• EPILOG

2.2K 226 4
                                    

⊱┊─╼𝓼𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼 ╾─┊⊱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱┊─╼𝓼𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼 ╾─┊⊱

Untuk putra kuat ku, Huang Renjun. Yang kini pasti sudah berubah nama menjadi Zhang Renjun.

Kamu hanya boleh mendengar rekaman suara ini kalo hatimu sudah dalam keadaan baik-baik saja. Jangan terlalu terburu-buru ingin segera mendengarnya, ya.

Tak ada alasan bagi Mama untuk larangan itu. Kamu harus menurut, karena Mama gak mau kamu jadi putra yang nakal bagi Joy.

...

Hai, Jun!
Berapa umurmu sekarang? Sudahkah kamu memiliki pendamping hidup? Hahahaa, Mama anggap perempuan itu menjadi perempuan paling beruntung karena berhasil memiliki putra Mama.

Atau jangan bilang umurmu sekarang masih belasan tahun? Hm, Bisa jadi, karena Mama tahu kamu gak pernah menjadi orang penyabar hahaha.

Emm..

Bagaimana sekarang? Sudah merasa baikan? Mama harap kamu sekarang mengangguk. Sambil tersenyuman manis dengan menampilkan lubang kecil di pinggir atas bibirmu itu.

Ingat ya, Jun! Jangan terlalu sering flashback, itu akan menyakiti hatimu.

Hari ini, hari saat Mama menulis surat ini, tanggal 14 September 2021. Berapa lama jaraknya sampai kamu mendengar ini?

...

Jun.. Sekarang ini, Mama sedang duduk dipinggir sungai Han. Menatap sendu Jembatan yang cukup jauh disana. Berharap Mama bisa mengulang waktu.


Semoga saja, kamu tidak pernah lagi menyalahkan Papamu yang lalai dalam menyetir saat itu.

Karena,
Semuanya adalah salah Mama.
Jika saja, saat itu Mama tidak terlalu bersemangat mengajak Papamu bercanda saat sedang mengemudi. Mungkin saat ini, kita bertiga masih bersama menikmati coklat panas sambil melukis di taman belakang.

Huhh.. sayang, itu semua tinggal kenangan.

Dan tentang kematian Mama, apapun keadaannya saat itu, Penyakit Mama lah penyebabnya. Jangan menyalahkan siapapun.

Mama mengidap sebuah penyakit yang ditimbulkan oleh benturan keras saat peristiwa bersama Papamu waktu itu.

Saat ini, hati Mama masih terasa sesak, Jun. Pagi tadi, Dokter mengatakan waktu Mama tidak banyak.

Menyiratkan bahwa Mama tidak punya banyak waktu lagi untuk bersenang-senang denganmu.
Tadinya Mama mau kita menghabiskan waktu Mama untuk bersenang-senang membuat memori indah.

Tapi sayang, logika Mama berfikir lain. Tugas Mama sekarang, Mama harus membuat kamu lebih mandiri, bersikap dewasa dan menjadi lelaki kuat. Maaf jika waktu itu, Mama sering membentakmu. Maaf jika Mama terlalu cuek sama kamu. Mama gak mau perusahaan yang Papa kamu buat dari nol, bangkrut hanya karena keegoisan Mama.

.

Jun, cepat atau lambat, box ini akan Mama titipkan sama Yixing, Pamanmu. Ahh, atau sekarang, Mama menyebutnya, Papa barumu.

Kamu tau kenapa? Papa baru mu itu orangnya terpercaya. Bahkan Mama gak mau ngasih box ini sama Joy, Mama baru mu. Karena Joy pasti akan membukanya sebelum memberinya padamu. Apalagi jika keadaannya telah pergi. Perempuan cantik itu terlalu sembrono untuk yang seperti ini. Mama hanya mau, kamu jadi orang pertama yang membuka box ini.
Sstt, jangan bilang sama Mama barumu itu ya kalo Mama bilang itu tadi.

Emmm...

Sebenernya masih banyak yang mau Mama omongin sama kamu. Mama maunya kamu peluk Mama, nangis merengek bilang kamu gak mau kehilangan Mama.

Sayangnya, Mama terlalu egois pada diri Mama sendiri. Mama gak bisa minta itu sama kamu. Apalagi sekarang, Mama sudah tidak bisa kamu jangkau lagi. Tadinya pun Mama mau buat surat karena terlalu canggung untuk merekam suara seperti ini. Tapi Mama tau, suatu saat suara Mama ini akan kamu rindukan.

Tapi ingat, dalam keadaan apapun, Mama bahagia sama Papa. Jangan sampe karena Mama bilang itu, kamu semakin tidak menerima kepergian Mama.

.

Untuk yang terakhir, pesan Mama, kamu jangan males makan dan makan vitaminnya. Kamu harus mendapat gizi yang bagus supaya tumbuh tinggi. Bilang sama Mama kalo Mama barumu itu gak ngasih kamu makanan enak.

Oh iya satu lagi pesan Mama,

Jangan pernah menaruh luka sendirian lagi. Kamu terlalu kuat untuk menanggung semuanya sendirian. Berbagilah, selama kamu berbaginya kepada orang yang baik.

Itu saja dariku, Kang Seulgi. Mama pertamamu.

"Renjun!" Teriakan Seseorang membuat Renjun menoleh. Kemudian ia melepas headset nya.

"Apa, Bunda?" Tanya Renjun.

"Ayah udah pulang. Ayo makan malam dulu." Ujar Joy sedikit berteriak.

"Iya, Bun." Renjun kemudian berlari meninggalkan sebuah kotak merah dengan sepasang sepatu didalamnya. Nampak masih baru, namun rekaman suara itu tidak terdengar terlalu jelas karena flashdisk nya sudah usang.

Hei! anggap saja Renjun tidak mengetahui apa-apa. Karena pada dasarnya, tidak ada yang tahu bahwa Renjun mengetahui dan mengingat semua fakta tentang masa lalunya itu sejak lama. Bahkan ia telah mendengarkan rekaman suara itu berulang kali mungkin sampai ia hafal.

Dan mungkin semua orang akan terus menyembunyikan fakta itu. Cukup menyakitkan, namun Renjun senang bisa menjadi dirinya yang dulu. Dan ia senang dengan kehidupannya sekarang. Jangan dirusak lagi. Biarlah itu menjadi masa lalu yang akan tetap terkenang dihati Renjun.

Renjun menghampiri meja makan yang telah terdapat tiga orang kesayangannya disana. Kemudian menjatuhkan bokongnya disebelah Karina si saudara kembar.

"Ngapain aja sih? Dari siang di kamar aja terus." Tanya Joy sembari menyiapkan porsi untuk Yixing.

Renjun terdiam. Kemudian mulutnya refleks berucap sesuatu yang membuat ketiga orang tersebut menghentikan aktivitasnya.

"Makam Mama dimana? Renjun Kangen Mama."

⊱┊─╼𝓼𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼 ╾─┊⊱






😮

Tolong bantu share Story ini ya yeorobun🤗
Sayang banyak banyakkk

Reinkarnasi | Renjun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang