*Btw guys... absen dulu dong, kalian dari kota mana aja? Banyak yang dari Jawa Timur juga kah?
Happy weekend, happy reading n thankyou ❤
□■□
"Arek'e calon CEO dari Huang Groub, Ce. Nama Indonya Tristan. Arek'e ganteng lho, Ce. Keturunan Cina. Koen ojok lali pakek dress seng mami belikno kemarin, ojok malu-maluin papimu maneh." (Anaknya calon CEO dari Huang Groub, Ce. Nama Indonya Tristan. Anaknya ganteng lho, Ce. Keturunan Cina. Kamu jangan kupa pakai dresa yang mami belikan kemarin, jangan malu-maluin papimu lagi.)
Dyandra meng-loudspeaker ponselnya, sedangkan tangannya sibuk membelai dan mengelus bulu-bulu Mogmool di pangkuannya. Anjing itu baru saja sembuh total dari sakitnya, sekarang sudah bisa bermanja-manja lagi kepada Dyandra.
"Ce?!"
"Iyaaa mih!"
"Yawes, koen ojok lali dandan cek ayu, nyalon-nyalon sana. Tristan bilang kalian makan malam nek restoran kota, Dy. Tempat favorit'e arek-arek kencan, enak gawe kalian nek mau ngobrol, cek kalian makin deket." (Yaudah, kamu jangan lupa dandan biar cantik, nyalon-nyalon sana. Tristan bilang kalian makan malam di restoran kota, Dy. Tempat favoritnya anak-anak kencan. Enak buat kalian kalau mau ngobrol, biar kalian makin deket.)
Hening.
"Ce, kupingmu iku dengerin mami ta nggak seh?" (Ce, telingamu itu dengerin mami ala nggak sih?)
"Iya mih, Dyandra masih dengerin dongeng mami."
Irene berdecak kesal di seberang telepon. "Eleng yo, Ce! Gak usah golek molo koen iku, Tristan iku orang penting, bukan pria sembarangan. Ojok lupa juga akeh-akeh senyum, seng anggun, seng ramah juga, cek kayak putri solo gitu lho, Ce!" (Inget ya, Ce! Nggak usah cari perkara kamu itu, Tristan itu orang penting, bukan pria sembarangan. Jangan lupa juga banyak-banyak senyum, yanh anggun, yang ramah juga, biar kayak putri Solo gitu lho, Ce!)
"Jadi Dyandra ini putri mami Irene apa putri Solo?"
"Koen iku nek tak kandani kok mesti ngeyel ae seh, Ce!" (Kamu itu kalau di kasih tahu kok mesti ngeyel sih, ce!)
Dyandra mulai memutar matanya malas karena mendengar omelan dari maminya. "Gimana-gimana mih? Hallo... suara mami kok kecil seh? Hallo...?"
"Dy.... Hallo???"
"Psssttttt... psssssstttt... ppppsssttt....wussszzz... hallo mih? Pzzzzzttttt.... Dyandra nggak denger nih mih...zzzttttzzz." ujar Dyandra sambil menjauhkan ponselnya dari mulutnya agar suaranya terlihat terputus-putus.
'Tut!' Dan akhirnya Dyandra menekam tombol merah yang bertanda mengakhiri sebuah panggilan dengan sepihak tanpa rasa bersalah.
"Mogmool, nenek kamu itu emang cerewet sekali ya." Dyandra berbicara dengan anjingnya yang tengah menjilati pipi Dyandra.
□■□■□
Restoran kota yang di maksud mami Irene adalah Restoran Western yang tempatnya di pusat kota. Namanya Viva Polo, tempatnya memang lebih ke cozy dan romantis, Viva Polo nuansanya sangat elegan dan memang benar saja, banyak pasangan yang tengah makan malam di restoran ini.
Dyandra memang sengaja datang terlambat hampir setengah jam demi membuat teman kencannya yang bernama Tristan itu kesal. Syukur-syukur jika Tristan malah meninggalkannya pulang, karena tidak tahan menunggu kedatangan Dyandra.
Sialnya, rencana Dyandra tidak berhasil. Ternyata Tristan cukup sabar menunggu kedatangan Dyandra. Pria itu terlihat duduk di sudut restoran, dari pakaiannya, Dyandra bisa melihat tampilan pria bernama Tristan tersebut, benar-benar sangat kuno, kemeja batik dengan warna yang mencolok di masukan kedalam celana kain, jangan lupakan kacamata minus yang bertengger di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Mantan. ☑
RomanceTujuh tahun telah berlalau. Chandra pikir ia sudah berusaha kembali menata hatinya dan membuka hati kepada wanita lain. Akan tetapi, bersamaan dengan itu, sosok dari masalalu Chandra, yang pernah pergi meninggalkannya kini kembali berusaha mendekat...