✨ мαgιє - ¢ιηq

966 184 13
                                    

Meringis kala merasakan pening pada kepala. Taeyong merasa jika kepalanya berdenyut nyeri ketika ia mencoba mengumpulkan kesadaran. Dengan pandangan buram, Taeyong menelisik sekitar.

Ia seperti tengah berada di sebuah laboratorium percobaan.

Mengerjapkan kedua mata, Taeyong terkejut kala menyadari kedua lengannya disalib di sebuah besi. Rasa perih dirasakannya kala ia tak sengaja membuat pergelangan tangannya terluka karena borgol yang dipasang.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" Ujar dalam benaknya.

Taeyong terdiam kala bayangan peristiwa sebelumnya perlahan terputar ulang dalam kepala. Sebelum ia berakhir disalib di ruangan yang tak ia kenali, ia mengingat pertarungannya dengan dua orang penyihir di rooftop sebuah rumah sakit.

Beberapa jam sebelumnya...

Rooftop menjadi tempat yang dipilih oleh Taeyong. Ia membawa adik dan muridnya untuk diajak berdiskusi mengenai hal yang telah keduanya bicarakan sebelumnya.

"Jelaskan padaku, apa maksudmu dengan 'adanya seorang pengkhianat'?"

"Kami masih menyelidikinya. Jadi, kami belum bisa memberitahumu, hyung. Rencananya, setelah hasil lab keluar, kami berniat untuk langsung menghubungimu," Jisung menjawab.

"Tapi bukankah kalian bisa menemuiku terlebih dulu sebelumnya? Kenapa kalian gegabah sekali? Bagaimana jika 'seseorang' yang kalian maksud itu ternyata mengetahui hal ini?" Taeyong menjawab dengan sarkas. Ia cukup kesal dengan tindakan yang sudah kedua muridnya lakukan.

Tak memberi jawaban, Jisung maupun Sungchan memilih untuk membisu. Keduanya memang tidak bisa menampik bahwa perkataan Taeyong benar adanya. Mereka terlalu nekad untuk hal ini tanpa memikirkan sedikit pun risiko.

"Serahkan semuanya padaku mulai sekarang. Lebih baik kalian kembali ke asrama dan beristirahatlah."

Taeyong berbalik. Ia berjalan menuju ke arah pintu dimana ia akan kembali turun ke lantai bawah. Ia belum sempat masuk ke dalam laboratorium karena harus membicarakan hal ini dengan kedua muridnya.

Namun belum setengah jalan Taeyong lalui, petir dari langit menyambar secara tiba-tiba. Taeyong terkejut dan spontan melompat mundur untuk menghindar.

Tak lama, seseorang turun dari langit. Tubuhnya terlihat dialiri oleh petir hitam. Tatapannya tertuju pada Taeyong yang masih berlutut. Menatapnya tanpa sedikit pun menunjukkan emosi.

Bangkit dari posisinya, Taeyong menegakkan tubuh. "Siapa kau?"

Namun sepertinya pria tersebut tidak memiliki niatan untuk menjawab. Ia justru berlari kemudian menyerang Taeyong dengan sihirnya.

Taeyong dengan cepat menghindari serangan tersebut. Ia melesat dengan kedua kepalan tangan dipenuhi oleh api hitam yang membara.

Duarr!

Ledakan tak terelakkan dan cekungan tercipta cukup dalam.

"Park Jisung! Jung Sungchan! Cepat pergi dan evakuasi semua orang di dalam rumah sakit!"

"Tapi—!"

"Cepat lakukan!"

Jisung terutama Sungchan panik dan bingung. Di satu sisi, Taeyong bertarung seorang diri. Dan di sisi lain, banyak nyawa yang harus mereka selamatkan.

"Sungchan-ah, kau pergi dan evakuasi semua orang semampumu. Aku akan membantu Taeyong hyung dan—arghh!"

"Jisung-ah!!"

[ ] 2. Magie De L'univers : Fin De L'histoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang