Part 8

198 70 112
                                    

Hay haayyy semuaaaaaa✋
Shalom, assalamualaaikum, selamat malam buat kamu💜
Re come back again...

Gimana kabar kalian?
Re harap selalu dalam keadaan baik ya

Jangan lupa follow sebelum baca
Jangan lupa vote and coment juga
Bantu re share cerita ini ketemen-temen kalian yaaaaa

Thank uuuuu 💜🦋

Happy reading

______________________




'aku hanya tamu yang tak ingin kau jamu.
Aku hanya benalu yang tak ingin kau tahu'

-author-





Threysia Misellia Xendrick, gadis yang memakai dress putih selutut dengan motif bunga warna-warni itu masih setia duduk di bangku halte dengan air mata yang terus mengalir deras. Rencananya untuk mendapatkan maaf dari Rios telah sirna. Bukannya semakin baik, keadaan berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat sekarang. Alih-alih moment indah, Reysia malah mendapat bentakan dan kata-kata kasar yang menusuk hatinya.

'cara lo ini murahan.'

Ucapan Rios terus terdengar di telinganya. Hatinya begitu tertusuk. Salahkah ia yang ingin berusaha agar Rios melihat usahanya. Kalau iya, kenapa ia harus berada di sini? Untuk apa ia berada di sini?

"Reysia?" Panggil seseorang.

Ia menatap kedepan dan mendapati Bara kakaknya.

Bara segera turun dari motornya gedenya setelah memastikan penglihatannya tak salah. Ia merengkuh bahu gadis itu dan membawa kedalam dekapannya.

"Kamu dari mana aja ha?"

Tak ada jawaban. Hening.

"Kamu kenapa? Kenapa nangis, kenapa di sini, ada yang nyakitin kamu, kasih tau sama kakak?" Cerca bara bertubi-tubi. Hatinya sudah cemas memikirkan adik semata wayangnya ini.

Reysia terdiam lama, mencerna keadaan.

"Kak Bara kok bisa ada di sini?"

"Seharusnya kakak yang nanyak, kamu dari mana aja, kenapa bisa di sini?" Bara merengkuh kedua pipi adiknya, menatap dengan cemas.

"Rey mau pulang, Rey capek." Putusnya setelah lama membisu.

***

Reysia memeriksa ponselnya yang penuh dengan notifikasi chatt dan panggilan dari Bara dan Varissa. Padahal selama berada di alam lain ia selalu mengaktifkan ponsel dan berusaha menghubungi kakaknya. Tapi, tidak pernah tersambung. Ia sedikit lega sekaligus takjub melihat perbandingan antara dua alam yang berbeda. Menjalani hampir seminggu penuh di alam lain sedangkan di sini masih dua hari berlalu.

"Jadi, dua hari ini kamu kemana? Bolos sekolah, gak pulang kerumah, dan tiba-tiba ada di halte? Kalau ada apa-apa cerita ke kakak, jangan menghilang." Bara membuka percakapan setelah mereka duduk berdua di sofa depan TV.

Reysia menatap bara sekilas, tak ada kebohongan di sana. Mata Bara benar menyiratkan kekhawatiran yang besar.

Reysia meraih tangan Bara, memeluk dan bersandar dipundaknya.

Threysia [on Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang