Kegemparan di Arisan (2)

228 24 2
                                    

Kegemparan di Arisan Emak Sosialita (2)

*Back to focus." Nayla melanjutkan kata-katanya. Seperti biasa, aku tak pernah bosan menyimak petuahnya yang kadang betul, tapi kadang absurd buatku. Sayangnya, dia lebih banyak betulnya. Akulah yang absurd kayak papan jungkat-jungkit yang tak jelas mau berada di posisi mana.

"Aku mau cerita, nih. Pak Rizal, kan, curhat ke paksu ...."

"Oh, yaaa? Gimana, gimana?" Aku sontak antusias. Berita soal dokter cintaku, selalu menarik minatku. Ibarat tweeter, Dokter Rizal menempati trending topic di memori otakku.

"Hadeeh, langsung seger gitu mukanya." Nayla tertawa. "Haha, dah, aku mau cerita, nih. Kasian juga lihat tampang kuyumu. Kayak abis orang bangkrut ratusan trilyun aja. Pakde Jo aja nggak se-stres kamu, padahal utang negara udah ribuan trilyun."

"Uuuh, Nay, ayo hibur aku dikiit aja tentang cerita Dokter Rizal."

"Gini. Gegara hoaks gaje-mu itu, entah siapa yang nyampein, emaknya dokter Rizal dan emaknya dokter Angga, jadi tau. Mereka dapet kabar dari arisan emak-emak sosialita, yang diketuai ama mamahmu, Da."

Glek. Aku meneguk ludah. Jelas sudah, ada intrik di sini. Siapa yang nyebar gosip memalukan itu di grup arisan ibu-ibu sosialita yang dikelola Mama? Aku tak bisa membayangkan betapa malunya Mama. Eh, sebentar, berarti Mama udah tau, dong, soal hoaks itu? Dududuh, Mama, kok, diam aja, sih?

"Daaa, hallooo, kamu masih di situ? Kok, berubah pucat? Nggak kesurupan, kan? Nyebut, Da, nyebuut!"

"Astaghfirullah." Aku mengurut dada. "Aku nggak apa-apa, Nay. Cuma lagi mikir aja. Pantesan Dokter Angga menyandera dan menginterogasi Roy. Rupanya dia dapat gosip itu dari emaknya, trus konfirmasi ke Roy."

"Ho oh." Nayla mengangguk. "Aku lanjut, ya. Dokter Rizal ini, kan, udah tunangan ama Dokter Arum. Suamiku bilang, mereka tunangan sebenernya udah setahun. Rencana nikah ditunda terus karena Dokter Arum pelatihan ini itu karena tuntutan jabatan sebagai kepala instalasi medik ruangan ICU. Naah, belakangan, dia bertarget mau ngambil program S3 anestesi di luar negeri."

"Lha, trus nikahnya kapan, dan apa hubungannya ama hoaks?"

"Dokter Rizal nggak mau nunda nikah lagi. Tapi Dokter Arum keberatan kalo terikat pernikahan sambil kuliah S3. Bakal sibuk, kan? Tetiba ada hoaks kalo Magda Chantika si kucing angora ini tunangan ama Dokter Rizal."

"Kan cuma hoaks." Aku menggigit bibir. Ada setitik sesal, tapi sekaligus juga tidak terima jika dianggap biang keladi putusnya hubungan Dokter Arum dan Dokter Rizal. Sebagaimana yang dituduhkan Dokter Angga padaku.

"Iya, emang hoaks, sih. Tapi akibatnya mayan fatal. Dokter Arum itu ama Dokter Rizal emang udah lama saling cinta, tapi kata paksuku, Dokter Arum itu egois. Lebih mementingkan karir. Eh, aku ini nge-ghibah, ya? Yaudahlah, maksudku nyeritain ini sebenernya buat menyadarkan kamu. Dokter Arum nggak mau nikah dipercepat, dan keukeuh mau berangkat ke Boston untuk ngambil S3 anestesi. Trus Dokter Rizal ngancam memutuskan pertunangan kalo Dokter Arum bersikeras. Dokter Arum malah salah paham, dan menuduh Dokter Rizal selingkuh denganmu. Menurutnya, gara-gara kamu, Dokter Rizal berani memutus pertunangan serta cinta dalam diam yang udah lama berlangsung jauh sebelum bertunangan."

"Kenapa gara-gara aku? Aku cuma nebar hoaks, gak beneran ada hubungan ama pak dokter. Jangankan hubungan, dekat aja, nggak!" Terbayang olehku betapa juteknya sikap Dokter Rizal, dan alangkah keruh mukanya setiap kali berjumpa atau berpapasan denganku. Duh, Gustiiii....

"Namanya juga cemburu. Plus ego masing-masing." Nayla mengedikkan bahu. "Nggak kayak aku ama paksu, sih. Aku memilih ngalah karena bahagiaku ada di sisi dia. Dia juga ngedukung karirku, tapi mewanti-wanti agar aku tetap memprioritaskan kewajiban sebagai istri. Sebab, karir tertinggi seorang wanita itu adalah menjadi ummu warobatul bait."

"Naay, aku juga mupeng kayak kamuu ...."

"Lebih giat lagi ikhtiyar langitnya, Da. Inget, jangan pake kampanye item, yah! Kayak caleg aja, bikin hoaks yang nggak-nggak. Akhirnya jadi rusuh, kan? Tuh emak-emak pada gempar. Emaknya Dokter Rizal sampe minta klarifikasi ke mamamu!"

"Sampe sejauh itu?" Aku terbelalak.

"Lha iyalah! Paksuku terus cerita, saat mama Dokter Rizal minta penjelasan, mamamu malah mengancam!"

"Haaa?" Aku ternganga dan semakin kepo. Sehebat apa, ya, mamaku sampai berani mengancam mama Dokter Rizal? Wuaaah daebakk!

"Trus, ancamannya gimana?"

***

Bersambung

Sweet DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang