• PROLOG

4.8K 377 18
                                    

⊱┊─╼𝓼𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼 ╾─┊⊱

Seorang pria dengan baju tradisional khas upacara pemakaman tengah menatap langit malam dipinggir jembatan. Suara gemuruh kendaraan berlalu-lalang serta angin yang menusuk pori-porinya justru menyesakkan hati baginya.

Ia memejamkan mata menikmati semburan kesejukan angin malam ini. Tak lama, buliran bening meluncur bebas di pipi cekungnya disusul dengan isakan tangis yang mulai menjadi-jadi.

Dadanya terasa sangat sesak, berkali-kali ia pukuli berharap rasa menyakitkan itu cepat menghilang. Sayang, sesak itu justru semakin terasa membuat air mata yang suci itu kembali terjun bebas secara berkala.

Ia meremas besi pilar-pilar kecil penyangga jembatan. Menendang pilar tersebut dengan kesal. Tak peduli bahwa dikakinya mungkin saja sudah terluka.

Sakit, namun itu tak seberapa dibanding hatinya saat ini. Rasa perih kehilangan yang sepertinya tidak akan hilang dan akan bersarang selamanya dihati. Hidup remajanya bagai diuji kejam oleh Tuhan. Secara perlahan, padahal ia belum siap.

"Pa.. Ma.. Renjun ngantuk. Renjun mau tidur, tidur selamanya. Bareng Mama Papa. Tolong, jemput Renjun.." Ucapnya tercekat hingga suara isakannya perlahan mereda. Kemudian..

Brakk!!

⊱┊─╼𝓼𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼 ╾─┊⊱


ATTENTION! :

Alur, Watak, Latar, serta Sifat semua tokoh dalam cerita ini hanya FIKSI atau hanya sekedar KARANGAN dari author. Tidak ada hubungannya dengan kehidupan asli Idol di dunia nyata. Dimohon untuk para pembaca agar bisa membedakan FIKSI dan REALITA.

Terimakasih~

Reinkarnasi | Renjun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang