3. Scent & Blood

234 33 0
                                    

🐰 KookV 🐻
.
.
🌻 Happy Reading 🌻
.
.

"Ya Taehyung-ah, bagaimana kalau kita pergi ke club malam setelah pulang kerja?"

"Kau gak ada tempat yang lebih sehat untuk dituju? Selama 2 bulan mengenalmu, sudah 20 kali kau ingin mengajakku ke club malam."

"Dan kau pun selalu gak mau, ayolah sekali-kali."

Daniel tampak tak menyerah untuk membujuk Taehyung, yang entah apa tujuannya selalu ingin membawa Taehyung ke tempat hiburan malam begitu. Jihoon sendiri risih setiap Daniel mencoba mengajak Taehyung, padahal sudah ditolak puluhan kali.

"Biarkan Taehyung tetap pada keputusannya, jangan kau pengaruhi hal-hal buruk pada anak ini," meski Jihoon kadang bersedia menemani Daniel, dia sendiri tak begitu menyukai tempat berbau alkohol itu. Jihoon pun hanya ikut jika dibayarkan oleh Daniel.

Mereka saat ini sedang menikmati makan siang seperti biasa. Namun, sebenarnya intesitas kebersamaan mereka mulai berkurang karena Taehyung selalu diminta menemani Jeon Jungkook dalam urusan kerja yang mana membuatnya harus menghabiskan makan siang bersama Jungkook juga. Sebenarnya Taehyung agak bingung, Jungkook itu memang adik dari Park Sungjin yang merupakan CEO Park Corp. tempat dirinya bekerja saat ini, tetapi Jungkook itu memiliki perusahaannya sendiri. Ya, meskipun Park Corp dan Jeon Corp memiliki ikatan kerjasama, rasanya aneh bagi Taehyung, manajer biasa sepertinya harus selalu berurusan dengan Jeon Jungkook yang merupakan CEO utama dari perusahaan Jeon Corp tersebut.

~|~|~

"Kau benar-benar akan membuatnya terikat padamu?"

"Apa menurut hyung aku pernah main-main dengan keinginanku?" sambil menyesap kopi hitamnya Jungkook memberikan pertanyaan balik sebagai jawaban untuk sang kakak. Mereka saat ini sedang duduk santai di sofa ruangan kerja CEO Park Sungjin itu.

Setelah sekian lama, Sungjin tak pernah mengira jika adik tirinya itu akan memiliki ketertarikan lebih pada manusia.

"Aku tak ingin terkesan ikut campur, tapi aku harap kau memikirkan konsekuensinya juga. Dia bahkan tak penasaran ataupun curiga tentang kejadian sebulan bulan yang lalu," ucap Sungjin sedikit mengkhawatirkan keputusan adiknya.

"Aku mengerti. Jika tak ada kejadian aneh lagi disekitarnya, dan dia pun benar-benar menuruti permintaanku waktu itu. Aku akan berhenti dan mengembalikannya setelah urusannya di Busan selesai."

Jungkook tak begitu suka jika harus berdebat panjang dengan kakaknya. Dia tahu kemungkinan apa saja yang terjadi jika terus membuat Taehyung berada di dunianya. Taehyung hanya manusia biasa, jika mengingat kejadian dua bulan lalu, ia yakin yang lain akan berusaha mengambil Taehyung darinya. Meski lahir dari rahim ibu yang sama, Jungkook bersyukur Sungjin bukan mahluk sepertinya, jadi Sungjin tak pernah tahu bagaimana rasanya menahan diri setiap didekat Taehyung.

Alasan Jungkook membuat Taehyung selalu didekatnya sejak kejadian itu adalah untuk membuat aroma Taehyung tersamarkan oleh aroma Jungkook, yang mana mahluk lain akan tahu bahwa Taehyung merupakan manusia yang punya hubungan dengan penguasa bagian selatan Busan tersebut. Tak akan ada mahluk lain yang berani meletakkan tangannya pada Taehyung karena itu.

~|~|~

Taehyung kembali pulang hampir tengah malam lagi minggu ini, padahal besok weekend. Sebenarnya dia bukan tak penasaran kejadian dua bulan lalu itu. Hanya saja tugas-tugas kerja menyita pemikirannya, selain itu entah mengapa berada didekat Jungkook membuatnya merasa aman selama ini.

"Aku harap tak ada orang-orang aneh lagi kali ini," gumamnya sambil melangkah turun dari bus. Ia pun melanjutkan langkahnya setelah menghela nafas lelahnya. Menyusuri jalan yang sepi menuju apartementnya. Meski terbilang apartement yang lumayan mewah, lokasi apartement tersebut bukanlah tempat yang ramai, mau itu pagi, siang, sore, terlebih malam hari seperti ini.

"Apakah kau anak manis itu?" suara wanita tak diduga menyapa Taehyung ditengah langkahnya. Wanita itu perlahan mendekat dan berdiri tak jauh dari hadapan Taehyung.

"Maaf, anda siapa?"

Taehyung bingung, ada apa lagi kali ini? Mengapa tengah malam begini ada wanita yang tiba-tiba menyapanya denga pertanyaan seperti itu.

"Mmh... aromamu tersamarkan olehnya. Tapi aku masih bisa mencium sedikit aroma asli tubuhmu, benar-benar manis," ucap wanita itu dengan sedikit terkekeh.

"Apa kita saling mengenal?"

Sekali lagi Taehyung merasa semakin bingung dengan situasi dan perkataan wanita dihadapannya ini. Taehyung sangat lelah, ia ingin segera pulang untuk mengistirahatkan diri. Tapi lagi-lagi dicegat seperti ini, meski kali ini adalah seorang wanita, hawa yang dia rasakan kurang lebih seperti kejadian waktu itu.

"Tidak. Tapi maukah kau berkenalan denganku?"

"Kau..?" sedikit ragu Taehyung mencoba berpikir harus melakukan apa saat ini, wanita tersebut terlihat tak begitu mengancam, hanya sedikit aneh, "Apa kau tersesat?"

"HAHAHAHAHAHAHA...!!" wanita itu tergelak atas pertanyaan Taehyung yang tak diduganya. Dia baru sadar kalau yang dia ajak bicara saat ini adalah manusia yang berasal dari Seoul. Tak tahu bahaya apa yang akan mengancamnya jika berkeliaran tengah malam seperti saat ini. "Kau... jangan terlalu sering pulang larut malam begini anak muda," ucap wanita itu setelah menghentikan tawanya.

Taehyung mengernyitkan dahinya, "Kau sendiri ngapain tengah malam disini?"

Wanita itu tersenyum, membuat Taehyung terpana karena senyumnya yang sangat cantik. Namun di waktu bersamaan Taehyung dibuat bergidik ngeri saat wanita itu secepat kilat mendekat dan berbisik dikupignya, "darahmu.. terlalu lezat."

Taehyung mematung ketika wajahnya dan wajah wanita itu kemudian berhadapan hingga ujung hidung mereka hampir bersentuhan. Bisa dilihatnya, warna mata wanita itu yang berubah menjadi warna coklat keemasan dan taring yang nampak dibalik bibir cantiknya itu.

"Sekarang, pulanglah! Aku tak bisa menahan diriku lebih lama lagi, kau beruntung aroma tuan Jeon masih melekat pada dirimu."

Wanita itu pun melangkah mundur dan pergi menghilang dengan kecepatan lari yang tak diduganya.

"Apa-apaan? Dia menyuruhku pulang karena tak bisa menahan diri, tapi dia pergi lebih cepat dariku, heuhh."

Seolah lupa dengan apa yang dikatakan wanita tadi mengenai darah dan aromanya, Taehyung melanjutkan langkahnya untuk segera menuju apartmentnya.

Di apartementnya, ketika hendak menutup matanya untuk tidur, barulah ia overthingking mengenai ucapan wanita tadi. Tentang aroma tubuhnya yang tersamarkan oleh aroma tuan Jeon, menjadi pemikiran terdalamnya malam ini.

"Apa maksudnya? Wangi parfumku berbeda dari wangi parfum tuan Jungkook, dan juga hari ini aku tak ada bertemu dengannya."

Sejenak Taehyung berpikir lagi sambil mendudukkan dirinya yang tadi sudah nyaman berbaring, "Tunggu... wanita tadi memiliki taring juga! Ada apa dengan daerah ini? Kenapa aku bertemu orang-orang seperti mereka?" ia pun mengernyitkan dahinya, meletakkan tangan kanannya di dahi seperti orang yang berpikir keras.

"Apa mereka orang? Sepertinya bukan. Apa aku harus menanyakan hal ini pada tuan Jeon Jungkook?"

Jika kali ini firasatnya benar, seperti dua bulan lalu, bahwa orang-orang itu bukanlah manusia. Melainkan mahluk vampir seperti yang ada di buku dan film fantasy, benar-benar keren namun sekaligus menyeramkan baginya. Itulah yang Taehyung pikirkan.

"Tapi apakah tuan Jungkook juga?" pertanyaan itu kembali menghinggapi. Selama ini yang Taehyung perhatikan, Jeon Jungkook terlihat baik-baik saja di bawah teriknya sinar matahari ketika mereka melakukan aktifitas diluar gedung perusahaan saat bekerja. Yang dia tahu vampir tak beraktifitas di siang hari.

Itu semua bisa terjawab nanti jika Taehyung menanyakan langsung pada Jeon Jungkook. Untuk malam ini, Taehyung memutuskan memejamkan matanya menuju alam mimpi.

.
.
.
~ To be continue ~
.
.
.

Given-Taken [KookV/KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang