Puzzle

323 65 50
                                    

Happy Reading
.
.
.

'Kesempatan tidak datang dua kali, jika ada kesempatan dalam kesempitan, jangan di lewatkan' 🌚

Naruto Uzumaki - R.U.N

__________

Sakura memandangi tubuhnya yang penuh ruam keunguan di bangian lengan dan wajahnya. Luka-luka kecil yang di terka Sakura karena pecahan kaca mobil dan ruam saat dia di tendang oleh Sasuke itu terasa pedih saat terkena air.

Menopang tubuhnya dengan dua tangan di wastafel kamar mandi, Sakura menatap wajahnya di cermin. Mengingat kembali percakapan kakaknya dan Sasuke beberapa waktu lalu. Semuanya terasa mengganjal.

Dia tidak pernah tahu akan hal itu. Tentang pekerjaan ayahnya, resiko, dan organisasi pemerintahan yang seperti itu. Tidak mengerti dan tak mau mengerti. Tapi, semakin di pahami dan ingat, semuanya terasa menyakitkan jika semua ini adalah penyebab kematian ayahnya.

Tidak.

Sakura tidak ingin mengambil kesimpulan sendiri, tapi, dia tidak bisa memungkiri jika apa yang di alaminya saat ini berhubungan dengan kematian ayahnya. Dia cukup tahu jika pembicaraan dua orang lelaki tadi seharusnya tidak di dengar olehnya.

Dalam hal ini, dia benar-benar berharap jika tidak tahu apapun saja. Dia benci, selalu saja punya perasaan peka yang membuatnya selalu overthinking terhadap segala hal yang memang tidak sepatutnya di pikirkan.

"Ayo, Sakura, hilangkan, lupakan, jangan lagi di ingat-ingat ucapan dua lelaki tadi. Jangan membuatmu jadi terbebani, lupakan, ingat saja lelaki tampan, dengan hidung mancung dan bibir yang seksi, ingat.."

Alisnya mengernyit saat bayangan lelaki Uchiha itu yang muncul di kepalanya. Saat dia menerobos masuk mobilnya, saat dia menggendongnya, dan saat dia meminta maaf.

"Sakura! Ini baru 24 jam, dan kau sudah hampir jatuh cinta pada lelaki yang membuatmu jadi kesakitan seperti ini. Lihat wajah dan tubuhmu yang penuh luka ! Ini karena ulah nya ! INGAATTT !!! DIA JUGA MENENDANGMU KELUAR DARI MOBIL KEMARIN, MENENDANG, menendang, menendang, MENENDANG !!!"

Sakura meneriaki dirinya sendiri di depan kaca. Membenci dirinya yang mudah jatuh cinta dan terpikat lelaki tampan. Betapa murahan nya dirinya.

Plak!

Sakura meringis saat merasakan panas pada pipinya akibat tamparan dari tangannya sendiri. Lalu menunjuk kaca dengan jari telunjuknya dengan bengis.

"KAU TIDAK MURAHAN ! SIAPA YANG BILANG BEGITU ? TIDAK ADA. ITU HANYA KARENA KAU WANITA NORMAL ! INGAT! APA SALAHNYA SUKA LELAKI TAMPAN ? TIDAK ADA. TITIK."

Sakura berjalan tetatih keluar dari kamar mandi dengan rambut yang acak-acakan, lalu mundur kembali menempel di pintu kamar mandi saat mendapati Konan yang duduk di kasur dengan senyum ambigu nya.

"Uuh.. Hai.."

.
.
.
.
.

Sasuke dan Sasori berjalan keluar dari ruangan milik Jiraiya beriringan. Setelah menutup pintu, mereka hanya diam disana, bersandar pada tembok dan memikirkan penjelasan dari Jiraiya tadi.

___,,___

"Kalian, aku kira ini bukan waktunya lagi aku menjelaskan kenapa kalian disini, kalian pasti sudah tahu masalah ini. Atau mungkin hanya salah satu dari kalian yang benar-benar tahu inti dari masalah ini." Ucap Jiraiya mengawali, lalu menatap Sasuke lama.

R.U.NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang