Dingin menyapa bagian bawah tubuh Doyoung ketika ia memasuki kamar luas itu, mengingat hanya sehelai handuk menggantung pada pinggangnya serta kaus kebesaran yang menjadi penutup tubuhnya. Sambil sedikit mengigil ia berjalan cepat menuju lemari yang tak kalah mewah disana, membuka dengan sedikit kasar demi mencari pakaian yang hendak ia gunakan.
Pemuda manis itu hampir terlonjak kaget begitu mendengar pintu terbuka dengan cukup keras, menhentikan gerakannya yang hendak memakai kaus bersih. Ia menatap horor pada sosok yang baru saja masuk kamarnya, dimana bagian tubuh yang paling ia tutupi terekspos bebas.
"Doyoung apa kau-"
"KETUK DULU PINTUNYA! AKU SEDANG BERPAKAIAN!"
Pekikannya sudah dapat dipastikan mengejutkan siapapun yang memasuki kamar, ditandai dengan keributan kecil dari arah pintu. Tak lama kemudian disusul suara bantingan keras. Dari tempatnya berdiri mematung Doyoung menyimpulkan bahwa sudah tidak ada siapa-siapa disana. Ia memutuskan untuk mengintip sedikit dari balik pintu lemari, dengan kaus yang masih tersangkut pada lengannya. Hanya untuk mendapati sosok Jaehyun berdiri memunggunginya, lengkap dengan setelan sehari-harinya yang berupa hoodie gelap.
"JAE-"
"Lebih baik kau segera memakai baju, ada yang perlu kubicarakan denganmu,"
"Tapi kau keluar dulu!"
"Memangnya kenapa? kita sama-sama lelaki ini," lanjutnya, suaranya mengecil pada akhir kalimat, "lagipula aku sudah memberimu privasi, jadi bagaimana kalau kau segera berpakaian dengan baik sehingga aku bisa menyelesaikan urusan ini?"
Penuturan panjang dari si pemuda Jung membuat Doyoung menautkan alisnya dengan kesal. Tak ada yang salah dengan perkataannya, yang mana sedikit banyak membuat Doyoung menahan emosi kepadanya.
Kaus malang yang sedari tadi menggantung pada lengannya kini sudah terpasang sempurna, kerahnya yang lebar menampilkan sedikit (banyak) tulang selangkanya. Setelah menutup lemari dengan sedikit kasar, ia tak langsung memanggil jaehyun melainkan menatap tubuh tegap si pemuda. Meski usia mereka hanya berbeda setahun, namun perbedaan menonjol pada figur atletis itu menciptakan ilusi seolah Doyoung lah yang lebih muda.
Lamunannya buyar kala Jaehyun berbalik, mendapati Doyoung sedang berdiri diam dengan mata yang terfokus pada dirinya. Yang lebih muda memiringkan kepalanya, layaknya hendak bertanya mengapa ia bersikap seperti itu.
Doyoung dengan cepat membuang muka, seolah tersadar telah menatap sang tuan rumah dalam lamunan terlalu lama hingga tak menyadari bahwa Jaehyun sudah berdiri dihadapannya, menatap ke dalam manik kelamnya. Bahkan ketika si pemuda Jung kini hanya terpisahkan selangkah darinya, sampai aroma khasnya dapat merasuki indera penciuman Doyoung.
Padahal baru saja ia mandi, namun kini ia mulai merasakan bulir keringat tercipta pada lehernya entah disebabkan oleh apa.
"A-ada apa?" Tanya Doyoung, masih enggan menatap langsung ke arah Jaehyun.
"Besok aku akan ke apartemen, apa kau mau ikut?"
"Apartemen? ke -Kromer?"
Anggukan menjadi jawaban dari Jaehyun. Doyoung hendak menyahut dengan riang sebelum otaknya menyadari kejanggalan dalam ajakan tersebut, membuatnya memicingkan kedua matanya pada Jaehyun.
"Ada apa memangnya?"
"Ada apa kenapa?" pertanyaan Doyoung dibalas dengan pertanyaan lain oleh Jaehyun, yang kini tampak kebingungan.
Mengangkat bahu sedikit acuh, Doyoung membalikkan badan untuk menuju kasur yang berada ditengah kamar.
"Maksudku setelah hampir sebulan aku tak diperbolehkan pulang baru hari ini kau mengajakku ke Kromer,"
KAMU SEDANG MEMBACA
6 Feet Under [JaeDo]
FanfictionBXB | JAEDO | MATURE | MAFIA | ACTION In which Doyoung, an overworked waiter encounter the Capo of Persefoni in undeniably bad terms. JaeDo, with some other pairs Start : 27/6/21 Fin :