02

75 6 0
                                    

Syakira berlari dengan kecepatan penuh menuju kelasnya. Ia mengintip dari bilik pintu untuk melihat kondisi kelasnya pagi ini, dan sialnya sudah ada gurunya yaitu pak Herman sedang menulis materi pelajaran di papan tulis.

Syakira membuka pintu dengan sangat pelan, ia hendak melangkahkan kakinya dengan sangat pelan berusaha agar tidak menimbukan suara yang dapat didengar pak Herman.

Grepppp...

"Duh siapa sih iseng banget" Ucap Syakira ketika merasa kerah bajunya ditarik oleh seseorang.

Syakira hanya terdiam cengo atas apa yang dilihatnya saat ini, ia tidak percaya sekaligus kaget dengan yang ada didepan matanya kini.

"Selamat pagi. " Ucap seseorang dari depan pintu dengan posisi menenteng kerah baju Syakira.

"Pagi. "

Ucap seluruh kelas dan tentunya pak Herman yang sedari tadi sibuk menulis materi Pelajaran.

"Astaga Syakira, kamu telat lagi? " Tanya pak Herman yang sudah dongkol dengan muridnya satu itu.

Syakira yang ditanya pun hanya menjawab dengan sebuah anggukan.

"Lepas ihhh" Ucapnya sembari berusaha meraih tangan yang sedari tadi menenteng kerah bajunya hingga membuat ia sedikit tercekik.

Seluruh kelas menjadi riuh karena kedatangan seorang laki laki yang berpenampilan rapi dengan setelan jasnya tentunya wajahnya pun tak kalah membuat sebagian murid murid menjadi histeris saking tampannya.

"Anak anak, mulai sekarang bapak tidak akan menjadi wali kelas kalian lagi, bapak akan pensiun, jadi bapak ini yang akan menggantikan saya sebagai wali kelas. " Ucap pak heru dengan tangan yang menunjuk laki laki yang sedari tadi menjadi pusat perhatian seisi kelas.

Sorak sorak, teriakan demi teriakan terdengar nyaring dari sebagian siswa yang didominasi oleh siswi perempuan.

"Gila ganss bangett. "

"Astagaaaaa mimpi apa semalem dapet wali kelas cogan. "

"Mulai hari ini gue bakal jadi siswi paling rajin. "

"Gak bakal bolos bolos lagi dah ini. "

"Bakal betah di kelas kalo gurunya seganteng ini. "

"Cowok cowok di kelas ini kayaknya bakal dianggurin keknya. "

"Bakal punya saingan orang ganteng nih. "

"Kenapa gak dari dulu aja sih wali kelasnya ganteng gini. "

Cuitan demi cuitan dari para siswa siswi menjadikan kelas mereka layaknya pasar.

"Silahkan perkenalkan diri pak. " Ucap pak Herman pada laki laki itu.

"Tolong diam, saya mau bicara. " Ucap lelaki itu dengan nada dinginnya yang sontak membuat seisi kelas terdiam.

"Saya Abimana Putra Addison, kalian bisa panggil saya Abi. "

"Gila hari ini gue udah bikin masalah sama wali kelas baru. " Ucap Syakira dengan tiba tiba yang masih dalam posisi berdiri disamping wali kelas barunya yaitu Abi.

"Pak, udah punya pacar belum? "

"Pak bagi WA dong. "

"Pak, mau jadi pacar saya? "

Pertanyaan pertanyaan yang random pun keluar dari mulut para siswi siswi penghuni kelas.

"Diam! " Ucap Abimana dengan suara dinginnya dan tatapan tajamnya.

"Kamu, duduk. " Ucap Abimana pada Syakira.

Abimana Putra Addison. Putra kedua dari keluarga Addison. Siapa yang tak kenal dengan nama Addison, yapsss keluarga Addison merupakan pemilik dari SMA S'Bangsa. Dan betapa bodohnya Syakira yang tak menyadari bahwa pria yang tadi pagi ia tumpangi dan ia recoki adalah putra pemilik SMA nya.

Materi pelajaran dimulai, kini kelas Syakira di ajar oleh guru baru yaitu Abimana, materi demi materi disampaikan dengan baik oleh Abi namun, sebagian siswi bukannya memperhatikan materi yang sedang di ajar malah lebih memperhatikan ketampanan Abimana.

Siapapun akan menganggap Abimana adalah ketampanan yang tidak dapat dijangkau, umurnya yang masih 21 tahunan memiliki kulit yang bersih, putih, hidung mancung mata yang tajam dengan warna hazel menghiasi bola matanya, akan membuat siapapun langsung jatuh cinta padanya.

"Jika saya sedang mengajar, saya tidak mau ada dari kalian tidak memperhatikan pelajaran saya. " Abimana menyadari bahwa sebagian muridnya tidak memperhatikan materi pelajarannya namun malah memperhatikan dirinya.

"Bapak ganteng sih. " Ucap salah seorang siswi yang duduk di deretan paling belakang, dan langsung dibalas dengan tatapan tajam dari Abimana yang otomatis membuat nyalinya menciut.

"Syakiraaa. "

"Syakiraaaaaa. "

Panggilan demi panggilan Abimana lontarkan untuk Syakira, namun Syakira hanya terus melanjutkan kegiatannya sendiri yaitu memandangi wajah tampan Abimana dengan senyum yang sedari tadi tidak pernah luntur dari wajah Syakira dengan posisi kedua tangan yang menopang dagunya.

"Syakiraa Andini. " Ucap Abimana yang sudah geram karena yang dipanggil tak kunjung meresponnya.

"Aaaa..biii..mana. " Sahut Syakira dengan tiba tiba.

Ucapan Syakira langsung ditertawakan oleh seluruh isi kelas, bisa bisanya namanya ia gabungkan dengan nama marga guru baru mereka yaitu Abimana.

"Syaaaa, lo kesambet apaan sii? " Tanya Nadia yang keheranan dengan tingkah sahabatnya satu itu.

"Apaan sih Nad, orang cuma liatin pak Abimana doang gue. " Ucap Syakira yang masih belum sadar ucapannya menjadi bahan tertawaan seluruh isi kelas.

"Syaa, sadar ih. " Nadia menggoyang goyangkan bahu Syakira untuk menyadarkan sahabatnya itu dari tingkah abstrak nya.

"Diammmm! " Dengan tegas serta suara bariton Abimana membuat seisi kelas terdiam termasuk Syakira yang baru saja sadar dengan tingkahnya.

"Syakira, keluar dari kelas saya! " Titah Abimana dengan dinginnya pada Syakira.

"Maaf Pak, jangan suruh saya keluar. Saya nanti gak bisa lihat bapak lagi. " Lirih Syakira tapi masih bisa di dengar baik oleh Abimana.

"Syakira Andini Danugrah, kamu keluar dari kelas ini sekarang. " Abimana yang sudah geram dengan tingkah abstrak dari Syakira sedikit menaikkan suaranya hingga membuat Syakira menunduk dengan raut wajah yang tampak sedih.

Syakira perlahan lahan melangkah keluar dari kelas dengan wajahnya yang masih tertunduk lesu.

"Syakiraa. " Panggil Abi dengan suara yang lebih halus.

Syakira yang merasa terpanggil pun segera membalikkan badannya menghadap Abi, tanpa ia sadari seulas senyum terbit di wajah Syakira. Suara Abimana yang memanggilnya dengan sedikit halus membuatnya merasa senang. Ada desiran aneh yang timbul dihati Syakira ketika ia mendengar suara Abimana yang melembut padanya.

"Pasti Abi mau nyuruh balik duduk. " Pikir Syakira

"Kamu sekarang..

Syakira menatap Abimana dengan tatapan mengaharap, senyum nya kian melebar dengan menampilkan deretan gigi putihnya.

"Kamu sekarang ke perpustakaan, rapihin buku buku yang ada disana! " Ucap Abimana dengan entengnya.

Senyum Syakira yang sedari tadi terpatri di wajahnya seketika langsung luntur mendengar perintah dari Abimana.

Mata Syakira memutar malas ketika melihat tumpukan tumpukan buku yang tak beraturan.

"Nih mulut harusnya gak ngomong yang nglantur, gara gara ni mulut gue harus beresin semua buku buku disini. " Syakira menepuk keras mulutnya sendiri yang suka berbicara asal.

"Harusnya gue liatin wajah Abi yang tampan tiada tara malah harus rapihin semua buku disini. " Syakira melangkahkan kakinya dengan kesal menuju tumpukan tumpukan buku itu.

Satu persatu buku buku itu Syakira tata dengan rapi tak lupa dengan gerutuan gerutuan yang mengiringi tatanan buku buku yang kini berjejer rapi.

ABIMANA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang