dan ketakutannya, ia berusaha mengingat nama si anak laki - laki yang kini mendekat padanya dan mengelus lembut pada rambutnya.
"Aku mohon... lepaskan aku.... Haechan... namamu Haechan kan... Lee Haechan.... aku mohon lepaskan aku..."
Senyuman lebar dari Haechan yang seharusnya menenangkan justru membuat si perempuan semakin khawatir, elusan pada rambut si perempuan terhenti begitu pula dengan senyuman yang menghilang.
"Dasar bodoh..." ucap Haechan. Singkat.
Si perempuan berparas cantik terkejut dengan perkataan Haechan yang tidak ia duga, tetapi keterkejutannya tidak berguna ketika ia kemudian menjerit keras ketika pisau bedah ditangan Mark mulai menusuk pada perutnya dan membelah tubuhnya.
###############################################################################
-Dari semua jenis penjahat,yang paling berbahaya adalah mereka yang berhasil menguasai keadaan, hati dan psikologi orang lain. Mampu mengendalikan keadaan. Mampu meluluhkan hati orang lain dengan wajah polos dan tangis tanpa dosa. Dan memakai topeng dengan sempurna. Hingga korban bisa ditarik masuk kedalam sangkar penuh dengan jeruji besi beracun.-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sangkar
FanfictionSangkar emas yang diciptakan Mark terlihat begitu menggiurkan. Sementara sangkar berjeruji bunga mawar berduri yang diciptakan Haechan terlihat memilukan. Dua sangkar saling beradu. Berusaha menarik kedalam dan mengurung selamanya. Siapa yang akan...