Part 23

833 37 0
                                    

"Mama... aku ingin memeluk mama" Kana merengek ingin dipeluk oleh Kotoko yang masih dalam perawatan. "Kana... jangan terlalu erat memeluk Mama, oke?" Naoki mengingatkan Kana. Dan Kana pun memeluk Kotoko yang duduk dikursi roda dengan infus yang masih terpasang. "Kotoko... kita periksa dulu lukamu, oke" Naoki seperti meminta izin kepada Kotoko. Setelah kejadian itu, Kotoko menjadi pendiam, ia kaget ketika suara pintu dibuka secara kuat, bahkan sampai hari ke-8 pun Polisi masih belum bisa menerima keterangan ke Kotoko. Karena Kotoko selalu kaget, berteriak dan meminta polisi untuk keluar dari ruangan itu.

"Kotoko..... tenanglah" Naoki adalah penenang bagi Kotoko, penculikan itu membuat Kotoko menjadi trauma dan Naoki harus selalu siap disamping Kotoko. Naoki terus memeluk Kotoko dan mencium istrinya di rambut, pipi bahkan bibir Kotoko. "Irie-kun... minta mereka keluar..."ujar Kotoko menangis dan memeluk Naoki. Ibu pun masuk dan kaget dengan kondisi Kotoko, "Kotoko-can... semua baik-baiik saja.. " ujar Ibu menangis. Naoki melihat kondisi mental kotoko yang terus menurun, akhirnya ia memanggil dokter lain dan kotoko diberikan obat penenang.

Dikamar VIP yang luas itu berkumpullah anggota keluarga dan polisi serta ahli psikolog terkenal yang dicari oleh Ayah Setsuna. "sebaiknya ganti cara berpakaian anda, mungkin kostum seperti ini juga yang melakukan penculikan terhadap Kotoko, jika analisa saya benar, cara membuka pintu ini sama dengan cara pintu mobil yang mungkin saja Kotoko pernah masuk di dalamnya"

Akhirnya cara itu dicoba, Polisi datang dengan lebih santai didampingi psikolog itu, semua dimulai sangat pelan, dan seperti tidak ada harapan ketika kotoko tidak memberikan tanda-tanda akan bercerita. Kemudian ketika mereka semua akan keluar kamar, kotoko bersuara, dan naoki langsung duduk disebelah kotoko dan memeluknya memberikan semangat untuk bercerita.

Kotoko bercerita dengan tidak teratur dan tidak berurutan, tapi paling tidak mereka sudah mulai mendapatkan informasi. "jangan dipaksa..." tiba-tiba Naoki menghentikan itu. "keluarlah..." Naoki masih berkata pelan dan meminta semua orang keluar. "ini terlalu berat baginya, kalian keluarlah" tatapan tajam naoki membuat semua orang keluar dari kamar itu. Naoki meraup wajah kotoko dengan tangannya, "Kotoko, aku disini... aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi dan membuatmu terluka" ujar Naoki berusaha menenangkan Kotoko. "Irie-kun...." Naoki pun mencium lembut bibir istrinya cukup lama.

Siangnya Kana datang ke Rumah sakit, kali ini ia membawa permainan yang diminta oleh Naoki. "apa kau membawa yang Papa minta?" Tanya Naoki ke Kana

"ya.. aku membawanya" jawab Kana ceria

"ajaklah Mama bermain, kita harus memberikan permainan yang ringan agar Mama tidak banyak bergerak" jelas Naoki.

Naoki pun membiarkan Kana masuk ke dalam kamar, "mamaaaa..."

"Kanaaaa..." Kotoko pun tersenyum melihat Kana, kemudian Kana mengeluarkan sebuah permainan dan mereka bermain bersama, senyum Kotoko kembali terlihat. "akhirnya Kotoko kembali tersenyum" ujar Ayah Shigeki yang sudah berada disamping Naoki. Naoki cukup kaget dengan kedatangan Ayahnya. "aku seperti gagal menjadi suami Kotoko"

"naakk..." Ayah pun hanya bisa mengatakan itu. "aku pikir semua hal buruk itu hanya akan datang dari Kotoko yang ceroboh, ternyata aku penyebab terbesar itu, dan sekali hal buruk itu datang ..langsung melukai Kotoko hingga kedalam jiwanya"

"jangan merasa bersalah, Kotoko membuat banyak perubahan untuk kita semua. Apa kau tidak merasa, kau makin berubah dan lebih peduli dengan keadaan sekitarmu? Dan kehadiran Kana makin membuatmu peduli dengan semuanya, jadi jangan merasa bersalah... kita hanya harus menemukan Setsuna dan membuat dia membayar atas semua perbuatannya ini" ujar Ayah

Naoki pun mengangguk, kemudian tidak lama ia pun bergabung dengan Kotoko dan Kana, mereka pun bermain di atas ranjang rumah sakit itu.

Sebulan setelah kejadian itu dan Kotoko mulai membaik, Kotoko akhirnya diperbolehkan pulang. Kali ini Kotoko hanya pulang berdua dengan Naoki, sementara yang lain menunggu dirumah. "Irie-kun, sepertinya belakangan aku sering menginap di Rumah Sakit" ujar Kotoko. "apa kau bangga?" Tanya Naoki. "tentu saja tidak... siapa yang bangga dengan mendapatkan luka tembak di tubuhnya, aku pikir itu cuma di film-film. Ternyata itu terjadi denganku.." dan Kotoko pun menundukkan kepalanya.

Naoki pun meminggirkan mobil ke area yang aman, kemudian melepas sabuk pengaman dan langsung mencium lembut bibir Kotoko. "I-irie..kuunn..." wajah Kotoko pun memerah. Kotoko pun memeluk Naoki,"Iriie-kun... setelah semua ini, apa kita bisa mengunjungi Ayah?" Tanya Kotoko dengan kondisi masih memeluk Naoki. "tentu saja, kita akan mengunjungi Ayah dan Ibu di Akita" ujar Naoki. "ayo.. kita pulang, Kana sudah menunggu" Naoki pun melepaskan pelukannya dan melajukan mobil ke arah rumah.

Pencarian Setsuna masih diteruskan, sementara Naoki masih terus mencari informasi keberadaan Setsuna. Berita Setsuna kembali naik, semua heboh dengan keberanian Setsuna menculik Kotoko dan menembaknya.

Beberapa media bahkan datang ke rumah kediaman Irie meminta penjelasan dari mereka. Naoki tidak mengizinkan media menyentuh Kotoko, namun akhirnya semua kembali diam dan tenang karena Setsuna yang masih belum ditemukan setelah 3 bulan kejadian penembakan itu. "Kotoko... kita pulang lebih awal hari ini, ayo kita berkeliling.." ajak Kikyo. "aahh.. aku mau sekalii.. tapiiiii....Irie-kun tidak mengizinkanku" ujar Kotoko menundukkan kepalanya. Ia ingin sekali pergi, tapi Naoki sudah melarangnya untuk tidak kemana-mana. "tapi Irie-sensei ada jadwal operasi hari ini, pasti lama, setidaknya kita makan Abura Soba, tidak akan jauh, kami akan mengantarmu kembali kesini" janjii Kikyo. "ayo... kita temui Irie-sensei" Kikyo pun semangat untuk bertemu Naoki.

"aaahh katakan saja, itu hanya alasanmu supaya bisa bicara dengan Irie-sensei" ungkap perawat lain. "hohohoo... kalian, diamlah... itu , tentu saja" jawab Kikyo dengan genit.

"tidak" jawab Naoki yang sedang menyiapkan laporannya. "Iriie-sensei, kami janji... akan mengembalikan Kotoko". Semua teman-teman Kotoko berusaha membujuk Naoki.

"Irie-kuuunn..... aku hanya akan pergi makan Abura Soba diseberang jalan sana.. janji setelah ini aku akan kembali" ujar Kotoko dan meraih tangan Naoki. "tidak" Naoki menatap Kotoko dan dengan tegas mengatakan itu. "Irie-kuunn.... Aku sudah cukup stress.... Aku..." dan ketika Kotoko mulai merengek, Naoki langsung menjawab "Baiklah..!!!! dan diamlah kalian" ujar Naoki dan melihat teman-teman Kotoko yang kaget dengan tatapan Naoki. "Kikyo, bawa Kotoko kembali kesini sebelum jam 9" ujar Naoki. "Baik.." dan Kikyo menjawab dengan sikap sempurna.

Sementara Naoki melakukan operasi, Kotoko pergi dengan teman-temannya. Bahkan ia pergi berbelanja dengan mereka. "Kotokoo.. kau belanja banyak sekalii" ujar yang lain melongo melihat belanjaan Kotoko. "kau memang beruntung" ujar Kikyo. "aaahh.... apa Irie-sensei tidak marah kau belanja sebanyak ini?" Tanya yang lain penasaran. "aahh.. itu sebenarnya.... I-ini...." Ujar Kotoko malu-malu mengangkat sebuah kartu. "waaaahh.. apa itu diberikan Irie-Sensei?" Tanya Kikyo sekaligus mendekati Kotoko, yang lainpun mulai mengelilingi Kotoko.

"aahhh iya, Iriee-kun bilang pergilah dengan teman-temanmu, pergilah bersenang-senang..." Kotoko pun mengingat kejadian manis sebelum berangkat tadi, Naoki menyerahkan kartu itu dan mencium lembut bibir Kotoko. Seperti biasa, Kotoko akan dibuat lupa diri disaat ia mengingat kejadian mesra itu. "Kotoko.. berhentilah melamun, ayo traktir kami" dan serentak mereka menarik Kotoko. "aku tau... ayyooo... makan kali ini aku traktir..." Kotoko pun bersemangat.

Mereka kembali sesuai perjanjian dengan Naoki,"Irie-sensei.. terimakasih banyak atas traktirannya... kami sangat bersenang-senang" ujar Kikyo dan yang lainnya. Tak lama mereka pun bubar meninggalkan Kotoko dan Naoki di lorong rumah sakit yang sepi. "aku akan ke kamar mandi sebentar" ujar Kotoko kemudian meninggalkan tas nya ke tangan Naoki. "aku tunggu disini". Naoki pun tersenyum melihat Kotoko sudah ceria kembali.

Ketika Kotoko pergi, Naoki yang masih dalam posisi berdiri dan memandangi hp nya kaget ketika seseorang memeluknya dengan cepat. "ayo kita pergi... ayo kita pergiiii..." dari suara itu Naoki tau itu Setsuna. Rambutnya sudah dipotong dan berganti warna dengan lebih gelap, kemudian ia menggunakan topi dan kemeja longgar serta celana pendek. "diamlah..." Naoki dengan cepat mendorong Setsuna. "Naoki, aku tau kita masih punya kesempatan" 

From Itazura na Kiss (Playful Kiss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang