Beberapa saat yang lalu...
Jaemin berjalan menuju ke ruangannya sepulang dari rumah sakit. Ia menyusuri koridor dengan langkah yang tenang. Suara langkah kakinya pun terdengar teratur di atas lantai marmer.
Saat Jaemin mengangkat tangan guna membuka pintu ruangannya, tiba-tiba saja kepalanya berdenyut sakit, telinganya berdengung, pandangannya memburam. Jaemin memekik kesakitan seraya memegangi kepalanya.
"TIDAAKK!! IBU!! AYAH!!"
"TOLONG, JANGAN SAKITI ORANG TUAKU! KU MOHON, JANGAN!!"
"LEPASKAN MEREKAAA!!!"
"ARGHH!!"
Jaemin jatuh terduduk masih dengan memegangi kepalanya yang berdenyut sakit. Bayang-bayang manusia berpakaian hitam, serta background api yang melalap sebuah rumah, perlahan masuk ke dalam kepala.
Semuanya terasa begitu nyata. Seolah, bayang-bayang tersebut berasal dari memorinya.
Seperti.. sebuah kenangan menyakitkan yang sempat terlupakan.
Ada apakah ini? Mengapa tiba-tiba kepala Jaemin terasa sakit? Lalu, suara siapa yang berteriak histeris dalam kepalanya?
Dan lagi.. kenangan milik siapakah itu?
"Tuan Jaemin!"
Beruntungnya, Jaehyun datang. Ia yang melihat Jaemin duduk bersandar seraya memegangi kepala, langsung membantu Jaemin untuk bangkit berdiri.
"Tuan, anda baik-baik saja?"
Jaehyun yang datang untuk memenuhi perintah dari tuannya, justru menemukan Jaemin terduduk di depan pintu ruangannya, memekik kesakitan seraya memegangi kepala.
Raut wajah Jaehyun kentara sekali bahwa pria tersebut merasa sangat khawatir. Bagaimana tidak? Raut kesakitan Jaemin yang dilihatnya benar-benar hampir membuat jantungnya lepas. Ia khawatir dan takut jika ada seseorang yang telah melukai Jaemin.
"Tuan?"
Jaehyun mengerutkan dahi kala melihat raut wajah Jaemin yang nampak kosong, kedua matanya menatap tak tentu arah. Jaemin terlihat seperti seseorang yang terkejut setelah melihat sesuatu.
"Jaehyun.. Itu.."
Jaehyun semakin mengerutkan dahinya. "Ada apa, Tuan? Apa yang telah terjadi?"
"Itu.. Mengapa.." Jaemin terus mangulang kata yang sama, masih dengan mata yang menatap tak tentu arah.
Jaehyun masih memandangi wajah tuannya, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk membawa tubuh Jaemin ke sebuah sofa di dalam ruangan Sang Noble.
"Tuan, apa sesuatu telah terjadi kepada anda? Apa anda telah diserang oleh seseorang?"
Jaehyun berlutut di depan tuannya, bertanya dengan nada penuh kekhawatiran. Ia tak bisa menutupi sebesar apa rasa khawatirnya terhadap Jaemin. Ia sungguh merasa takut sesuatu yang buruk terjadi pada tuannya.
Jaemin mengurut keningnya sekilas, seraya berpikir kembali apakah bayang-bayang yang ia lihat sebelumnya adalah nyata dan bukan sekedar khayalannya saja.
Jaemin memandang Jaehyun kemudian, menatapi wajah dengan guratan cemas tersebut. "Jaehyun.."
"Ya, Tuan?"
Jaemin terdiam, mendadak ia merasa ragu.
"Tidak, tidak ada."
Jaemin bangkit berdiri. Ia kemudian berjalan menuju kursi kebesarannya, dan mendudukkan dirinya. Menumpu pelipisnya dengan tangan di atas meja, ia nampak berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ] 2. Magie De L'univers : Fin De L'histoire
Fantasy<<𝚁𝚘𝚖𝚊𝚗𝚌𝚎-𝙵𝚊𝚗𝚝𝚊𝚜𝚢>> <<𝙼𝚊𝚐𝚒𝚌>> ↪Sequel of Magie De L'univers : Le Début Du Destin a Changé ✨- Kehidupan kedua Noble setelah takdir keduanya berubah. Kisah perjuangan keduanya melawan pengkhianatan serta pers...