Arexsa | Nine

461 32 34
                                    

Sider????? Bisulan

Happy Reading!!!

•••

Gerry mendekat, menarik kerah baju Algara yang masih duduk tersungkur itu. Algara hanya menatap tajam Gerry dengan mata yang berapi-api, tanpa berniat membalas.

"See, Lo bahkan berani nonjok Gua," Pekik Algara dengan sebelah senyum yang terangkat.

Gerry melepas kerah Algara kasar lalu cepat-cepat ia berdiri. Menatap manik Algara penuh amarah.

"STOP!" Suara itu didengar seluruh murid yang berkumpul, tidak terkecuali dengan Algara dan Gerry.

Gadis itu sekarang sudah berdiri ditengah keduanya yang kini tengah bertatapan tajam.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Algara sambil mengangkat kedua alisnya.

"Please kalian harus berhenti!" Lerai Rezi mencoba memperbaiki suasana.

Tanpa sepatah katapun Gerry berjalan pergi, menepis siapapun yang menghalangi jalannya.

Rezi hanya berdiri menatap kepergian Gerry yang kian menjauh.

"Al, please jangan ganggu Gerry lagi," Ucap gadis itu sebelum berlari mengejar Gerry.

Algara diam melihat gadis itu berlari, ia hanya ingin mencari kebenaran dibalik kematian Stevie, ia yakin Gerry tau itu semua dan mencoba tutup mulut dengan menjauhinya.

***

"Gerry, Tunggu!" Panggil Rezi mencoba agar cowok itu mau berhenti.

Gerry yang merasa moodnya sedang tak baik hanya acuh. Berjalan lebih cepat agar ia bisa mengejar Arexsa.

Rezi menambah cepat langkahnya, melihat Gerry yang mulai dekat dengannya. Tiba-tiba tubuh Rezi tak seimbang, ia baru saja tersandung tali sepatu yang terlepas.

Gadis itu berteriak sambil menutup mata pasrah. Membiarkan tubuhnya menghempas begitu saja ke tanah.

"Buka mata Lo."

Rezi mengerjapkan mata cepat, ia selamat. Tangan Gerry berhasil menopang tubuh gadis itu.

"Lo mau gini terus?" Tanya Gerry pada posisi yang masih sama.

Rezi cepat-cepat menjauhkan tubuhnya. "Makasih," ucapnya setelah melihat tatapan Gerry yang begitu lekat.

Pria itu menghela nafas berat, "Gua nggak tau kenapa ini bisa terjadi," ucap Gerry merasa bersalah. Raut wajah yang tadinya penuh amarah sekarang mendingin disana.

Rezi mencoba mengerti, mendekat dan langsung mendekap tubuh pria didepannya ini.

"Gua rasa Lo perlu ini sekarang," Ucap gadis itu menenangkan.

Gerry pasrah, mencoba mengerti maksud Rezi disini. Tangan pria itu ingin membalas namun ia belum siap untuk itu.

Rezi tersenyum menyadarinya, "it's okay Ger, Gua bakalan selalu ada buat Lo."

***

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Seseorang sudah berada di depan rumah Gerry sekarang. Sarah yang sedang mencuci piring pun bergegas keluar.

"Iya sebentar!" Ucap Wanita itu sedikit berteriak.

Ia membuka pintu, tubuhnya dibuat kaget atas kedatangan Wilson dengan dua bodyguard berjas hitam dibelakangnya.

"Hai Sarah!" Sapa Pria itu sambil tersenyum.

Sarah membalas senyum itu kikuk, "Hai kak, Tumben main kesini?"

"Oh kamu belum tau? Dimana Gerry?" Tanya Wilson sambil menatap seluruh sudut rumah.

"Gerry masih sekolah, ayo kak masuk dulu," Tawar Sarah. Wanita itu mengerti sekarang, ternyata Anaknya sendiri yang sudah memberi tahu Wilson. Arexsa pasti sangat panik sekarang.

Sarah yang khawatir pun langsung menelfon Gerry.

"Hallo mah?"

"Om Wilson kesini Ger?"

"Gerry kesana sekarang!"

Sarah melihat Wilson, wanita itu sedikit menjauh keluar.

"Jangan Ger, kamu cari Arexsa biar mamah yang urus Wilson disini."

Ucap Sarah berbisik.

"Ada apa sih mah sebenernya?"

"Nanti mama kasih tau semuanya, kamu cari dulu Arexsa."

"Okay."

Sarah menutup telfonnya. Lalu menghampiri Wilson diruang tamu, "Aduh kak, Gerrynya masih ada latihan Basket." Ucap Sarah berbohong.

Wilson mengangguk, lalu ia segera beranjak. Membuka kacamata hitamnya sangar.

"Saya sebenarnya sedang mencari Arexsa disini,"

Deg!

"A-Arexsa?" Jawab gugup Sarah. Wanita itu terus berfikir. "Memangnya anak itu kemana?" Lanjutnya.

Wilson menyipitkan matanya, ia tersenyum menatap kegugupan diwajah Sarah.

"Cepat kalian cari dirumah ini!" Pinta Wilson tanpa basa-basi.

Mata Sarah membelalak sempurna, kornea matanya membesar. Melihat Bodyguard Wilson mulai mencari-cari. Tubuhnya keringat dingin, walaupun tadi ia sudah membereskan semua barang gadis itu, tapi ia takut jika tak menyembunyikan dengan benar.

"Jadi kakak memang berisikeras Arexsa ada disini?" Umpar Sarah mencoba membuat Wilson untuk menghentikan aksinya.

"Ya, karna Gerry yang sudah memberi tahu Saya!" Jawab Pria itu. Wilson mendekat, "Saya akan berikan apapun yang kamu mau Sarah, asal kamu beri tahu keberadaan Arexsa." Ucapnya berbisik didekat telinga Wanita itu.

Sarah meneguk salivanya, "Jika ada barang Arexsa disini, silahkan tunggu sampai kakak mau, tapi kalau kalian tidak menemukan apapun tentang Arexsa! Tolong segera pergi dari rumah ini." Jelas Sarah penuh keyakinan.

Wilson mengangguk, lalu kembali duduk. Menyilangkan kakinya sambil bersantai.

"I need a glass of water, Sarah!"

Sarah mengangguk dan langsung menuju dapur membuatkan segelas jus jeruk.

***

Gerry beberapa kali menelfon no Arexsa tapi nihil, ponselnya mati sekarang. Cowok itu mengacak-acak rambutnya frustasi.

Sembari menyetir pandangan Gerry terus menatap kanan kirinya, memungkinkan agar ia segera menemukan gadis itu.

Setelah beberapa menit memutari pusat kota, mobil Gerry terparkir sempurna didepan sebuah cafe. Wajah lesunya beralih setelah melihat gadis yang ia cari berada disana.

Tapi, mengapa ada Algara disana?


To be continued...

AREXSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang