PART : 9

5.5K 57 2
                                    

Baru tiba ke rumah, aku sudah langsung menghambur ke kamar karena sangat ngantuk sudah lelah melayani om Herman dan om Dadang kemarin hingga klimak beberapa kali.

Om Herman pergi bersama Tante Soffy entah kemana hingga tidak peduli denganku yg sendirian di rumah. Entah kenapa sejak Tante Soffy hamil selalu dekat dengan om Herman. Mungkin itu permintaan bayi yg dikandungnya untuk selalu dekat dengan ayahnya. Bahkan aku yg pengin sekedar dicium omku tidak ada waktu untuk berdekatan dengan kekasihku yg ganteng itu.

" Sedang ngelamun ya ??" kata Om Herman yg sangat mengejutkanku karena ia pulang tidak kudengar deru mobilnya. Kan kedua kupingku kupasang headset.

" Diiih..jantungku copot om !" kataku sambil memeluk tangannya erat2. Bahagianya hatiku ketika om Herman pulang. Tapi tentu dengan Tante Soffy. Batinku.

" Mana yg copot, biar om benerin" kata om Herman sambil merebahkan tubuhku.

" Dilihat Tante Soffy noh."

" Tante sedang mau melahirkan. Om pulang dulu mau ambil ganti baju Tante dan pengin mencium kamu.' kata om Herman membuat hatiku lega.

" Hhhhhh...hmm..." desahku manja. Aku sudah benar2 tak tahan dengan rindu yg menggelayuti pikiranku. Aku tak kuasa menatap mata Om Herman yg tajam bagai elang.

" Kan om buruan ambil perlengkapan buat Dede yg mau lahir" kata pemuda tampan itu. Aku agak malas bangun menunggui om Herman membuka lemari dan menyiapkan baju bayi serta popoknya dan yg lain.

" Kreeettt!!"

Aku pura2 tidur ketika mendengar pintu dibuka dari luar pastinya om Herman masuk seusai mengurus bayinya. Laki2 ganteng itu sudah mengambil peti besar yg terbuat dari plastik tempat persiapan baby set untuk kebutuhan Tante Soffy melahirkan. Aku jadi jealous deh. Kenapa sih aku harus memikirkan?Bukankah om Herman sudah menjadi milik Tante Soffy yg adik dari ibuku ?

" Maafkan papa yaa..kalau selama ini sering membuat hatimu galau." bisik om Herman tiba2 sambil mengusap pundakku yg juga dibelai lembut. Aku membalikkan badan dan menangkap wajah om Herman, lalu mencium bibirnya.

" Gakpapa kok.." kataku sambil tak terasa air mata membasahi pipiku. Aku menangis. Tangan om Herman mengusap air mataku sambil mencium erat bibirku.

" Kamu menangis ya ? Kenapa ?"

" Gakpapa kok." jawabku lirih. Aku memang menahan kesedihan karena aku hanyalah seorang anak angkat, bukan kekasih. Aku jadi cemburu saat mendengar berita Tante Soffy hamil. Kini ia mutlak menjadi suami Tante Soffy. Namun tiba2 aku mendengar suara langkah kaki Tante Soffy yg datang mendekati kami.

" Mas !! Sudah berapa tahun kamu cumbui ponakanku ??!!;" bentak Tante Soffy sambil menggendong bayinya menatap om Herman yg sedang memeluk punggungku. Aku kaget dan takut setengah mati karena ternyata selama ini Tante Soffy mengawasi kelakuan suaminya terhadapku dan membiarkannya. Om Herman seketika bangun dan beranjak meninggalkan aku. Aku melihat mata cantik tanteku berubah sangat serem dan penuh kebencian memandangi suaminya dan aku juga tersinggung.

" Sabaar..ma..kita kan harusnya terima kasih karena kehadiran Ayu kita bisa mendapatkan anak." kata Om Herman merayu.

" Dengan merusak ponakanku ? Dia itu ponakan kita, bukan orang lain mas. Teganya kamu menodainya setiap hari. Kalau dia hamil gimana ?"

Deg! Jantungku serasa berhenti berdegub mendengar ucapan tanteku. Memang benar, jika aku hamil, apa yg bisa kulakukan ? Paling om Herman menyuruh aku menggugurkannya. Atau kalau dibiarkan dan aku hamil tanpa nikah? Betapa malu mamaku. Apakah aku ini sudah tidak bisa mencari laki2 selain om Herman ?

" Maaf ma aku khilaf.." kata om Herman terasa sangat memelas. Aku juga ikut merasakan betapa pedihnya hati Tante Soffy bila aku harus menanggung resiko ini.

" Khilaf sudah mas lakukan lebih 4 tahun sejak pertama kali mas bawa Ayu ke rumah kita."

" Lalu apa yg harus aku lakukan ? cerai ? Oke! Aku siap kok " kata om Herman tiba2.

" Baik ! Aku akan bawa Ayu jauh dari kamu. Aku tahu perusahaan kakekmu sedang goncang. Aku tidak mau anakku hancur bersama ponakanku karena kelakuanmu !!" kata Tante Soffy sambil membanting pintu hingga sangat menusuk perasaanku.

O M G. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang