04

221 33 0
                                    

***

Pagi ini Irene sudah berada disekolah dirinya berjalan santai dengan senyuman yang selalu ia tebarkan yg membuat siapa pun yang melihatnya akan terhipnotis, Irene berjalan menuju kelas tidak bukan kelas dirinya tapi kelas Seulgi adik kelas incarannya itu, tak lupa Irene membawa sekotak bekal sarapan dilengannya tentu saja itu untuk Seulgi.

Sampainy didepan kelas Seulgi, Irene tidak langsung memasuki kelas itu dirinya menarik nafanya terlebih dahulu dan ia hebuskan perlahan-lahan untuk menghilangkan grogienya, setelah melakukan itu Irene pun memasuki kelas Seulgi.

Irene berjalan menuju meja Seulgi dengan senyuman yang tak pernah pudar itu, dirinya bisa melihat Seulgi gadis tampan itu sedang asik mengobrol dengan teman-temannya lebih tepatnya Seulgi hanya menyimak.

" Seulgi " Panggil Irene pelan

Seulgi pun menoleh menatap Irene. " ada apa?  " Tanya Seulgi.

Irene mengulurkan lengannya yang memegang bekal itu. " seperti biasa ini untukmu " Ucap Irene dengan senyum manisnya.

Seulgi diam sejenak perlahan lengannya mengambil bekal yang ada ditangan Irene. " Nee mksi " Balas Seulgi

Irene pun tersenyum senang.

" iyaa, jangan lupa dimakan nee. Aku  pergi kekelas dulu " Pamit Irene membalikan badannya dan berjalan keluar kelas.

Seulgi hanya diam menatap punggung kaka kelasnya itu.

" kak irene " Panggil Seulgi sebelum Irene benar-benar keluar dari kelasnya.

Irene pun menoleh dengan perasaan campur aduk dirinya benar-benar grogie sungguh.

" wee??  " Tanya Irene

" lain kali tidak perlu membawakan ku bekal seperti ini aku bisa pergi kekantin " Ucap Seulgi tanpa basa basi matanya masih fokus menatap wajah cantik Irene.

Irene pun menyeritkan keningnya bingung dengan perkataan Seulgi. " tapi, kenapa? aku tidak merasa keberatan lagi pun kau tidak suka sarapan dirumahkan? " Tanya Irene yang masih bingung.

" aku risih denganmu " Balas Seulgi spontan dan tanpa ragu apa lagi untuk memikirkan perasaan Irene seperti apa nantinya.

Irene hanya tersenyum berusaha biasa saja, toh ini juga resiko dirinya untuk tetap memperjuangkan Seulgi yang tdk suka dengan dirinya bahkan meliriknya pun tidak.

" Maaf nee, aku minta maaf sudah membuatmu risih...aku pamit nee " Ucap Irene yang masih menebarkan senyum manisnya seolah-olah yang dikatakan Seulgi barusan tdk membuat dirinya sakit.

Seulgi pun duduk kembali dengan tenang setelah Irene menghilang dari padangannya,

" Kau begitu jahat dengan kak Irene " Sahut  Jisso yang dari tadi hanya menyimak saja antara percakapan Irene dan Seulgi tadi.

Seulgi menoleh melirik sekilas teman sebangkunya ini. 

" aku tidak peduli " Balas Seulgi dingin

Jisso hanya menghebuskan nafas kasar dengan sahabat nya ini yg terlalu dingin dan cuek.

" kau terus saja menunggu wanita masa kecilmu itu yang entah akan kembali atau berjumpa dengan mu lagi atau tidak nanti " Ucap Jisso santai

Seulgi tidak membalas ucapan Jisso dirinya hanya diam.

" dia akan kembali aku yakin itu "

***

" aku tidak mau Pa " Ucap Seulgi menatap Papanya dengan tatapan tajam miliknya.

" kau tidak bisa menolaknya Seul " Balas Pria paruh baya itu yang masih terlihat muda dan tampan yang jelas Pria itu Papa Seulgi.

" Papa jangan memaksaku " Ucap Seulgi dengan sengitnya

" Kau jangan membantah Seul mau tidak mau perjodohan ini akan tetap terlaksanakan ini perintah dan keputusan Papa " Balas Papa Seulgi dengan wajah garangnya.

Seulgi menatap wajah Tampan Papanya itu dengan mata tajamnya , lalu keluar begitu saja dari ruang kerja Papanya  dengan menggebrakan pintu kerja ruangan Papanya itu.

Papa Seulgi yang bernama Kang minho hanya memijat pelipisnya saja, melihat tolakan yang diberikan putri Sulungnya itu Kang minho sudah menduga jika Putrinya akan menolak perjodohan ini.

.

.

.

.

MAAF BANYAK TYPO BERTEBARAN
VOTE JANGAN LUPA OKKEI!!

SEE U!

Sen, 30 Agst 21
Dhanii
Lampung 📍




a simple love [Seulrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang