Berjalan di lorong rumah sakit yang sepi, Jaehyun menuju ke sebuah ruangan. Pintu kaca terbuka secara otomatis ketika ia berdiri tepat di depannya. Lantas masuklah ia ke dalam ruangan bernuansa putih tersebut. Kemudian, menghampiri bangsal yang di atasnya terbaring tubuh seorang remaja—putranya.
Tangan kanan yang sebelumnya menggantung lemah tak bertenaga, secara perlahan terangkat kemudian mendarat di dahi putranya. Tatapan sendu, Jaehyun layangkan pada Sang putra yang sudah beberapa hari ini terbujur tak sadarkan diri.
"Maafkan ayah, nak. Ayah tidak bisa melindungimu. Ayah harap saat kau bangun nanti, kau akan memaafkan kesalahan ayah. Ayah telah gagal.. melindungimu." Ia menjeda, kemudian bergumam, "juga.. melindunginya."
Jaehyun terus berbicara seorang diri dalam ruangan tersebut. Berbicara kepada Sang putra yang memejamkan mata, seolah Sang putra bisa mendengar setiap untaian katanya yang penuh dengan rasa bersalah dan rasa sakit lainnya.
"Ayah gagal. Tolong.. maafkan ayah."
Jaehyun menunduk, tangannya yang masih berada di atas kening Sang putra bergetar. Perasaannya terasa campur aduk antara marah, sedih, dan kecewa.
Selama berhari-hari lamanya ia menahan semua emosi tersebut. Selama itu pula ia berusaha untuk mencari keberadaan Taeyong dan mencari cara untuk menyelamatkannya. Namun, selama itu juga Jaehyun tak mendapat pencerahan.
Selain itu, Lee Hyunjae terluka akibat serangan dari beberapa penyihir golongan hitam tiga hari yang lalu. Pria yang menjadi kakak dari Lee Taeyong tersebut mendapat luka yang cukup parah. Namun baiknya, kini ia sedang dalam masa pemulihan.
Dan juga tuannya.
Kondisi Jeno pun sedang buruk.
Itu pun menjadi hal yang membuat Jaehyun merasa sangat sedih.
Namun untuk kali ini, tidak ada bahu yang akan menopang kepalanya untuk bersandar.
"Lee Taeyong.." Lirih dalam benaknya.
Jaehyun menghela nafas lelah, menarik kembali tangannya. Setelah ini, ia berniat untuk menemui Jisung yang kondisinya jauh dari kata baik.
Cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh remaja tersebut mematikan syaraf hingga pemuda tersebut harus rela berbaring selama berhari-hari ke depan.
Jaehyun tidak mengerti, mengapa bisa cairan tersebut diciptakan dan siapa sosok dibalik terciptanya cairan tersebut. Bahkan Dokter Ju Haknyeon sekali pun dibuat kebingungan dan sampai saat ini masih berusaha mencari penawarnya.
Jika terus dibiarkan, Jisung bisa lumpuh permanen dan remaja tersebut tidak akan pernah bisa menggunakan kemampuannya kembali.
Jaehyun tidak bisa membiarkan hal itu.
Namun, bagaimana caranya mencari penawar untuk Jisung sementara dirinya sendiri pun harus memikirkan kondisi putranya? Belum lagi, pikirannya juga tertuju kepada Lee Taeyong dan tuannya.
Jaehyun merasa pening.
Kalut dalam pikirannya sendiri, Jaehyun tiba-tiba merasakan kehadiran seseorang di sisinya. Ia terkejut kala menyadari bahwa Jaemin telah berdiri di sampingnya. Memandang ke arah Sungchan dengan sorot matanya yang tenang.
Saat melihat sosok di sampingnya, seketika Jaehyun teringat akan masa lalu.
Akan sosok seseorang.. dengan rupa yang mirip dengan seorang pria di sampingnya saat ini.
"Sungchan akan baik-baik saja," mulai Sang Noble.
Jaehyun membungkuk sebagai salam dan bentuk rasa hormatnya. Namun, ia tak berniat untuk menjawab perkataan Sang Noble.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ] 2. Magie De L'univers : Fin De L'histoire
Fantasia<<𝚁𝚘𝚖𝚊𝚗𝚌𝚎-𝙵𝚊𝚗𝚝𝚊𝚜𝚢>> <<𝙼𝚊𝚐𝚒𝚌>> ↪Sequel of Magie De L'univers : Le Début Du Destin a Changé ✨- Kehidupan kedua Noble setelah takdir keduanya berubah. Kisah perjuangan keduanya melawan pengkhianatan serta pers...