*oiya guys... di sini aku cuma mau bilang. Kalian jangan ilfil atau benci sama peran Lay yaaa... serius ini cuman untuk jalan cerita aja kok.
Dan maafkan hamba yang jadiin peran Lay kayak gitu di sindang. 🥲🙏
■□■
Chandra meremat rambutnya kesal.
Waktu sudah menujukan pukul 23.30 malam. Tapi belum ada tanda-tanda dari kepulangan Dyandra.
Sudah sejak tadi Chandra berjalan mondar-mandir seperti setrika di ruang tengah sambil mengamati kedua koper Dyandra serta box milik Mogmool.Ingin menghubungi Dyandra, tapi ia baru ingat jika tidak mempunyai nomor wanita tersebut. Ini salah Chandra sendiri waktu tempo hari malah menghapus nomor Dyandra bukan malah menyimpannya.
Dari tempat duduknya, Chandra kembali berdiri lalu berjalan mondar-mandir sambil melihati ke arah jam dinding yang semakin bertambah setiap menitnya.
Sebenarnya apa mau Chandra? Chandra sendiri juga tidak mengerti dengan kemauannya. Pria itu dari kemarin-kemarin kekeh memaksa Dyandra untuk pergi dari rumahnya. Sedangkan sekarang wanita itu benar-benar sudah pergi lantas kenapa masih di cari?
Apa jangan-jangan Dyandra tidak pulang karena pria siang tadi yang menjemput Dyandra? Apa Dyandra juga menghabiskan waktu semalaman berdua bersama pria tadi?
Chandra langsung menggeleng-gelengkan kepalannya saat menyadari isi kepalanya. Memang apa pedulinya jika memang Dyandra tidak pulang? Entah dia menghabiskan malam berdua dengan pria tadi juga sudah bukan lagi urusannya, mau Dyandra tidur-- oh shit! Tapi siapa pria yang membawa pergi Dyandra siang tadi?
7 tahun memang bukan waktu yang singkat, wajar jika Chandra tidak lagi mengenal siapa-siapa saja circle pria di pertemanan Dyandra.
Tidak hanya sekali dua kali Chandra melihat kearah pintu, Chandra bahkan juga sengaja tidak mengunci pintu rumahnya, siapa tahu Dyandra pulang dan ingin mengambil kopernya, mungkin?
Tapi sebenarnya apa maunya Dyandra? Kalau niat pergi ya bawa sekalian kopernya ini, ngapain Dyandra masih meninggalkan barang-barangnya di rumahnya, bikin repot, menuh-menuhin tempat aja. Kesal Chandra.
Cklek.
Mengetahui siapa orang yang membuka pintu rumahnya, Chandra yang sejak tadi mondar-mandir di ruang tamu mendadak berhenti dan berjalan tergesa masuk kedalam ruang keluarga, namun naas, ujung jempol kakinya harus tersandung sudut kaki meja.
Takk!
"Aaw!!" Pekik Chandra sambil meringis menahan sakit jempolan kakinya.
"Chandra?"
Chandra yang merasa terpanggil langsung menghentikan aksi kesakitannya, menegakan tubuhnya sambil perlahan tubuhnya berputar menghadap ke arah Dyandra dengan memasang wajah sok cool. Ya, itu dia biang keroknya, seseorang yang Chandra pikirkan sedari tadi akhirnya menampakan batang hidungnya juga.
"Chandra, kamu nungguin aku ya?"
"Idiihhh... s-siapa juga yang nungguin kamu, jangan GR."
"Terus, kamu ngapain jam segini belum tidur, terus ada di ruang tamu?"
Chandra berdehem pelan karena mendadak tenggorokannya tercekat. "Y-ya terserah aku, rumah-rumah aku, mau aku jam segini di ruang tamu kek, di kolam kek, di teras kek." Jawab Chandra sewot.
Dyandra mengangkat kedua bahunya tidak peduli, kemudian wanita itu berjalan ke arah sofa ruang tamu dan mendudukan tubuhnya, matanya kelihatan berat. "Aku capek." Ujarnya, "aku boleh nggak nginep di rumah kamu lagi?" Lanjutnya sambil memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Mantan. ☑
RomanceTujuh tahun telah berlalau. Chandra pikir ia sudah berusaha kembali menata hatinya dan membuka hati kepada wanita lain. Akan tetapi, bersamaan dengan itu, sosok dari masalalu Chandra, yang pernah pergi meninggalkannya kini kembali berusaha mendekat...