[8]

985 218 63
                                    


Pukul 20.00 malam, Chandra baru saja pulang dari restoran, saat memasuki rumahnya, pria itu di sambut gonggongan Mogmool yang berlarian ke arahnya. Chandra menaikan satu alisnya, matanya mengedar mencari keberadaan orang tua dari anjing poodle hitam ini.

"Kamu? Kenapa masih di rumahku?"

Chandra menemukan Dyandra yang tengah tiduran di atas sofa sambil menonton televisi yang menayangkan acara Paris Fashion Week. Lihat, Dyandra bahkan lebih tepat di sebut nyonya rumah dari pada orang numpang yang tidak tahu diri, batin Chandra.

"Terus aku harus kemana?"

"Kamu ini jangan pura-pura bego ya, Dy! Kamu masih paham bahasa manusia kan? Kalau kamu harus pergi dari rumahku?" Geram Chandra.

"Aku nggak paham."

"Wanita gila!" Kesal Chandra, sudah capek, lelah, sampai rumah dia harus meladeni debat dengan Dyandra.

"Jangan marah-marah, Chandra. Kebanyakan marah bisa bikin kamu terlihat tua, nggak bagus buat kesehatan kulit kamu, bisa keriput, nanti nggak ganteng lagi."

"Nggak usah ngalihin pembicaraan!"

"Aku berbagi tips awet muda."

"Aku nggak butuh tips dari kamu!"

Kali ini Dyandra menaikan sebelah alisnya, Dyandra merubah posisinya dari tiduran sekarang sudah duduk sambil menyilangkan kakinya bertopang dagu sembari menatap Chandra dengan tatapan menggoda diiringi dengan senyuman tipis yang tersungging di bibirnya.

"Lalu kamu butuh apa dari aku, Chandra?"

Dulu, jika Dyandra seperti ini. Berkata seperti ini serta memberinya ekspresi seperti ini, semua adalah hal favorit Chandra, seolah wanita itu berusaha mendapatkan hati Chandra ketika pria itu tengah marah kepadanya, lalu berakhir Chandra yang akan melempar Dyandra keranjang-- tunggu, pikiran macam apa ini? Buru-buru Chandra menggelengkan kepalanya.

"Aku butuh kamu pergi dari sini, Dyandra."

Keduanya terdiam beberapa saat. Terlihat Dyandra yang mulai bangkit dari sofa dan berjalan menuju ke arah Chandra dengan langkah tenang.
Awalnya, Chandra pikir kali ini Dyandra mau menuruti perkataannya dan pergi dari rumah ini. Namun tiba-tiba saja Dyandra sudah berdiri di hadapannya, jemarinya telulur ingin menyentuh rambut Chandra, saat itu juga Chandra mengambil langkah mundur.

"Mau apa kamu?"

Katakanlah Chandra berlebihan. Tapi demi keamanan dan ketentraman hatinya, Chandra tidak ingin mengambil resiko jika sampai-sampai Dyandra menyentuh Chandra. Bahkan dengan jarak sedakt ini saja Chandra bisa menghirup aroma parfum milik Dyandra, dan sialnya, Chandra kelewat hafal dengan bau parfum milik Dyandra, parfum yang selalu membuat Chandra mabuk dan berujung dengan bercint-- what the fuck! Otak lo emang udah nggak waras Chandra, rutuk Chandra.

"Kamu kelihatan capek banget."

"Aku emang lagi capek!"

Chandra berjalan meninggalkan Dyandra, dia memang harus memberi jarak kepada Dyandra jika tidak ingin semakin lelah, lelah dalam artian kegiatan lainnya bersama Dyandra.

"Kamu bikin apa?" Tanya Dyandra yang ikut mendekat ke arah dapur.

"Kamu punya mata, bisa lihat kan!"

Tidak ingin meladeni Dyandra, Chandra memilih fokus membuat mie instan. Nyatanya, meskipun Chandra pemilik restoran ternama, siapa orang yang bisa menolak pesona mie instan?

"Aku mau!!" Seru Dyandra.

"Kamu bener-bener nggak sopan ya? Setelah numpang, nggak mau pergi dari rumah aku, sekarang kamu juga minta makan?"

Rumah Mantan. ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang