Happy Reading
.
.
.'Fate is the opportunity, choice is what you do with it'
Karen Rose
-from novel 'Nothing to fear'-__________
"Mikoto, apa yang kau lakukan ?"
Wanita dengan gaun hitam itu berbalik dan menatap wajah suami serta anak sulungnya yang tengah diikat di lantai oleh dua orang dengan topeng khas berwarna putih dengan corak berbeda.
Berdiri angkuh, wanita yang di panggil Mikoto itu melangkah pelan mendekat ke arah dua orang yang terikat di lantai itu.
"Fugaku, akan lebih mudah bagimu untuk mengatakannya saja dimana chip itu, bukan? Kenapa kau membuatnya sulit?"
Helaan nafas terdengar dari pria paruh baya itu. Lalu pandangannya beralih pada putranya yang nampaknya masih belum sadarkan diri. Dia yakin jika putranya itu di berikan obat atau apapun itu. Jika tidak, mungkin saat ini dia tengah memberontak tanpa ampun, mengingat dia bukan pria yang mudah di taklukkan.
Pandangannya kembali pada wanita yang selama ini sudah menemani hidupnya lebih dari seperempat abad itu.
"Kau mengerti apa jawabanku, Mikoto. Aku tak akan mau mengatakannya." Tukas Fugaku dengan tegas. Sedikit melirik ke arah pintu dimana seseorang tengah mengawasi mereka dengan tangan bersedekap.
Mikoto pun berbalik dan menatap pria yang berdiri menghalangi pintu, adu tatap dengannya, menolak terintimidasi.
"Dimana putra kedua mu?"
"Tidak tahu."
"Tidak ada."
Menjawab bersamaan, Mikoto menoleh pada Fugaku yang nampak tenang. Tak tampak rasa cemas sedikitpun.
"Kalau begitu, bawa saja mereka. Kita bisa melanjutkannya di ruang bawah tanah nanti."
Mikoto berbalik dan berjalan pelan ke arah Fugaku dan berjongkok di depannya. Merogoh sesuatu dari tas kecil yang terselip di bawah gaunnya.
Mengamati wajah sang istri yang membuka tutup sebuah wadah kecil dengan jarum di ujungnya dengan rasa yang campur aduk.
"Fugaku, ambil nafas lewat hidung, lalu keluarkan lewat mulut. Tenangkan dirimu." Ucap Mikoto bersiap-siap menyuntikkan obat pada lengan Fugaku.
"Aku tidak pernah sekalipun meragukan mu, tapi, apa kau-"
"Berhentilah bicara."
Cresss!
.
.
."Ayah!"
Sasuke terbangun dengan peluh yang membasahi tubuhnya yang telanjang. Tersadar dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya, dia kembali membaringkan tubuh penatnya di kasur.
Mengawasi sekeliling, dia memandangi setiap sudut ruangan yang terasa asing baginya. Mengintip ke balik selimut, dia bernafas lega saat melihatnya masih memakai celana. Hanya saja, tidak tahu itu celana siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
R.U.N
Action__________ "jangan pernah mempercayai siapapun" Sasuke Uchiha Disclaimer©Masashi Kishimoto Original story by me 💜💜💜