✨ мαgιє - ηєυƒ

764 120 24
                                    

Meninggalkan segala kesibukannya dahulu, Jaehyun dengan langkah tergesa, melangkah menuju ke sebuah ruang rawat inap. Begitu ia sampai, Jaehyun mendapati pintu ruangan tersebut terbuka, menampilkan seorang pria yang tengah mengamuk di atas bangsal dengan beberapa ahli medis berada di sekelilingnya.

"MENJAUH! MENJAUH KALIAN SEMUA!!"

Prang!

Sebuah vas bunga melayang kemudian menghantam sebuah tembok, menyebabkan pecahan kaca berserakan dimana-mana. Beruntungnya, tidak ada satu pun orang yang terluka akibat hal tersebut.

"Aku harus mencari adikku! Tidakkah kalian mengerti?! AKU HARUS MENCARI ADIKKU!!"

Krak!

Dengan kekuatannya, Jaehyun menahan pecahan kaca yang dilemparkan Hyunjae dengan sihirnya, membuatnya remuk dan berjatuhan ke lantai. Ia membuat perisai dari air untuk melindungi para tenaga medis yang berada di sana.

Sadar akan kehadiran Jaehyun, entah mengapa Hyunjae akhirnya berhenti. Dengan kedua alis mata menukik tajam, ia menatap Jaehyun dengan sorot emosi.

Jaehyun yang melihatnya, membalas tatapan tersebut dengan datar. "Tinggalkan kami berdua."

Perintah tersebut seketika diangguki oleh para perawat dan dokter di sana, mereka meninggalkan Jaehyun sendiri bersama dengan Hyunjae.

Begitu pintu tertutup, tatapan Jaehyun beradu dengan seorang pria yang dirantai di bangsalnya. Dengan wajah dan beberapa bagian tubuhnya yang lain dihiasi luka memar. Hyunjae memandang wajah Jaehyun dengan tajam.

"Bagus, sekarang lepaskan aku dari sini, Jung. Aku tidak ingin berada di sini. Tempat ini memuakkan!"

Mengangkat kedua alisnya, Jaehyun menarik sebuah kursi kemudian mendudukkan dirinya, sedikit memberi jarak dengan bangsal Hyunjae. "Atas dasar apa kau memerintahku?"

Kening Hyunjae berkerut tak senang. "Hanya tinggal lepaskan rantai ini, maka aku akan berhenti bicara."

"Aku tidak mau."

Hyunjae semakin emosi. "Kau—!"

"Sudah cukup, Hyunjae. Sudah berapa kali kau melarikan diri dari rumah sakit? Apa kau tidak sadar seberapa parah lukamu itu? Kau pun secara tidak langsung sudah banyak merepotkan orang-orang di rumah sakit." Dengan tenang, Jaehyun berujar.

Memalingkan wajah sejenak seraya berdecak malas, Hyunjae kembali berujar, "aku hanya ingin mencari adikku. Lee Taeyong, aku harus mencari Lee Taeyong! Apakah itu sebuah kesalahan?!"

Jaehyun masih memandang wajah Hyunjae dengan tatapannya yang tenang. Bahkan setelah kedua bola mata Hyunjae berubah hitam sekali pun, Jaehyun masih duduk dengan menatapnya tenang.

"Apa kau tidak memahami perkataanku?" Hyunjae mendesis.

Memejamkan mata, kemudian menghela pendek, akhirnya Jaehyun mencondongkan tubuhnya ke depan, kemudian kedua tangannya meraih borgol yang membelenggu kedua tangan Hyunjae. Merapalkan mantra kemudian, seketika borgol tersebut remuk karena sihir air Jaehyun.

"Temui adikmu di kamar rawatnya."

_-_Magie De L'univers S2_-_

Rasa pening menghinggapi kepala saat Sungchan dengan perlahan sadar dari tidur panjangnya. Ia membuka kedua matanya dengan hati-hati. Seketika, langit-langit berwarna putih menjadi awal pemandangan yang ia lihat.

Kedua mata tersebut bergulir ke arah kanannya kemudian, mendapati seorang pria dengan iris merahnya, memandangnya tanpa emosi.

"T-Tuan Noble.." Begitu lemah saat suara tersebut terucap.

[ ] 2. Magie De L'univers : Fin De L'histoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang