0.1

119 54 34
                                    





Embun pagi kali ini semakin tak tahu malu.

Selalu saja merepotkan diri ini hanya untuk sekedar membersihkan jendela dikala itu.

Tanpa permisi nya, angin pagi masuk melalu jendela yang telah terbuka.  hawa dingin ini murni diproduksi oleh alam.

Kali ini matahari masih malu malu hanya untuk sekedar mengucap" slamat pagi Syakila".

Semangat, ini hari pertama ku.

Terpampang manis senyuman indah ini masih terukir diwajah ku saat tangan ku masih dalam kendalinya untuk menulis.

"Kilaa, udah bangun belum nak?" suara wanita paru baya terdengar cukup lembut dibalik pintu kayu berwarna pink itu, yap itu mamaku.

"Iyaaa ma, Kila udah bangun kok" jawab ku seadanya.

"Oh yaudah kalo udah siap siap langsung turun ke bawah ya sayang, mama udah nyapin sarapan buat kamu" lagi lagi ia bersuara.

Cklek, terdengar suara tarikan yang dihasilkan dari tanganku saat membuka pintu itu, bahkan sudah disambut dengan senyuman cerah khas wanita paru baya itu.

"Siap bos, hehehe" ucap ku padanya, dengan meniru gerakan hormat upacara.

"Yaudah mama turun dulu ya" yang kini ku jawab hanya anggukan kecil sebagai pertanda setuju.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah. Sudah ku siapkan segala hal  semalaman kurasa sudah cukup lengkap.

Peran yang sudah dipersiapkan.

Melewati satu demi satu anak tangga yang menuju lantai bawah, langsung disambut oleh meja makan di samping tangga, yang jelas sudah diisi oleh dua lawan jenis paru baya tampak asik dengan obrolannya.

Aku tersenyum, keadaan rumah ini sangat harmonis sekali.

....

"Kila buruan kesini jangan lelet entar telat loh buruan" geram mamaku saat melihatku bengong di tengan jalan.

"Eh ,i iya ma" kembali sadar.

"Untuk pertama, Kila bareng papa ya berangkatnya, trus slanjutnya nanti Kila bisa sendiri" ucapku berjalan kearahnya sambil menarik kursi kayu itu.

"Iya tapi kok seterus nya mau sendiri? emang berani?" tanya seorang laki laki paru baya.

"Hehe papa kan juga sibuk kerja, kila nggak mau papa buru buru berangkat nya karena nganter Kila dulu, takut ngerepotin" tolak ku.

"Dih ngomong aja nggak mau bangun pagi pagi" ledek wanita paru baya itu.

"Yee enggak lah, Kila itu harus jadi anak yang mandiri, iya nggak pa?" ucap ku sambil meminta perbenarannya.

"Ni anak ada ada aja jawabannya, iya papa iyain aja deh! tapi kalo ada apa apa di sekolah nanti langsung kabari aja papa ato mama ya"

"Siap komandan laksanakan"

Suara tawa kini terdengar memenuhi rumah itu, tampak semuanya bahagia.

DESTINESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang