05

51 5 0
                                    

"Denger denger, ketua Atlas sekolah disini, lo tau gak dia siapa?" Celetuk Airin pada kedua sahabatnya ketika mereka sedang makan di kantin.

Jika ditanya siapa yang tidak tahu anggota Atlas jawabannya semua anak SMA S'Bangsa pasti tahu akan siapa saja anggota Atlas. Jika hendak mencari anggota Atlas berada dimana, hal itu tidak lah sulit, tinggal menanyakannya ke sesama siswa ataupun guru, pasti mereka akan tahu. Jika tidak tahu tentang Atlas yang tidak lain adalah geng tersohor berisikan anak anak bandel dengan hobi menyusahkan para guru rasanya hidupnya terlalu monoton.

Dibalik kebadungan mereka, kadang kala anak Atlas menjadi anggota upacara dadakan, sebab guru pembimbing main asal tunjuk. Tinggi dengan rata rata 175 cm, badan berisi, wajah wajah tampan menjadikan mereka sasaran empuk untuk dijadikan anggota upacara dadakan, meskipun terkesan dipaksa anak anak Atlas tidak akan menolak karena bagi mereka itu adalah kesempatan menunjukkan ketampanan mereka alias tebar pesona pada setiap wanita. Tapi selain itu mereka juga kerap digunakan sebagai kacung sekolahan alias pembantu bersih bersih sekolah.

Sebagian ada yang mengeluarkan baju dari celana, menggulung lipatan lengan, untuk atribut seperti dasi,topi jangan pernah tanyakan karena disejarah mereka tidak ada yang namanya atribut sekolah menempel dibadan kecuali jika ditunjuk untuk menjadi petugas upacara dadakan barulah mereka terpaksa memakainya, melepas seluruh kancing baju dan membiarkan kaus dalam mereka terlihat itu sudah hal yang sangat wajar.

Wajah wajah tampan, hidung mancung, kulit yang rata rata putih kini telah menghiasi lapangan utama. Dihukum karena bermasalah ah ralat lebih tepatnya adu jotos dengan sekolah lain sudah hal yang umum bagi mereka. Jejeran PPT (Perkumpulan Pria Tampan) begitu seisi sekolah menyebutnya dihukum hormat bendera disiang hari yang terik.

Alfa, Nando, Aska adalah visual dari Atlas, salah bukan mereka tapi ketua Atlas lah yang benar benar menjadi visual di Atlas begitulah rumor yang beredar, tapi sayang hingga kini seluruh siswa di SMA S'Bangsa bahkan musuhpun tidak pernah tahu siapa ketua Atlas kecuali para anggota. Jika ditanya siapa ketua Atlas para anggota hanya akan menggelengkan kepalanya. Entah apa tujuannya hingga ketua Atlas tidak pernah menunjukkan siapa dirinya.

Syakira yang kala itu memperhatikan anggota Atlas dari lantai 2 menangkap sosok yang ia sukai sedang menatap anggota Atlas yang dihukum. Ia sangat menyukai mata Abi yang menatap tajam ke siapapun entah mengapa matanya menjadi obsesi baginya. Ia tersenyum ketika melihat Abi sekilas meliriknya, mungkin hanya sepersekian detik namun itu sudah menjadi kebahagiaan untuk Syakira.

Hukuman atas anggota Atlas telas usai dan semuanya diperingatkan kembali oleh guru pembimbing untuk tidak melakukan aksi adu jotos lagi. Bersamaan dengan itu Syakira melihat Abi melangkah pergi dari lapangan utama.

Syakira berlari menuruni tangga menuju lapangan utama dengan niat ingin menemui kekasihnya, lebih tepatnya calon kekasihnya. Ketika berada di akhir anak tangga, entah ini nasib baik atau buruk bagi syakira, badannya menabrak seseorang hingga ia hampir saja mencium lantai . Sejenak ia bersyukur tidak banyak orang yang melihatnya, jadi ia bisa bernafas lega dan jauh dari kata malu.

Syakira meringis kesakitan terutama saat badan seseorang yang lebih besar darinya menabrak tubuh mungilnya. Ia mendongak, melihat pelaku yang menabraknya, matanya menangkap sosok yang ingin ia tuju yaitu Abi. Cowok jangkung itu terdiam melihat Syakira yang masih tersungkur dilantai tanpa mengeluarkan reaksi apapun.

"Bangun." Dengan suara datarnya cowok itu mengulurkan tangannya membantu Syakira.

Untuk pertama kalinya Syakira tangan Syakira digenggam oleh tangan kekar Abi, bayangkan betapa senangnya sekarang Syakira. Mungkin jika tidak ada Abi didepannya Syakira akan melompat lompat kesenangan.

"Ooomaygatt.. Syakira lo gapapa kan?" Suara cempreng Nadia merusak sudah suasana antara dirinya dan Abi.

Syakira melempar tatapan tajam kearah Nadia dan sedikit memberi kode agar Nadia segera pergi, namun sayang yang diberi kode tidak peka sama sekali. Setelah membantu Syakira berdiri Abi bergegas pergi tanpa sepatah katapun.

"Tuhkan Abi jadi pergi, lo sih ganggu aja nad." Syakira mendengus seraya memandang kesal pada Nadia.

"Ya lo kenapa gak kodein."

"Halahh gue kode seribu kalipun kalo sama lo gak bakalan otak lo paham nad."

"Maaf ya Syakira cantik, habisnya gue liat lo nyusruk ke lantai jadi ya gue khawatir sama lo."

"L-lo liat gue nyusruk?" Tanya Syakira yang hanya dibalas anggukan oleh Nadia.

"Ohh, jangan ember sama temen temen nanti gue di ceng cengin."

"Yah padahal sampai kelas gue mau ceritain ke anak anak." Ujar Nadia dengan bibir yang bisa dikuncir.

"Nadiaaaa, awas ya lo." Teriak Syakira yang mengejar Nadia yang sudah berlari meninggalkan dirinya.

Hari menjelang sore, dan sialnya hujan turun tanpa aba aba apesnya lagi pak Umar sopir pribadi Syakira tidak bisa menjemputnya karena harus mengantarkan mamanya pergi.

Meneduhkan diri di halte depan sekolah mungkin pilihan yang tepat bagi Syakira mengingat hujan yang deras dan sejak tadi mencari taksi namun tidak ada satupun taksi yang lewat.

Sebuah mobil hitam tiba tiba berhenti didepan halte. Syakira mengenali betul siapa tuan dari mobil ini, dan benar saja ketika kaca mobil dibuka terlihat jelas wajah pria yang ia sukai sedang menatap lurus kedepan tanpa melirik sedikitpun padanya.

"Masuk." Titah Abi dengan nada khasnya. Suara berat, dingin tapi candu bagi Syakira.

Tanpa babibu lagi Syakira langsung masuk mobil Abi, itung itung kesempatan bagi Syakira untuk semakin dekat dengan Abi.

"Emang gue sopir lo? Duduk depan!"

Syakira memang duduk dikursi belakang karena ia beranggapan Abi tidak akan mau duduk berdampingan dengannya. Apa yang dipikirkan Syakira nyatanya salah, Abi justru menyuruhnya duduk di depan dengan alasan dirinya bukan sopir syakira.

Senyum Syakira tidak pudar sedikitpun dari wajahnya, kini ia duduk disamping seorang Abimana. Jantungnya seakan mau lepas saat ini, sebelumnya ia tidak pernah membayangkan akan diantar oleh Abi.

Sepanjang perjalanan bersama cowok disampingnya ini, suara Syakira lah yang paling mendominasi memecah kesenyapan yang ada. Abi hanya akan diam atau berdeham saja ketika ditanya oleh Syakira, Abi memilih menjadi pendengar celotehan Syakira.

"Bi, besok gue baa..
"Nggak." Jawab Abi dengan singkatnya. Kalimat Syakira yang masih menggantung langsung di sambar oleh Abi, cowok itu tahu kemana arah ucapan Syakira.

Syakira tahu jika dirinya sedikit melunjak untuk minta pulang bareng Abi lagi tapi apa salahnya ia berusaha walau tertolak secara mentah mentah.

Tidak terasa mereka telah sampai di depan pagar tinggi berwarna hitam dihiasi corak emas yang melingkupi rumah mewah disana. Inginnya Syakira berlama lama bersama Abi, tetapi tiba tiba Syakira merasakan perutnya sakit luar biasa yang membuat dirinya harus bergerak cepat masuk kedalam rumah.

"Makasih Abi. Hati hati ya, kalau bisa tiap hari kita bisa pulang bareng lagi. Dahh.." Syakira memberikan senyum terbaiknya tapi disatu sisi ia menahan perutnya yang sakit.

Abi hendak bertanya pada gadis itu ketika melihatnya tampak kesakitan sambil memegangi perutnya, namun gadis itu sudah berlari meninggalkan Abi.

"Ma, paaa.. Perut Syakira sakit." Syakira berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke lantai. Ia berjalan meneriaki mama papa nya sambil meremas remas perutnya.

"Non Syakiraaa..."

ABIMANA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang