06

49 5 0
                                    

"Non Syakira...." Bi Darti bergegas menolong anak majikannya itu yang sudah tergeletak dilantai.

Bi Darti segera berlari memanggil pak Nanang alias satpam rumah Danugrah yang sedang berada di pos samping gerbang.

"Nang.." Teriak bi Darti dari depan pintu. Merasa namanya terpanggil membuat pak Nanang segera berlari menerobos hujan yang kian mereda menuju sumber suara.

"Ada apa bi?" Tanya pak Nanang dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Ituuu...non Syakira tolongin nang, kamu angkat non Syakira ke kamar." Jelas bi Darti dengan paniknya dan menunjuk kearah Syakira yang tergeletak pingsan dilantai.

Mereka berdua lantas segera menolong Syakira, pak Nanang segera membawa anak majikannya itu ke kamar besarnya.

"Haloo nyonya, itu ituu.."

"Ada apa bi?" Saut Rosalina

"Itu nyaa, non Syakira pingsan."

Tuttt....

Mendengar ucapan dari pembantunya dirumah yang mengatakan bahwa putri kesayangannya pingsan membuat Rosalina terkejut. Ia segera memberi perintah pada pak Umar untuk segera mengebut menuju rumahnya. Seharusnya ia bisa bersikap biasa saja ketika ia melihat atau mendengar bahwa Syakira pingsan karena ini bukan yang pertama kalinya atau kedua kalinya anaknya itu pingsan. Seorang ibu manapun akan khawatir dan cemas jika sesuatu terjadi pada anaknya. Mengingat kondisi putri semata wayangnya membuat Rosalina ketakutan.

Mobil hitam itu telah sampai di halaman rumah besar miliknya. Rosalina berlari menuju kamar putrinya itu, ia ingin segera melihat kondisi Syakira.

Cklekkk..

"Eh nyonya, non Syakira tadi sudah sadar sekarang lagi tidur." Terang bi Darti pada Rosalina didepan pintu kamar Syakira.

"Kenapa gak dibawa ke rumah sakit bi."

"Tadi waktu sadar non Syakira bilang buat jangan bawa dia ke rumah sakit."

"Yaudah bi Darti sekarang masakin bubur buat Syakira ya, Terima kasih sudah menjaga Syakira tadi bi."

"Iya nya, itu sudah kewajiban saya."

Rosalina melangkahkan kakinya itu masuk kedalam kamar putrinya, kamar yang didominasi warna putih biru itu selalu rapi. Dinding kamar yang terdapat banyak sekali foto foto Syakira dalam berbagai pose, foto keluarga foto dirinya bersama sahabat sahabatnya. Itulah yang selalu Rosalina lihat setiap memasuki kamar putrinya itu, tapi kini ia melihat sebingkai foto asing yang sebelumnya ia tidak pernah lihat yaitu foto lekaki tampan sedang berdiri dengan tangan yang menyilang tanpa melihat kamera, ia bisa tahu bahwa Syakira memotretnya secara diam diam.

Rosalina memandang nanar wajah pucat yang kini berbaring diranjang. Rambut panjangnya menutupi sebagian wajah cantiknya. Ia mengelus lembut kepala putrinya yang sedang tidur tanpa ia sadari air matanya lolos begitu saja. Setelah hari itu, dunia Rosalina berubah hampir setiap waktu ia dihantui rasa takut meskipun beberapa waktu yang lalu ia mendapat kabar baik tentang keadaan putrinya, setidaknya kabar baik itu membuat Rosalina bisa sedikit lega.

Sementara ditempat yang berbeda, cowok jangkung dengan setelan jas baru saja memarkirkan mobil hitamnya di halaman rumah besar bercat putih itu berjalan masuk melalui pintu utama.

Kelihatannya hanya ada adiknya beserta bundanya saja yang ada dirumah besar itu. Terbukti dengan terparkir rapinya mobil milik bundanya dan motor vespa milik adiknya.

Baru saja Abi hendak memanggil bundanya, bundanya sudah terlebih dahulu menyambut kedatangannya. Memang bunda Abi akan selalu tau kapan anak anaknya berada dirumah meskipun anak anaknya tidak menampakan dirinya atau mengeluarkan suaranya ia akan selalu tau mungkin itu yang dimaksud dengan naluri ibu.

"Kamu dari mana bi? Tumben jam segini baru pulang."

"Oh itu, abis nganterin orang gila bun." Sahutnya sambil menyeruput teh hangat yang sudah bundanya siapkan untuknya.

"Orang gilanya cantik apa enggak bi?"

"Apaan sih bun? Bunda masak apa?" Berusaha mengalihkan topik pembicaraan bundanya.

"Ngalihin topik lagi kamu, bunda masak makanan kesukaan kamu hari ini." Ujar bundanya yang masih berkutat dengan bahan bahan masakannya hari ini.

Siapa yang tidak tahu keluarga Addison, keluarga yang punya berbagai bisnis dimana mana, para pembantu disini sudah punya tugas dan tanggung jawab masing masing namun untuk masalah dapur Mila Addison tidak akan pernah membiarkan para pembantu menyentuhnya, bagi Mila kunci utama keharmonisan rumahnya adalah masakan yang ia olah sendiri setiap harinya. Dari pagi hingga malam Mila tidak akan pernah absen mengunjungi dapurnya. Ia bertanggung jawab penuh atas makanan yang akan dimakan oleh suaminya dan anak anaknya.

Malam ini Mila menyiapkan berbagai macam makanan dari udang yang menjadi menu favorit Abi, dan lauk seperti ayam, ikan disertai dengan sayur sayuran. Suaminya Danu Addison akan pulang tepat jam makan malam sedang kan adiknya Abi yaitu Rangga Addison sudah berada dirumah sejak siang tadi. Ada satu anggota lagi dari keluarga Addison yaitu Nicolas Addison namun mengingat tentang anak tertuanya membuat kepedihan tersendiri bagi Mila, lebih baik ia tidak mendengar apapun tentang anaknya tertuanya itu.

Meja makan keluarga Addison telah di penuhi suara dentingan alat makan, tak lupa sesekali papanya akan melontarkan beberapa pertanyaan kepada kedua anaknya itu atau bahkan  paling parah melemparkan candaan garing yang sama sekali tak dipahami istri dan kedua anaknya.

"Gimana bi?"

"Apanya pa?"

"Yang sedang kamu lakuin?"

"Oh, bentar lagi udah beres pa, tinggal nunggu waktu yang tepat aja."

Kedua orang dimeja makan itu hanya bingung sendiri dengan maksud obrolan antara ayah dan anak itu. Mereka tidak ingin ikut campur karena mereka tahu jika obrolan Danu dan Abi adalah obrolan yang serius. 

Ia kini berdiri di balkon kamarnya memandang kelangit yang sepertinya akan menurunkan airnya lagi.

"Ada apa dengan cewek itu?" Monolognya sendirian.

"Apaan sih gue, yang ada apa bukan cewek itu tapi gue. Gak gak gue gak boleh mikirin dia." Ia berusaha menepis segala pikiran pikiran yang muncul begitu saja tanpa perintah darinya.

Setelah makan malamnya Abi langsung masuk kamarnya dan berniat ingin segera tidur. Merebahkan dirinya dikasur dan memejamkan kedua matanya itulah yang kini Abi lakukan. Maksud diri ingin segera beristirahat dan tidur ia malah terbayang bayang wajah yang selama ini mengganggu nya.

Kini Syakira sedang disuapi mamahnya bubur hangat yang baru saja dibuat oleh bi Darti.

"Kita ke rumah sakit ya sya?" Tanya rosalina Rosalina yang hanya dibalas gelengan kepala oleh anak gadisnya itu.

"Tapi sya.."

"Kan Syakira udah baik baik aja, ini pun pasti Syakira cuma kecapean aja ma, nanti kalo misalnya sakit lagi Syakira ngomong deh sama mama papa."

"Yaudah kalo gitu mau kamu, sekarang kamu istirahat." Kemudian Rosalina melangkah keluar kamar setelah menyelimuti seluruh tubuh anaknya.

"Sya itu siapa?" Tanya Rosalina menunjuk sebuah foto di meja belajar Syakira.

"Mana? Oh itu calon mantu mamah hihi." Menyahuti pertanyaan mamahnya yang berada di ambang pintu.

"Ciee, yang udah gede." Goda Rosalina

"Mamah ih, Syakira mau tidur jangan di godain."

"Good night cantik." Setelah itu Rosalina benar benar pergi dari kamar anaknya.

Syakira memejamkan matanya, ia ingin mengistirahatkan badannya yang lelah. Angin malam menerobos kamar syakira membuatnya ingin menenggelamkan diri ke selimut tebalnya.

"Tuhan, kasih tahu Abi dong, kalau Syakira benar benar cinta sama Abi." Ucap Syakira dengan kedua tangan yang menyatu.

Baru saja Abi hendak memasuki alam mimpi, sebuah panggilan masuk di ponselnya.

"Halo, ada apa?"
"Sebentar lagi bi. Sebentar lagi tujuan kita bakal berhasil, kita tinggal butuh waktu yang tepat dan finally lo bisa kembali bi."

ABIMANA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang