⊱┊─╼𝓼𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼 ╾─┊⊱
❦
Renjun menjatuhkan bokongnya disebuah kursi yang disediakan. Jantungnya berdebar namun tak bisa lagi untuk membatalkan pertemuan ini.
Seorang dokter pria muda juga menjatuhkan bokongnya dikursi sebrang Renjun yang hanya terhalang oleh meja. Dokter itu meletakkan mug berisi coklat panas diatas meja. Bermaksud menyuguhkannya pada Renjun.
"Silahkan diminum, tapi kalo tidak mau diminum juga tidak apa-apa." Ujar dokter itu ramah.
Kemudian Renjun tersenyum kikuk. "Enggak, enggak. Bakal saya minum kok." Ujar Renjun lalu mengambil mug putih itu kemudian meminumnya. Ahh tidak, ia hanya berpura-pura meminumnya. Ia merasa kurang percaya karena yang memberikannya seorang dokter. Ia juga bisa berasumsi bahwa dokter itu meletakkan sesuatu dimunimannya. Mereka juga baru bertemu sekarang.
Dokter itu terkekeh pelan karena mengetahui Renjun yang berpura-pura meminumnya. Tak apa, ia bisa memakluminya.
"Emm.. Dokter boleh tau nama kamu?" Tanya dokter itu ramah.
Renjun terheran. Bukankah diberkas pendaftaran itu sudah tertera namanya?
"Saya Huang Renjun." Namun akhirnya Renjun tetap menjawab.
Dokter itu terkejut tak menghilangkan senyum ramahnya. "Marga kamu China, Ya?"
Renjun mengangguk. "Nee.."
"Xiumin, itu nama China dokter. Dokter juga keturunan China. Kamu bisa panggil saya Dokter Xiu." Ujar Dokter Xiu.
Renjun mengangguk canggung. "Nee.."
"Katanya kamu kesini mau periksa, Ya? Cuma Perut kamu doang yang sakit?" Tanya Dokter Xiu.
Pertanyaan Dokter Xiu membuatnya sedikit terheran tak mengerti. "Nee?"
Dokter Xiu terkekeh. "Gini aja deh, kita ambil gambar rontgen dulu. Gak apa-apa 'kan?"
Renjun mengangguk walau sebenarnya ia tak mengerti. "Nee, Gak apa-apa."
Sekitar 5 menit berlalu untuk mengambil rontgen perut Renjun. Dokter Xiu pun cukup terkejut ketika mengetahui ditubuh pasiennya itu banyak luka lebam keunguan. Akhirnya dokter Xiu menampilkan hasilnya dikomputer pada Renjun. Kemudian menjelaskannya agar Renjun mengerti.
"Seperti itu, mengerti?"
Renjun mengangguk ragu. "Nee.."
Dokter Xiu lagi-lagi terkekeh. Membuat Renjun semakin tidak mengerti mengapa dokter ini terlalu sering terkekeh atau tersenyum. Padahal ia tengah kesakitan dengan perutnya. "Kesimpulannya, perut kamu gak ada masalah, Jun.. Sehat-sehat aja kok."
"Terus kenapa perut saya sakit? Apa karena lukanya belum kering?" Tanya Renjun.
"Ya, bisa jadi. Boleh dokter tahu apa aja keluhannya?" Tanya Dokter Xiu.
Renjun nampak berfikir sejenak. "Cuma perut aja kok, Dok."
"Sebelum kamu berkelahi, mungkin ada beberapa keluhan?" Entah itu pertanyaan atau pernyataan, Renjun tidak mengerti. Tetapi ia cukup terkejut ketika Dokter Xiu mengetahuinya bahwa ia mendapat luka itu karena berkelahi.
Renjun terdiam. Antara berfikir atau ragu untuk mengucapkannya. Dokter Xiu menunggu sembari tersenyum memaklumi.
"Ada beberapa.."
"Lemas, sakit kepala, jantung saya juga berasa berdetak lebih kenceng, terus.. susah tidur." Ucap Renjun.
Dokter Xiu mengangguk. "Terimakasih sudah beritahu dokter."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi | Renjun [✔]
Teen FictionEND Judul sebelumnnya : surreptitious • Kisah tentang seorang pria yang telah merasakan reinkarnasi. Lelaki yang terus menyembunyikan semua pilu nya walau hatinya sudah tak mampu untuk menanggungnya. Dan untuknya, semoga kau masih bisa merasakan k...