Arexsa | Eight [ 15+ ]

625 47 58
                                    

⚠️⚠️⚠️


15+

°
°
°

Tuhan, memang semua salahku. Aku lelah, semoga ini yang terbaik untukku.

~ Stevie Kenaya Putri ~


•••

Tubuh Gerry mendadak lemas seketika. Syok? Tentu. Ucapan Stevie membuat jantung Gerry berdentum cepat.

"SIAPA YANG BERANI NGELAKUIN HAL INI KE LO!?" Tanyanya yang masih tak percaya, emosi pria itu tak terkendali sekarang.

Stevie hanya terdiam lalu ia terisak, merasa takut dan cemas secara bersamaan. Semua ini salahnya, meluapkan rasa stresnya dengan mengunjungi sebuah club malam.

Ia stres karna orang tuanya selalu menyuruhnya untuk menjadi seorang dokter, namun ia ingin menjadi seorang model. Itu membuat ia sangat tertekan karna ia juga bukan siswa yang pintar disekolahnya.

Ia sangat lelah harus less setelah pulang sekolah dan terus belajar, belajar, dan belajar sampai kadang gadis itu harus mimisan setiap malam.

Setelah pertengkaran itu Stevie memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah. Ia menelfon Algara namun ponselnya tak aktif, begitupun dengan Gerry yang hanya berdering.

Gadis yang sudah sangat stres itupun pergi ke club malam atas saran Jenny temannya. Walaupun saat itu umurnya masih enam belas tahun, club itu sangat welcome kepadanya.

Stevie segera berjalan memasuki club tersebut, ia meneguk slavinanya ketika melihat suasana club yang baru ia rasakan untuk pertama kali.

"Apa gua balik aja?" Batin gadis itu sedikit takut.

"Hai!" Panggil seorang lelaki mendekatinya.

Pria itu kurang lebih berusia dua puluh tahunan. Ia mengajak Stevie yang ragu itu lebih dalam memasuki club tersebut. Pria itu mengajaknya duduk dan memberikan segelas minuman. Hingga akhirnya semua berlalu begitu saja.

Stevie hanya terus menangis dan menangis, mengingat kejadian yang tak ingin ia ingat. Bingung harus bagaimana ia menjalani kehidupannya jika bayi itu sudah lahir dan orang tuanya sangat kecewa padanya si anak tunggal yang tentu sangat diandalkan.

Gadis itu memaki-maki dirinya, mengrutuki dirinya yang sudah sangat ceroboh.

"Gue goblok! Gue harus gimana? hiks, hiks,"  Ucap gadis itu sembari menjambak-jambak   rambutnya.

"Stev gua minta maaf," lirih Gerry, ia semakin merasa bersalah setelah gadis itu bercerita segalanya.

Stevie menggeleng cepat, "Ini salah gua, seharusnya gua tetep nurut sama orang tua gua dan nggak seharusnya gua egois. Gue nyesel Ger, Aaargh!!!" Teriak gadis itu semakin menyesal.

Cowok itu menghela nafas pasrah, memeluk lebih erat gadis itu, "Percuma Lo nyesel sekarang, semua udah terjadi Stev."

"Gua nggak mau bayi ini, Ger!  Hiks," Ucap Stevie sesegukan.

"Stev Lo jangan gila! Gua yang bakal tanggung jawab!"  Ucap Gerry yang marah namun terdapat ketulusan disana.

Stevie menatap pria itu tak percaya. Manik matanya tak bisa berbohong, Gerry sangat tulus.

"Lo masih enam belas tahun Ger! Lo masih punya cita-cita!" Ucap Stevie yang tak ingin membawa masalah untuk Gerry.

"Terus Lo mau gimana goblok! Lo nggak bisa gugurin anak itu! Bayi itu nggak salah!" Tegas Gerry penuh penekanan.

Stevie terdiam mencerna kata demi kata yang diucapkan Gerry, "Anter Gua pulang Ger," Pinta gadis itu yang tak mau melanjutkan debatnya.

Gerry memberinya sebotol air putih dan Stevie pun meminumnya. Pria itu menghela nafas kasar, "Janji ke gua lo nggak bakal gugurin anak itu."

Gadis itupun mengangguk.

* * *

" Ger, kok dua hari ini gua nggak liat Si Stevie ya?"  Tanya Algara sambil menyuapkan siomay kemulutnya. Pasalnya, memang dua hari ini ia belum menemuinya, bahkan chatnya pun tak terbalas oleh gadis itu.

"Gua nggak tau Al."

Algara merasa ada yang tidak beres, tak biasanya Stevie si gadis cerewet itu tak memberi kabar. Apalagi Gerry yang mendadak menjadi cowok yang pendiam.

Tet ... Tet ... Tet ...

Bel masuk pun berbunyi seluruh siswa memasuki kelasnya masing-masing. Bu Yani selaku wali kelas 10 MIPA 4 memasuki kelas dengan wajah yang tampak dipenuhi kesedihan. Bahkan matanya terlihat sangat jelas habis menangis.

Seluruh murid terlihat bingung. Pasalnya saat ini bukan jam pelajaran guru itu.

Bu Yani menghela nafas, "Anak-anak, kabar duka baru Ibu terima ..." Ucap guru tersebut. Sontak seluruh siswa kaget dibuatnya. "Teman kalian Stevie Kenaya Putri telah meninggal dunia tadi pagi pukul 9.15 di rumah sakit," Guru itu tak kuasa menahan air matanya sekarang.

Deg!

Semua nampak tak percaya, apalagi dengan Algara yang tetap diam dengan tatapan kosong. Ia tak bisa berkata-kata lagi, kakinya mendadak mati rasa.

Hati Gerry hancur, ia menangis terisak keluar kelas.

Begitupun kelas saat ini, seluruh tangisan mengiringi kepergian gadis itu. Stevie meninggal karna overdosis sebuah obat penggugur kandungan, namun keluarga berusaha menutupi kasus tersebut agar tak menjadi aib serta berharap Stevie juga bisa tenang di alam barunya.

Flashback Off

To be continued....

Rest in Peace Stevie Kenaya Putri 🥀

Rest in Peace Stevie Kenaya Putri 🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Good bye Stevie🥺🥀

Terima kasih atas satu bab yang menyedihkan😭

So sad:(

Jangan lupa buat next chapter ya! Akan author usahakan update rutin.

Salam Cinta, Author.

AREXSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang