Tahun ketiga Apocalypse
Yu Xian menelan ludah. Tangannya yang menggengam erat senapan sudah memutih saking kuatnya tenaga yang ia keluarkan tapi ia tidak menyadarinya. Dan penyebabnya ada pada makhluk setinggi 2 meter yang sedang memakan teman setimnya, dalam jarak yang kurang dari 10 meter di dekatnya.
Ia bisa mendengar suara kunyahan dan daging robek. Tanpa melihat pun ia tahu bahwa mahkluk itu sekarang sedang memakan isi perut temannya, ia bisa membayangkan makhluk itu membungkuk sehingga terlihat lebih kecil, membenamkan kepalanya yang berbentuk segitiga ke dalam perut temannya yang terbuka.
Karena ia sudah sering melihat hal tersebut. Makhluk sialan yang muncul entah dari mana tersebut selalu memakan isi perut manusia terlebih dahulu. Setelah itu baru bagian yang lain. Dalam video yang sempat ia lihat saat Apocalypse baru terjadi, sebelum internet tidak bekerja, ada adegan di mana makhluk tersebut menggigit kepala seseorang dan melemparnya ke tanah sebelum menghujamkan giginya yang tajam ke perut orang tersebut.
Saat itu Yu Xian tidak tahu kalau video tersebut adalah benar. Ia, yang saat itu berusia 14 tahun berpikir kalau itu adalah video promosi film atau semacamnya. Bahkan sekarang, setelah 3 tahun berlalu ia masih ingin menampar dirinya yang saat itu membalas chat temannya dengan 'Film apa? Lu bangunin gw, gw masih ngantuk nih. Ntar ya chatnya' dan kemudian mematikan hpnya.
Kalau saja saat itu ia tahu bahwa video itu diambil dari mal di kotanya, mal yang jaraknya hanya 30 menit naik motor kalau tidak macet, dan bahwa mahkluk di dalam video itu jumlahnya bukan 1 tapi ratusan ia pasti sudah melompat bangun, bergegas mengemas barang-barangnya dan kemudian berlari keluar rumah, lari menuju ke tempat yang aman.
Tapi ia, dengan bodohnya kembali tidur sampai ia dibangunkan oleh suara keras dari ruang tengah. Ia yang setengah tidur membuka pintu dan hendak bertanya ada apa ketika pemandangan yang ia lihat membuatnya terpaku di tempat.
Serpihan kaca bertebaran di lantai membuktikan bahwa suara keras yang ia dengar barusan adalah suara dari kaca jendela ruang tengah yang pecah. Dan diatas serpihan kaca tersebut adalah makhluk yang Yu Xian lihat di dalam video yang dikirimkan temannya; kulit tebal berwarna abu-abu, kepala berbentuk segitiga, mulut yang dipenuhi gigi dengan darah segar yang terlihat jelas ketika makhluk itu membuka mulutnya dan menyerang Yu Xian.
Secara refleks Yu Xian mundur, menutup dan mengunci pintu. Kemudian ia segera menggeser tempat tidurnya ke arah pintu. Selama proses tersebut berlanjut makhluk tersebut terus menabrakkan badannya ke pintu kamar tetapi Yu Xian yang sedang dipengaruhi adrenalin tidak sempat lagi berpikir apa-apa. Saat itu yang terpikir olehnya adalah bahwa ia harus membarikade pintu. Dan ketika ia selesai melemparkan semua yang ada di kamarnya ke depan pintu kamarnya barulah ia sempat berpikir tentang keluarganya.
Pertama ia menelepon kakaknya, tetapi tidak tersambung. Kemudian ia menelepon ayahnya, juga tidak tersambung. Kemudian ia menelepon ibunya.
Dan kemudian ia mendengar suara nada dering dari ruang tengah, tempat di mana makhluk tersebut berada.
Orangtua Yu Xian adalah tipikal pekerja keras yang bekerja dari pagi sampai malam demi memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anak mereka. Tapi itu juga membuat mereka jarang berinteraksi dengan Yu Xian kecuali untuk urusan sekolah. Hal itu membuat Yu Xian sejak masih kecil sampai remaja tidak terlalu dekat dengan mereka dan ia jauh lebih dekat dengan kakaknya, Yu Nan, tetapi tetap saja ada saat tertentu di mana Yu Xian merindukan keluarganya dan berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi buruk dan saat ia terbangun dan membuka pintu, ia akan melihat keluarganya kembali.
Yu Xian terbangun dari lamunannya ketika ia menyadari bahwa makhluk tersebut berhenti makan dan sekarang makhluk tersebut sedang mengendus udara, mencari mangsa baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Membesarkan Anak di Akhir Dunia
FantasíaKetika System-RAC089 memberitahu Chu Xi kalau ia harus membesarkan anak selama Apocalypse, Chu Xi hanya terdiam, kemudian ia tertawa, marah, menangis dan akhirnya ia menerimanya. Sayangnya, Chu Xi tidak tahu kalau 'Putra Takdir' yang ia besarkan ad...