PART : 1

33.9K 225 0
                                    

Jangan lupa VOTE DAN KOMEN..

POV. Ayu.

Akhirnya Om Herman jadi mengadopsi aku untuk memancing Tante Soffy cepat hamil.

Om Herman menungguiku saat aku buka bersolek didepan cermin sehabis mandi. Aku biarkan mata om Herman yg sudah jadi papa angkatku sejak aku masih SD klas enam karena kedua orang tuaku bercerai setelah papa nikah lagi memandangi keindahan wajahku yang berangkat menjadi gadis remaja.

Sebenarnya aku punya adik namanya Taza dan kakak perempuan namanya Gina Brigida yang ikut menemani mama selagi belum menikah lagi. Om Herman inginkan aku untuk memancing isterinya agar cepat hamil. Kenapa om Herman memilihku, bukan kak Gina yang lebih besar waktu itu sudah SMP, karena Gina tidak mau pisah dengan mama. Kenapa aku yang diadopsi, karena aku sangat butuh perhatian dari sosok ayah yang telah pergi. Aku saat datang menerima piagam penghargaan di sekolah sangat menunggu kedatangan seorang ayah, dan om Herman yang datang menjemput. Sejak itu aku langsung tersanjung dan ingin sekali ikut om Herman saja. Sedang adikku Tasha masih terlalu kecil untuk berpisah dengan mama. Kenyataannya om Herman sangat senang dan bergairah untuk mengadopsi aku jadi anaknya.

Om Herman sangat sayang padaku melebihi anak sendiri. Kini aku sudah duduk di bangku SMA.

" Ahhh.." bisikku saat papa angkatku sudah mencium pundakku dari belakang sambil merayapkan jemari ke lenganku. Geli rasanya ketika nafas om Herman menyapu leher dan bagian atas pundakku yang terbuka.

" Papa sayang Ayu.." kata om Herman.
" Tante Sofy gimana ? Ntar marah lho kalau liat papa disini." kataku . Aku mulai tahu dari Tante Soffy jika aku adalah cucu dari kakekku yg milyarder dan sukses dalam multi usaha, hingga kelak aku harus berjodoh dengan kerabat dekat atau paling tidak sejajar secara materi seperti om Herman yg selain CEO pada perusahaan besar, ia juga memiliki saham dari orang tuanya yg pemilik usaha perminyakan. Tetapi perasaanku sebagai seorang gadis belia belum sampai ke face itu, selain sensitif dalam asmara. Pantas saja om Herman berani menggodai aku didepan mata Tante Soffy. Ah mungkin menganggap aku cuma anak kecil, ya biasa om Herman memanjakan. Tapi aku tetap kepikiran andai kata aku di posisi Tante Soffy, pasti cemburu.

"Kan tante lagi di kantor." jawab om Herman. Tubuhku diusap dan dibelai sangat mesra seperti hari hari kemarin bila tante Sofy tidak di rumah. Nafasku makin tak teratur lewat desahan yang dirasakan om Herman.  Bahagiaku menjadi anak angkat om Herman yg serasa menjadi kekasihnya karena aku belum pernah bersentuhan dengan lelaki dewasa di umurku yg sedang tumbuh menjadi gadis remaja. Wajah om Hermanpun sangat tampan hingga menggetarkan urat nadiku setiap bertatapan dan bersentuhan dengan suami tanteku. Ah..kenapa aku jadi halu memikirkannya ? bukankah ia sudah menjadi milik Tante Soffy adik mamaku ?

"Om..." bisikku
"Papa. Jangan om dong."
"Papa itu ketuaan. Kan om masih muda" kataku yang sudah mulai jatuh cinta pada om Herman sejak aku akil balik. Pantasnya dia itu pacarku. Walau usia sudah 35..tapi masih imut.
Aku lihat om Herman sudah naik hasrat waktu ia memelukku. Kurasakan  hembusan nafasnya tak henti menyapu kudukku membuat jantungku kian berdegub.

"Kamu sudah punya pacar ya ?" tanya om Herman kepo.

"Sudah." jawabku pelan. Om Herman kaget hingga menghentikan tangan untuk menarik janggutku menghadap wajahnya.

"Bener ?'
"Iya.. Bener kok "
"Sudah pernah dicium ? Dipegangi ?"
"Sering. Emang gak boleh?" tanyaku menggoda. Om Herman jadi kelihatan kecewa. Ia menatapku serius.

"Siapa dia ? Teman sekolah?"

"Bukan. Orang deket kok." kataku.

"Tetangga sebelah? Andri? Dony?"

"Bukan.!!"

"Trus siapa ?" kepo Om Herman penasaran. Aku tersenyum senang lihat dia cemburu." kasih tahu dong namanya."

"Herman Fredy." kataku sambil meremas kuat lengannya.

"Auw!!" pekik om Herman bahagia.
"Aku juga sayang kamu kok." katanya sambil merebahkan aku ke tepi ranjang. Aku merasa senang kalau memandang wajah om Herman yang tampan dengan mata hitam tajam dan bulu lentik. Hidung mancung dan bibir belah pinang membuatnya tampak seksi dengan dada bidang serta perut sixpact. Aku mulai mencintai papaku sejak SMP saat aku tak sengaja melihatnya bercinta dengan tante Sofy. Saat itu aku sedang tumbuh sebagai gadis remaja yang baru saja mendapat mens.

"Hepi bet dei tu yu Ayu." bisik papa saat ia menghampiriku yang masih berbaring diatas ranjang.. Oh.. Aku baru sadar jika ini hari ulang tahunku. Aku bangun kepagian. Sialan aku cuma bermimpi karena sore kemaren ngintip papaku lagi ml dengan istrinya.

Kudengar suara Tante Soffy dan suaminya mendekati aku. Aku bergegas bangun sambil mengucek mataku yang masih terasa ngantuk.

Tapi hari itu papa Herman bener telah menyiapkan semua hidangan dan balon serta dekorasi ruang depan untuk rayakan ultahku.

"HBD ya..yang.." kata om Herman sambil mencium pipi dan keningku. Tante Sofy yang sudah dandan cantik juga merangkul dan mencium pipiku.

"HBD ya sayang.. Tuh temen- temen kamu udah nunggu di depan teras." kata tante Sofy. Aku tadi sengaja dibiarin bangun siang..kan kemarin gak dikasih tahu papaku.

Sumpah aku lupa bener !! Tante Sofy tuh cantik banget menurutku. Apalagi ia juga kerja buat dukung karir suaminya yang mau nyaleg. Tapi entah kenapa aku jadi cemburu kalau lihat papa digandeng mesra sama istrinya. Sejak papa pernah mencium aku saat habis terima tropi juara di SMP. Papa kelihatan sangat gembira dan nangis terharu karena aku bisa jadi juara renang. Papa yg mengajari aku renang saat SD klas 6. Papa bilang aku berbakat sejak sering berenang.
Papaku memegang kuat pahaku untuk diapungkan diatas permukaan air kolam sambil menahan punggungku.

"Kamu cantik sekali Ayu." kata papaku sambil mengangkat tubuhku diatas air kolam.

Masa remajaku diwarnai dengan gejolak birahiku yang mulai mendidih bila betsentuhan dengan papaku. Aku tak hanya memperoleh kasih sayang dari mereka, tetapi juga pelajaran asmara yang membuat hidupku penuh gairah. Gairah asmara yg sangat indah. Aku mulai mencintai papaku setelah sering dirumah berduaan dan belajar pacaran..

"Kamu suka ngintip papa ya?" tanya om Herman sambil mencolek pipiku. Aku jadi malu mendengar godanya.

"Kok tahu ?" tanyaku balik.

"Tahu dong, kan adikku yang kasih tahu" kata om Herman yg mulai mengeluarkan humornya yang lucu. Aku tahu apa yang dimaksud adik oleh om Herman..

"Adik ? Emang om punya adik di rumah ini?" tanyaku.

"Ada. Kamu pernah lihat kok."

"Siapa ?" tanyaku sambil menyipitkan mata memandang om Herman yang tersenyum.

"Si Unyil nih.." kata om Herman.

"Diiih..ngaco !!" kataku yg langsung gemes. Ternyata om Herman sudah membelikan aku tidak cuma kado sepatu,gaun mahal, dan motor matic. Bahagianya hatiku lebih dari itu. Om Herman mulai punya kantor di rumah hingga lebih banyak punya waktu bersama aku. Sedang Tante Soffy punya tugas sendiri mengurus perusahaan kakek sebagai CEO.

O M G. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang