Arexsa | Seven

535 68 62
                                    

Mata Arexsa membelalak setelah membaca pesan itu, Ia sangat takut kalau papanya datang menemuinya.


Lisa

Sa, Bokap Lo tau
Kalo Lo di Yogjakarta.

Kok bisa?

Gua juga nggak tau,
Tiba-tiba Bokap Lo bilang
Mau jemput Lo kesana.

What?! 

Lo harus sembunyi Sa,
Hati-hati.

_______________________

Arexsa mematikan ponselnya, ternyata benar dugaannya. Gadis ini sangat enggan bertemu dengan Wilson, Ia tak mau rencana yang dibangun olehnya sia-sia. Ia tau Wilson hanya ingin mempergunakannya untuk kepentingan dirinya sendiri.

'Who?'  Batin Arexsa bertanya-tanya siapa yang memberikan informasi kepada Papanya.

Gadis itu langsung menelpon Sarah, memberi tau agar tidak memberi tahu Wilson soal keberadaannya.

***

Waktu pulang sekolah pun tiba, Arexsa yang terburu-buru itu langsung keluar dari kelasnya. Dengan langkah cepat gadis itu segera menuju gerbang depan sebelum Wilson menemukannya disini. Ia sudah memesan ojol disana.

"Sa, kenapa buru-buru?" Tanya Gerry yang sedari tadi mengikutinya karna heran. Ia tampak bingung dengan kelakuan  Gadis ini.

Arexsa tak menggubris pertanyaan Gerry, karna yang ada dipikirannya hanyalah kabur, kabur, dan kabur.

"Sa!" Gerry berhasil menarik tangan Arexsa, yang membuat gadis itu harus menghentikan langkahnya. "Ada apa?" Lanjutnya.

Padahal Gerry adalah type pria yang cuek pada urusan orang lain, namun entah mengapa Ia khawatir dengan gadis batu ini?

"Gua buru-buru banget, please," Ucap Arexsa sembari melepaskan genggaman Gerry. Ia harus cepat-cepat menghilangkan jejak sebelum Wilson menemukannya.

"Tadi Bokap Lo nelfon gua, katanya Lo ada masalah sama Bokap dan mutusin buat kabur? Itu bener?" Ucap Gerry disela kegelisahan gadis itu.

Seketika langkah Arexsa terhenti disana, "Jadi Lo?!" Sahut gadis itu sinis. Ia sangat kacau sekarang, rencananya berada disini sudah terbongkar.

"What?"  Tanya Gerry tak mengerti maksud Arexsa.

Gadis itu menatap kecewa pada Gerry, pikirannya kacau sehingga Gerry yang tak mengerti apa-apa pun harus menanggung salah untuknya. Arexsa berlari menuju ojol dan langsung melaju.

Disisi lain Gerry yang mencoba mengejar, harus terhenti ketika tiba-tiba badan kekar milik pria ini menghalangi langkahnya.

"Ngapain Lo! Minggir!" Pinta Gerry sedikit emosi.

Ketika Gerry ingin melangkah lebih, tangan Algara sudah mencengkram bahu musuhnya itu.

"Biarin, " Ucap Algara sembari mengelus bahu Gerry.

"Maksud Lo apa?!" Gerry yang sudah tak tahan pun mendorong Algara. Pria itu tersungkur ke tanah.

Algara tersenyum sungging, "Lo udah lupain Stevie?" Pria itu enggan berdiri dan menatap Gerry lekat.

"Brengsek!"  Umpatnya pada Algara, pria itu hanya tersenyum licik menanggapi. "Nggak usah bawa-bawa Stevie lagi!"  Lanjutnya dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Kenapa?"  Pancing Algara.

Bughh...

Satu pukulan berhasil menyentuh pipi kiri Algara. Algara yang tau darah yang mengalir di hidungnya pun mengusapnya.

Para Siswi mulai mengerubungi mereka, melihat peristiwa yang sama setahun silam. Dimana keduanya saling bertarung karna sahabatnya Stevie yang harus meninggal karena rumornya adalah kelalaian yang dibuat Gerry.

Flashback On

Algara, Gerry, dan Stevie, mereka adalah tiga bersahabat sejak SD. Hingga SMA pun  mereka selalu bersama-sama. Stevie adalah wanita yang beruntung memiliki Algara dan Gerry karna dua pria itu selalu menjaganya dengan baik.

Suatu ketika, pada libur akhir tahun Gerry mengajak Stevie menonton bioskop, hanya mereka berdua, tandai!

"Lo nggak ngajak Algara?"  Tanya Stevie yang baru sadar hanya ada mereka berdua dimobil ini.

"Emm, Algara lagi nggak enak badan Stev," Gerry berbohong, ia memang tak ada niat mengajak Algara karna kali ini ia benar-benar ingin berdua saja dengan Stevie. Ya, seperti yang kalian pikirkan. Gerry menyukai Stevie lebih dari sahabat.

"Hah? Algara sakit apa Ger? Ayok kita kerumahnya aja,"  Stevie merasa khawatir, akan tetapi kekhawatiran Stevie lah yang menjadi hal paling dibenci oleh Gerry.

Stevie segera menelepon Algara, Gerry hanya menghela nafas panjang pasrah. Kebohongannya akan segera terungkap.

"Hallo Al, Lo sakit?"

"...”

"Lo beneran gpp?"

"..."

"Oh oke Al, bye"

Gadis itu menutup telfonnya, raut wajah yang semula panik berubah setelah menatap Gerry. Ia tak menyangka sahabatnya ini membohonginya.

"Lo bohong?" Tanya Stevie.

"Stev, G Gua-"

"Kenapa!"

"Gua suka sama Lo!" Ucap Gerry meninggi.

Stevie syok dan langsung menutup mulutnya. "Nggak Boleh Ger," larang Stevie.

"Why?"  Gerry meminta kepastian.

"Gua bener-bener minta maaf, G Gua-"

"Lo suka kan sama Algara? Iya?" potong Gerry yang sudah sangat muak. "Cih, Dipikiran Lo cuma ada Algara! Algara! Algara! Gua muak Lo ngomong nama itu!"

"Ger..." Ucap lirih Stevie. Gadis itu tak menyangka bahwa Gerry sebegitu bencinya pada Algara karena dirinya.

Gerry hanya diam, ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Ger, Gua hamil."

To be continued...

What?! Hamil?

Terima kasih kepada readers tercinta yang setia nungguin cerita ini up! Luv <3

JANGAN LUPA VOTE COMMENT YA,
Biar author tambah semangat nulisnya <3

Salam cinta, Author.

AREXSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang