Bab 9

376 63 5
                                    

Elizabeth mengikuti langkah orang yang tengah menempelkan sebilah belati di garis lehernya. Langkahnya terseok-seok, membuat orang itu praktis menyeret dirinya di sepanjang jalan. Salah satu tangan orang itu melingkari pinggang Elizabeth, memaksanya agar berjalan lebih cepat. Sementara belati yang orang itu tempelkan di tenggorokan Elizabeth memberi ancaman kematian.

"Kau akan menyesali ini." Elizabeth berkata di tengah napasnya yang menderu karena dipaksa untuk bergerak cepat dengan kondisi kakinya yang masih terluka.

"Tutup mulut, Jalang! Malaikat pelindungmu tidak akan pernah datang untuk menyelamatkanmu," ujar pria itu tanpa melambatkan langkah mereka berdua.

"Dia akan datang!" seru Elizabeth. Belati di lehernya bergerak makin ke dalam. Elizabeth dapat merasakan darah mengalir dari goresan yang timbul akibat gerakan itu.

"Aku tidak peduli kalau Derek datang." Pria itu berhenti sejenak untuk membisikkan kata-kata tersebut di telinga Elizabeth. "Tapi saat dia datang, akan kupastikan urusan kita berdua sudah selesai. Lalu aku akan dengan senang hati menghabisinya dan menarik jantungnya keluar. Sama seperti yang dia lakukan pada Kapten Clift."

Orang ini sudah gila! Jelas-jelas dia tidak akan menang melawan Derek. Namun Elizabeth berpikir mungkin itulah tujuan orang ini menyeretnya makin dalam ke hutan yang gelap. Karena dia tidak akan menang jika melakukan perkelahian satu lawan satu dengan Derek. Saat ini, hal itu tidak terlalu penting bagi Elizabeth. Sebab bahaya yang lebih besar tengah ada di depannya. Dia tahu apa yang pria ini inginkan dari dirinya. Karena pria ini telah menunjukkan niatnya sejak awal pertemuan mereka. Jauh sebelum Derek membawanya pergi dari kelompok yang telah menculiknya.

"Derek akan membunuhmu kalau kau berani menyentuhku, Wesley! Aku miliknya!" seru Elizabeth dengan sisa-sisa keberaniannya yang masih ada. Sedikit kebohongan agar dia bisa selamat. Dan dia berharap bahwa Wesley akan benar-benar memercayainya.

"Bangsat! Aku tahu dia sudah menyentuhmu!"

Tiba-tiba Elizabeth merasakan dirinya dihempaskan ke atas tanah. Namun tidak lama karena berikutnya Wesley telah menindih gadis itu dan kembali meletakkan belati tersebut di leher Elizabeth. Bau busuk yang menyengat menusuk lubang hidung Elizabeth. Dia dapat melihat deretan gigi Wesley yang tidak lengkap ketika pria itu menunduk untuk mendekatkan wajah pada Elizabeth. Lutut kurus Wesley menekan perutnya dengan menyakitkan hingga Elizabeth sulit bernapas.

"Keparat bermuka dua itu!" Wesley masih berseru marah. Meski kemarahan itu dilontarkan pada orang yang salah. Wesley pun tampak tidak terlalu peduli ke mana dia akan melontarkannya. "Kapten memercayainya sejak awal! Selalu mengikuti kata-katanya! Padahal aku ... aku telah mengikuti Kapten sejak kecil. Aku mengabdikan diriku padanya. Bahkan aku bersedia menjadikan diriku sebagai perisai untuknya! Aku menerima peluru yang ditujukan padanya, tapi malah Derek yang menerima pujian. Hanya karena dia sedikit lebih pintar dan mendorong Kapten untuk menghindari peluru itu, alih-alih melindungi Kapten dengan tubuhnya. Seperti aku!"

"Wesley—"

"Diam! Aku sudah muak! Aku membenci mereka semua! Orang-orang yang mengabaikanku akan mati! Kapten Clift, Derek, dan kau! Kau wanita jalang angkuh...."

"Wesley, kumohon...."

Kini Elizabeth benar-benar ketakutan. Wesley terlihat gila. Tatapannya seperti orang yang telah kehilangan akal sehat. Napas pria itu berderu dan pandangan matanya pada Elizabeth terlihat kejam. Namun yang paling mengerikan dari itu semua adalah seringai yang terbentuk di bibir tipisnya.

"Tapi sekarang, kau tidak akan mengabaikanku. Akan kupastikan bahwa wajahku adalah hal terakhir yang akan kau lihat sebelum aku merobek tenggorokanmu. Aku selalu menyukai tenggorokan gadis cantik sepertimu."

Cold Hearted ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang