Arexsa | Six

770 77 45
                                    

Algara tak menggubris omongan gadis didepannya ini. Ia langsung mengajak Arexsa untuk pergi ke UKS, gadis itu menolak.


"Katanya gue suruh tanggung jawab?" umpar Algara.

"Ga usah, udah ga sakit," tolak Arexsa sambil melepas pergelangan tangannya yang masih digenggam.

Algara pun kembali memijat pergelangan tadi hingga Arexsa merasakan nyeri dan wajahnya tampak menahan sakit.

"Ga sakit apa? Ikut gue!" suruh Algara.

"Budeg lo? Gue udah bilang nggak usah!" tampik gadis itu kembali duduk.

"Keras kepala banget sih, tadi suruh tanggung jawab, gilak lo!" Tampik Algara tak kalah.

"Ngapain lo!" tiba-tiba Gerry datang dan langsung mendorong Algara.

Algara tersungkur dan menampilkan sudut bibirnya yang terangkat, lalu ia berdiri dan membersihkan celananya.

"Pacar lo! Tangannya luka, suruh gue tanggung jawab tapi di nolak!" papar Algara.

Gerry pun berbalik menatap Arexsa, tepatnya pada pergelangan tangan yang terlihat merah.

"Kenapa tangan lo?" tanya Gerry yang sedikit marah.

"Bukan urusan lo!"

Gerry kembali menatap Algara yang berjalan keluar kelas. Kelas ramai menapakan dua orang cowok populer yang dikenal tak akrab bercekcok karna seorang gadis baru.

Gerry meletakan teh kotak dimeja gadis itu dan berjalan keluar tanpa sepatah kata. Semua mata menatap Gerry berlalu dan beralih menatap Arexsa disana.

Gadis itu tengah mrnyeruput teh kotak tadi dengan santai. Matanya yang tajam menatap sosok-sosok yang menatapnya sinis, ditatapnya Arexsa lebih tajam disana.

Langsung saja, gadis itu menjadi buah bibir, dimana-mana sedang membicarakannya.

"Gilak lo Sa!" Seorang gadis tiba-tiba datang dan langsung duduk.

Arexsa mengerutkan dahinya, bingung. Siapa dia? Pikir gadis itu.

"Gue Loren," Ajak Loren berkenalan, ia mengulurkan tangannya.

"Arexsa," tanpa membalas uluran tangan Loren, Arexsa bermain ponselnya.

Loren pun mengerti, Arexsa memang gadis aneh, pantas saja tak ada yang mau berteman dengannya. Pikir gadis keturunan Cina itu.

"M-maap ya, gue tadi nyeplos lo gilak," tutur Loren meminta maaf.

Arexsa hanya terus sibuk memainkan ponselnya dan mengabaikan Loren.

"emm, gue boleh duduk?" tanya Loren yang mencoba berteman dengan Arexsa. Gadis itu hanya mengangguk meniyakan tanpa mengalihkan pandangannya pada ponsel miliknya.

"Lo ada hubungan apa sama Gerry?" tanya Loren. Pertanyaan inilah yang terus berputar diotaknya. Pasalnya Gerry adalah type cowok yang cuek dan nggak mudah bergaul.

"Ga ada," jawab singkat Arexsa, "Gue sama Gerry tuh saudaraan."

Loren mengangguk paham.

"Lo lagi main apa sih? Kok kelihatan seru gitu," Pertanyaan Loren membuat Arexsa heran, padahal jelas-jelas gadis itu sedang ngescrool instagram. Masa gadis disampinya ini tak tau tentang aplikasi sejuta umat ini?

"Lo bener-bener gatau atau cuma basa-basi?" Tanya balik Arexsa. Loren langsung mengambil ponselnya dan menampilkan beberapa aplikasi yang berada didalamnya. Benar saja Loren tak mempunyai instagram.

"Lo cuma punya WhatsApp?" tanya Arexsa yang diangguki cepat oleh Loren.

Arexsa mencoba tak bertanya lagi, ia pun mematikan ponselnya dan beralih mengambil novel yang berada didalam tasnya.

"Wuthering Heights?" ucap Loren ketika Arexsa baru saja meletakan novelnya dimeja.

Arexsa menatap Loren dan membenarkan pertanyaan itu.

"Gue udah baca tuh novel, bagus banget!" ungkap Loren exited.

"Gue mau baca buku dan nggak mau diganggu." papar Arexsa.

"Oh, oke." Loren pun beranjak pergi meninggalkan Arexsa.

Tring...

Terdapat notif chat masuk diponsel Arexsa, ia pun membukanya.

"Dari Lisa?"

Lisa

Sa, Bokap lo udh tau
Kalo lo diyogjakarta.

To be continued...

Nah lo, ketahuan!

TERIMAKASIH SEMUA ATAS SERIBU READERS😭 SEMOGA KEDEPANNYA MAKIN NINGKAT NIH PEMBACA😭 MAAF AUTHOR JARANG UP🙏 POKOKNYA SAYANG BANYAK-BANYAK😩❤️

Jangan lupa vote dan COMMENT OKE!!!

Salam Cinta, Author.

AREXSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang