Kidnapped?

498 86 40
                                    

Happy Reading
.
.
.

'Any truth better than indefinite doubt'

Sir Arthur Conan Doyle

__________

Sakura mengendarai mobilnya dengan pelan. Menikmati setiap hembusan angin yang terasa segar menerpa wajahnya. Rasanya memang sudah lama di tidak keluar rumah, padahal cuma dua bulan.

Yah, dia mungkin terlalu lama berkabung hingga membuatnya tak lagi memperdulikan dunia luar. Tapi, baginya itu sudah cukup. Satu bulan, sudah lebih dari cukup untuk mengurung diri.

Dia lebih tahu hal itu lebih dari siapapun. Kakaknya kadang memang terlalu berlebihan padanya. Dia juga merasa bersalah saat melihat kakaknya yang selalu nampak khawatir akan dirinya. Sekarang tidak akan lagi. Dia akan kembali seperti dulu. Dia berusaha.

Voucher belanja sebenarnya hanya alasannya saja. Dia hanya ingin menikmati udara kota yang sudah lama tidak di hirupnya. Lagipula, dia juga bosan memandangi tamannya yang tak pernah berubah. Ingin mencoba bercocok tanam, tapi, dia malah membuat rimbunan bunga mawar di pekarangannya menjadi ladang yang tampak seperti habis terserang badai. Walhasil, dia akan memendam bakat berkebunnya itu kembali ke dasar laut.

Ponselnya berbunyi saat mobilnya baru saja  melewati perempatan lampu merah, dia memelankan laju mobilnya saat melihat siapa yang menelepon. Dan berhenti beberapa meter dari sebuah pertigaan besar. Dia menempelkan ponselnya di telinga setelah menggeser tombol terima.

"Halo."

"Hei, kau dimana ? Kenapa tidak mengajakku kalau mau jalan-jalan ?"

Sakura menjauhkan ponselnya saat telinga nya terasa berdengung karena teriakan tetangga sekaligus sahabatnya itu.

"Ih, aku mau jalan-jalan sendiri, memang kenapa sih ?"

"Ngefangirl sendiri itu tidak enak, sayang."

Sakura terkekeh pelan. Yah, memang, hiburannya dan salah satu hal yang membuatnya bangkit adalah idolanya. Katakan dia lebay, tapi, ngefangirl itu bisa membuatnya melupakan kesedihannya juga. Sejak dulu, dia memang seperti itu, saat butuh hiburan, dia akan duduk di kursi yang berada di seberang jalan mall yang menampilkan layar besar dengan gambar idola kesukaannya, dan memandanginya sampai puas.

Wanita mana yang tidak menyukai pria tampan ? Coba katakan padaku. Sakura juga termasuk di dalamnya, menolak munafik, dia juga suka orang . Realistis bukan ?

"Ck, kau kan sukanya ganggu aja, sudah, aku mau jalan lagi, babay." Ucap Sakura mengakhiri panggilan teleponnya sepihak, dan dia yakin Jika Ino pasti menyumpahinya setelah dia kembali.

Dia meraih kunci mobil lalu menyalakannya. Saat dia hendak melaju, dengan cepat dan tak terduga, pintu kursi penumpang terbuka dan seorang pria dengan setelan serba hitam masuk dan langsung duduk disana setelah menutup pintu dan menguncinya. Membuat Sakura mendadak cengo.

"CEPAT JALANKAN MOBILNYA !"

Kaget karena suara rendah yang terkesan memaksa dan mengintimidasi, sedangkan pria itu tak hentinya menoleh kebelakang, seakan takut sesuatu mengejarnya.

"Hey, Nona. Ayo cepat jalankan mobilnya. Aku tak punya banyak waktu !" dengan nafas yang tersengal, dia meminta Sakura menjalankan mobil setelah menurunkan maskernya, tapi, sang pemilik masih dalam mode patung, menatapnya tak berkedip.

Mulai kesal karena Sakura tak segera bergerak, dia mengguncang pundaknya. Membuat Sakura terperangah.

Atau

R.U.NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang