PART : 8

7.4K 60 0
                                    

Senangnya bisa berkumpul lagi dengan om Herman dan aku baru ingat bila om Danang masih berada di rumah itu pastinya. Om Danang pasti tidak bisa melupakanku karena kami suka bercanda dan bercinta yg sulit terlupakan.

" Bagaimana ? Sudah siap belum ? " kata om Herman yg melongok ke dalam kamarku yg pasti sambil mengawasi aku sedang memakai bra.

" Auw ! Aaah om, bikin aku kaget aja! Keluar sana..kan ditunggui Tante Soffy." kataku menunjuk keluar.

" Kan Tante lagi cek USG ke dokter sama mamamu" kata om Herman sambil menghampiri dan mencium bibirku.

" Hhhhh..tutup pintunya om" kataku sambil melepas ciuman om Herman dan mengonci pintu kamar.

Ketika aku menoleh, om Herman memandangiku sangat kagum hingga aku jadi tersipu malu.

" Apaan sih om ?"

" Kamu benar2 cantik Ayuu. Tubuhmu makin sempurna..aku jadi kagum, kirain artis baru." kata om Herman.

Usai main aku yg sudah berganti baju keluar menyambut kedatangan mama dan Tante Soffy yg datang dari dokter.

" Om kamu kemana ? " tanya mama tanpa curiga.

" Di kamar lagi tidur kali." jawabku tak acuh karena om Joni malah menarik tanganku agar duduk dekat dia. Aku jaga perasaan mama lah. Aku malah duduk di pangkuan om Dadang.

" Nah duduk disini kan enak. Udah siap mau ikut om Herman ?" kata om Dadang sambil merangkul pundakku.

" Dongkraknya tuh !" bisikku sambil menangkap benda keras dibawah sana.

Aku merapatkan kedua pahaku untuk menutupi gerakan tanganku yg aneh. Untung sekali om Dadang memakai sarung sehingga tidak terlihat saat aku berdiri hendak berangkat ikut om Herman.

***

Om Herman senyam senyum saja saat duduk bertiga dengan aku dan Tante Soffy. Aku tak berani melirik ke samping karena ada Tante Soffy yg bisa cemburu kalau kami saling melirik dan tersenyum. Pasti om Herman berkata dasar kamu Ayu. Aku memang sudah terlanjur haus akan belaian laki2 tampan sejak jadi anak angkat om Herman hingga gari- hariku selalu penuh dengan bunga yg segar dan berseri.

Naik pesawat dari Bandung ke Jakarta hanya makan waktu 25 menit saja, tapi yg kurasakan bisa berhari hari duduk tanpa belai sayang om Herman selain rasa cemburu melihatnya mesra disamping Tante Soffy.

Tante Soffy sampai rumah langsung diciumi om Herman dan dipeluk sayang setelah perutnya kini membusung hamil. Apakah jika aku hamil juga akan disayang seperti itu ? Tidak mungkin, kan aku hanya anak angkat, bukan istri. Haluku makin tinggi saja bila melihat kemesraan om Herman makin besar kepada istrinya. Apalagi sampai hamil, akankah aku menjadi lonte amatir dalam keluarga CEO ?

" Lagi nglamunin gua ya ?" tanya om Danang tiba2 yg datang dari belakangku. Sialan tuh anak tidak sopan menyapa dari belakang sambil mengusap pinggulku yg terbuka habis berenang.

" Sialan Lo." kataku sambil membalikkan badan menampar pipinya yg cuby. Om Danang malah tertawa terkekeh kekeh memandangi dadaku yg juga terbuka setelah mandi di kolam dalam keadaan telanjang bulat seperti yg biasa kulakukan di rumah. Tapi aku juga tersipu dipandang mesum oleh om Danang yg sangat tampan itu.

" Kamu makin cantik saja yang"

" Yang, yang, emang gue apa Lo ?"

" Lo kan ponakan gue. ponakan yg bohay..diih tuh dada pengin ngisep boleh gak ?" kata om Danang yg memandangi dadaku dengan intens.

O M G. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang