PART : 7

8.5K 59 0
                                    

Papa Joni mengecup pipi mama saat mama berangkat tugas bersama mobil yg disopiri pak Mangun. Papa Joni hari ini sedang mengerjakan skripsi pasca sarjana di kamar yg pasti kutemani. Aku sudah membagi tugas di rumah kepada mbak Gina dibantu om Dadang dan Tasha. Dan aku jadi asisten papa Joni yg suka ikut mengerjakan thesis karena aku cukup bisa berbahasa Inggris.

" Aku kagum sama mamaku om"

" Bagus itu. Aku juga mengagumi mamaku kok. Seorang ibu itu memang harus dikagumi oleh anak yg cerdas seperti kamu." kata papa sambil mengetik tugasnya. Tapi aku sih celamitan omongnya.

" Aku tuh kagum sama mama"

" Karena apanya ?"

" Pilihannya pada papa Joni"

" Kok aku ?" kata papa sambil menoleh ke arahku.

" Mama hebat memilih suami ganteng dan membuat putrinya bahagia karena bisa menikmati kehangatan anunya." kataku sambil melirik matanya.

Om Jon memang sangat tampan dan pantas kucinta selagi om Herman jauh dariku.
***

Ternyata om Dadang masih saja menarik perhatianku saat dirumah tak ada orang . Aku semalam sudah terpuaskan oleh papaku yg baru hingga tak kuasa bergerak bahkan pipispun terpaksa ngompol karena tak ada tenaga untuk bangkit. Kini om Dadang yg sempet aku cemburuin karena intim dengan Mbak Gina, sudah berada di kamarku menunggui aku mengeringkan rambut habis mandi.

" Bukannya pilih kak Gina dari pada aku yg jelek." kataku yg mulai jealous.

" Ah jangan souzon lah, kan aku baru kemarin tinggal di rumah ini. Sedang ketemu dan berani dekat dengan kakakmu cuma di mobil."

" Sekarang ngapain masuk kamar aku mana aku ?"

" Maafin om. Om tadi nggak sengaja ada di kamarmu. sumpah." kata om Dadang sambil beranjak mau pergi. Mungkin takut kalau aku mengadu sama mamaku.

" Eh mau kemana ? " kataku sambil menahan langkahnya dengan mengonci pintu dari dalam. Lalu aku memeluk dada om Dadang yg cuma pakai kaos oblong itu. Aku pasrah ketika bibirku dicium.

" Hhhhhh... aku sayang om.." bisikku saat tubuhku didorong om Dadang rebahan di kasur hingga dua kakiku terbuka untuk menyepit tubuh pemuda ganteng itu. Om Dadang mulai meraba ku.

Usiaku belum genap 17 ketika semua sudah kurasakan baik dari om Herman, om Joni maupun om Dadang telah membuatku menjadi gadis dewasa yg tegar dan tahan banting

" Minum jamu apaan sih ?" bisikku ke telinganya sambil kupeluk wajah tampan itu sudah pingsan pules.

***

Paginya aku diantar om Dadang ke sekolah tapi aku menolak, karena aku sudah bawa Vespa baru pemberian papa Joni.

" Kenapa ?"

" Pakai motor ah "

" Ah nyolok banget Lo dibeliin papamu motor hadiah apa coba."

" Hadiah sayang dong, kan gue anak yg disayang '

" Udaah..mending ikut mobil om, ntar pulangnya om jemput." kata om Dadang merayuku.

Akhirnya aku mengikuti saja kemauan om Dadang. Kan aku nanti diajak dating sepulang dari sekolah. Lagian untuk menyembunyikan curiga mamaku pada om Jon.dong.' Ntar dikira mama aku gampang banget dibujuk om Joni dan dirusak otakku. Padahal aku memang sudah rusak.

***

O M G. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang