0.7

51 47 6
                                    






Selepas kejadian semalam, pagi ini rasanya enggan sekali aku untuk kembali melanjutkan aktivitas biasanya ku lakukan.

Saat ini matahari yang tadinya hanya menyembunyikan sinar terangnya kini tanpa rasa malu mempertunjukan  wujud sempurnanya pagi ini, aku memutuskan mandi untuk memulai hari.

Ya!! awal pertama yang ku lakukan selepas bangun tidur. Dingin air yang terjun dari shower kamar mandi membuat ku yang tadi mumet berfikir jawaban seperti apa yang tepat untuk ku bisa jawab mengait masalah semalam pada dua manusia yang sengaja ku tinggalkan dengan berbagai pertanyaan dalam benak mereka.

15menit lamanya aku mandi, kini tubuhku kembali segar, aku yang telah berpakaian pun menuju lantai bawah untuk memberikan makan pada cacing di perutku ini yang sendari tadi telah demo kepada sang pemilik tubuh, ya aku!. 

Tap

Tap

Tap

( bunyi Hentakan kakiku)

Sesampai nya aku di bawah, diri ini langsung menuju meja makan karena kelaparan. Sudah jelas meja makan itu diisi oleh dua lawan jenis yang masih menatap ku intens diam seakan mengintimidasi.

"Mana motor kamu?"

Damn, jalan ku terhanti mendengar pertanyaan itu, mata ku melotot bulat dengan wajah yang masih bingung. Agak terkejut akhirnya mulut ku mencoba bersuara.

"Anu... anu.. it.. ituloh pa kan udah Kila jelasin tadi malam, ban motornya Kila bocor jadii.. pas kejadian temen Kila nolongin Kila__"  kemudian di potong cepat olehnya.

"Motornya dimanaa Kilaa?" Kini suaranya terdengar mendesakku.

Aku diam, tidak mungkin langsung ku beritahu bahwa motor itu berada ditangan Gio saat ini.

"KILA JAWAB!!" ucapnya membuyarkan lamunanku, serontak aku terkejut. Mati matian diri ini bertahan mencoba tenang.

Dengan menelan ludah kasar aku kembali melanjutkan ucapanku.

"motornya ada di Gio temennya Kila pa, kemarin dia lewat di jalan dimana tempat kejadian" sahut cepatku dengan kepala yang kini tertunduk.

"Udah pa! Ga usah terlalu keras juga nanyanya kasihan Kila jadi takut gitu" bela sang mama.

"papa marah itu karena papa khawatirin Kila, papa marah itu karena Kilanya lalai ma" jelasnya menghadap wanita itu.

"kesalahan kamu mencangkup 2 hal kila pertama lalai waktu kedua lalai beritahu!" Tambahnya, sekarang ku yakini semua yang ia katakan penuh arti.

Kini sorot mata ku sendu melihat jelas kekhawatiran sang papa. Aku merasa bersalah akibat lalai tanpa menghubunginya terlebih dahulu. Bahkan sempat sempat nya aku berbohong pada mereka.

"Maafin Kila pa, maafin Kila juga maa. Kila janji ga akan lalai kayak gini lagi" ucapku penuh permohonan.

"Iyaa lain kali lebih hati hati lagi ya sayang, yok sini lanjut makan!" Ucap mama.

"Papa yang anter hari ini ga ada penolokan kila!" Ujarnya kepada ku dengan tatapan tajam.

"Iya pa" singkat ku.

Setelah makan aku pun keluar dengan wajah yang masih stay menekuk. Mengikuti langkah kaki nya yang kini menuju depan pintu masuk.

"Naik Kila!" Ujarnya.

"Iya" lagi lagi jawabanku singkat.

Di perjalanan sorot mataku hanya tertuju pada jalan raya pagi ini, aku memperhatikan lampu merah itu.

DESTINESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang