.
.
.
"Ck, apaan si lo Sa, ga usah ikut campur!!" ketus nya.
Keadaan sekarang tak baik baik saja masih terdengar cekcok diantara kedua insang, keadaan korban masih sama ia sendari tadi duduk diam menunduk.
"Ga usah iku campur gimanaa! Elo yang apa apaan HA!" nada marahnya keluar.
"Sa gue bilang ga USAH IKUT CAMPUR" lagi lagi nada itu terdengar tak bersahabat.
Melisa Aditiadita, siswi itu Melisa adik kandung dari Marselino Aditiadita, satu tingkat di atasnya [kakel 12 ipa 1] Seorang ketua geng dari Tavros.
Siapa yang tak kenal kelakuan geng mereka, geng yang sudah diakui keberadaannya sejak 2011-2012, tak heran semuanya akan takut menciut ketika suara tak bersahabat sang ketua Marselino telah mengaung.
"Dodi cowo gueee , jadi gue berhak ikut campur Sel" tangisnya guyar kali ini.
"Cih, cowo bejat kaya dia lo mau pacarin, dia mata matain Tavros Sa untuk Lykos, penguntit" ejeknya.
"Enggak lo salah, dia yang malahan jadi tameng besar untuk Tavros, sel" belanya sambil ia menangis.
Aku yang sendari diam tak berkutik melihat kekacauan yang mereka perbuat, timbul rasa kasihan dalam benak ku pada siswi itu.
"Bego!! makan tu cinta" ia pergi setelah usai membanting tubuh korban disertai dengan berbagai cacian.
Hening//
Laki laki na'as itu kemudian mengangkat suaranya setelah Marselino pergi.
Ia mendekatkan mulutnya ke telingan lawan jenis yang berada tepat di depannya" Gue emang mata matain Tavros Sa, jangan marah ya gue ada alasannya, tapi ga sekarang lo tau" tatapan sendu itu terlihat jelas dimatanya.
Melisa mematung pada ucapannya.
Setelah usai bangun, ia pergi meninggalkan Melisa begitu saja tanpa memperhatikan keadaan Sang Melisa.
"Lo- loh-loh kok pada kumpul ni, ada apa?" tanya Gia, orang yang baru datang setelah kejadian usai, terlambat euy, sambil menaru makanan yang dipesan di atas meja.
Matanya kini menelusuri tempat itu sambil memperhatikan sekitarnya, sorotan matanya pun berhenti pada Melisa yang masih berdiri mematung.
"Ya ampun Sa lo kenapa?" lagi lagi ia dibingungkan oleh keadaan.
"Tadi gue liat dia adu cekcok ama salah seorang cowo yang pakek jaket jeans lambangnya ya red bull gitu di belakang punggungnya" jelas ku, karna tak tau nama lengkap nya.
"Marsel?" tebaknya, aku mengangguk kecil sebagai tanda mengiyakan.
"Woi udah nontonnya bubar sanaaa!! , pengep gue kalian tontonin, mana bayar nggak!!" marah Gia.
Seketika murid yang asik menonton pertunjukan pun bubar karna usiran Gia sang pemilik suara.
"Yok Sa kita duduk, lo udah mesen?" basa basinya.
Melisa masih tak berkutik, ia menundukan kepalanya dengan raut muka sedih.
"Gi , Dodi penghianat ya?!" pelannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINESIA
PoetryKehidupan ku itu ibarat labirin, sulit tuk mencari jalan yang benar kalo tanpa peta. Menjalani kehidupan dua identitas benar benar sangat melelahkan, sangat!! #labirin peringkat 1( 7 nov 2021) #labirin peringkat 3 (14 nov 2021) #labirin peringkat 2...