Pagi ini Dyandra di minta datang ke ruang kerja milik papinya. Meskipun ia teramat ogah dan malas, Dyandra harus tetap datang.
"Nanti malam jangan kecewakan papi lagi."
Dyandra menatap sinis ke arah Jaremmy. "Dyandra mau keluar dari calon ahli waris keluarga Lim, aja."
Ucapan yang keluar dari dalam bibir Dyandra membuat wajah Jaremmy merah padam karena menahan amarah.
Jaremmy menggebrak meja kerjanya hingga membuat Irene terkejut yang duduknya di sebelah putrinya, sedangkan Yohan berdiri tidak jauh dari jangkaunnya. "Don't you dare, Dyandra!!" Hardik Jaremmy.
"Dyandra nggak mau di atur-atur lagi, Dyandra juga berhak menolak kemauan, papi." Nada Dyandra masih terdengar tenang. "Kalau perlu, coret nama Dyandra dari KK, Dyandra udah nggak mau terlibat sama keluarga ini lagi."
"Ce!!" Tegur Irene sambil meremat tangan Dyandra. Irene benar-benar gemas dengan putrinya. Bagaimana tidak? Saat suaminya sudah mulai kelihatan tanduknya, putrinya malah terlihat biasa-biasa saja.
"Suapaya kamu bisa tinggal dengan lelaki bernama Chandra Agleray itu?!"
Dyandra diam tidak menjawab.
"Diam berati benar!" Imbuh Jaremmy, "jangan mimpi kamu bisa hidup semaumu atau papi bakal hancurin hidup lelaki itu dengan mudah."
"Chandra nggak ada urusannya sama masalah kita, pih!"
"Tapi gara-gara dia kamu jadi anak pembangkang seperti ini!"
"Bukankah sudah sejak dulu Dyandra pembangkang? Seharusnya papi tahu kalau ini semua gara-gara papi, bukan gara-gara Chandra. Demi Tuhan Dyandra sudah 25 tahun, pih. Bukan anak kemarin sore, jangan perlakukan Dyandra seperti anak 12 tahun! Dyandra juga pengen menentukan hidup dan masa depan Dyandra sendiri. Sampai kapan papi akan memperlakukan Dyandra seperti ini?"
"Apa susahnya menuruti kemauan orang tuamu?"
"Dyandra ini manusia, bukan aset papi sama mami! Dyandra ini anak papi sama mami. Orang tua mana yang memperlakukan anaknya seperti ini?
"Justru itu kamu harus berbakti sama orang tuamu dengan menuruti perkataanya, Dyandra!"
"Seperti apa? Menikah dengan pria pilihan papi? Yang akan menikah itu papi atau Dyandra?"
"Kamu!"
"Dyandra cuma mau dan hanya akan menikah jika pria itu adalah Chandra. Jangan hanya karena Chandra bukan dari circle sosial yang sama dengan kita papi memandang sebelah Chandra seenaknya! Enggak, ini bukan soal Chandra saja. Tapi semua orang, apa papi pernah melihat orang selain status mereka?"
"Uwes cukup, Dy!" Irene mencoba memperingati. (Udau cukup, Dy!)
"Dan juga mami." Kali ini Dyandra ganti memandang Irene. "Dyandra nggak pernah minta di lahirkan ambek mami, sama halnya Dyandra seng nggak iso' milih keluarga. Tapi seharus'e Dyandra iso' milih jalan hidup'e Dyandra sendiri. Nek papi ambek mami nggak suka, kalian boleh buang Dyandra dari keluarga ini, nggak masalah, banyak orang yang mau nerima Dyandra tanpa lihat status sosialnya!" (Dyandra nggak pernah minta di lahirkan sama mami, sama halnya Dyandra yang nggak bisa milih keluarga. Tapi seharusnya Dyandra bisa milih jalan hidup Dyandra sendiri. Kalau papi sama mami nggak suka, kalian boleh buang Dyandra dari keluarga ini, nggak masalah, banyak orang yang mau nerima Dyandra tanpa lihat status sosialnya!)
"Dy--" ucapan Irene terpotong saat melihat isyarat dari Jaremmy. Tatapan Jaremmy sekarang sudah tidak lagi bersahabat selain kilat permusuhan.
"Sudah?" Tanya Jaremmy dingin. "Papi harap yang barusan tadi hanya bentuk dari unek-unekmu dan papi akan memakluminya. Tapi, suka tidak suka, mau tidak mau. Hidupmu sudah terikat dengan garis keturunan keluarga Lim. Pertunanganmu dengan Kailas akan segera di tentukan setelah makan malam nanti. Nggak usah buang-buang waktu buat mikir lelaki bernama Chandra-Chandra itu. Kalau kamu masih belum bisa di kasih tahu dengan perkataan, papi akan kasih tindakan kepada lelaki itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Mantan. ☑
RomanceTujuh tahun telah berlalau. Chandra pikir ia sudah berusaha kembali menata hatinya dan membuka hati kepada wanita lain. Akan tetapi, bersamaan dengan itu, sosok dari masalalu Chandra, yang pernah pergi meninggalkannya kini kembali berusaha mendekat...