Chapter 1

1.5K 91 0
                                    

"Apa ini Hakase?" tanya Shinichi memandang surat yang diserahkan Profesor Agasa.

"Surat Ai-Kun. Ia menitipkannya padaku untuk diberikan padamu. Sepertinya ia sudah mengira hal ini akan terjadi," jawab Profesor Agasa.

Shinichi memandang Ran.

"Bukalah," pinta Ran.

Shinichi membuka surat itu dan membacanya.

Dear Kudo-Kun,

Meski kau telah berusaha menutupi semuanya dariku, tapi aku tahu ada sesuatu yang besar yang akan terjadi. Di dalam lubuk hatiku, aku mengerti, pada akhirnya aku harus menghadapi Gin seorang diri. Seperti yang sering kau bilang padaku, aku harus menerima takdirku.

Terima kasih karena kau telah melindungiku selama ini. Maaf, karena kesalahanku dan kedua orang tuaku, kau harus menanggung akibat dari APTX 4869. Namun karena sekarang aku telah menyempurnakan penawarnya dan kau telah kembali ke tubuh normalmu, aku anggap hutangku lunas. Apapun yang terjadi padaku nanti, aku tidak lagi menyimpan beban dan aku harap kau pun begitu.

Bila pada akhirnya aku tak sanggup bertahan hidup, jangan menyalahkan dirimu sendiri Kudo-Kun. Menjadi partnermu adalah masa-masa di mana aku benar-benar hidup dan aku sangat bahagia karenanya. Aku harap kau tetap melangkah ke depan dan bahagia bersama Ran-San.

Partnermu

Haibara Ai a.k.a Miyano Shiho

Shinichi meremuk surat itu seolah merefleksikan kehancuran hatinya.

"Shinichi..." Ran memandangnya prihatin.

"Haibara... Ia sepertinya memang tidak berencana untuk hidup..." gumam Shinichi pahit.

Profesor Agasa mengangguk, "Sepertinya begitu. Aku tak menemukan sisa penawar APTX. Yang kau telan adalah satu-satunya, Shinichi,"

"Baka... Bakane Haibara!" pekik Shinichi pedih.

"Apakah belum ada perkembangan mengenai kondisi Ai-Chan?" tanya Ran pada Profesor Agasa.

Profesor Agasa menggeleng muram, "Sejumlah operasi sudah dilakukan untuk menghentikan pendarahan di kepalanya. Namun sudah seminggu, belum ada tanda-tanda kemajuan,"

"Ai-Chan..." Ran menggumamkan namanya dengan sedih.

Mendadak HP Shinichi berdering. Shinichi segera menjawabnya, "Jodie Sensei?"

"Kudo-Kun. Bisa kau ke rumah sakit sekarang?"

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada Haibara?" tanya Shinichi cemas.

"Sherry mulai sadar," Jodie Sensei memberitahu.

"Aku akan segera ke sana!"

Tanpa buang waktu lagi, Profesor Agasa, Shinichi dan Ran segera meluncur ke rumah sakit. Sampai di sana, Jodie, Akai, Masumi dan Mary sudah menunggu.

"Ran, Shinichi," Masumi memanggil mereka.

"Masumi," Ran memanggil balik.

"Bagaimana Haibara?" tanya Shinichi.

"Dokter sedang memeriksanya," jawab Masumi.

Shinichi dan Ran melongok ke kaca. Dari sana mereka bisa melihat tim medis sedang menangani Haibara. Tak lama kemudian dokter keluar untuk menemui mereka.

"Bagaimana kondisinya Dokter?" tanya Jodie Sensei.

"Ai-Chan sudah sadar, namun kondisinya masih lemah sekali. Masker oksigennya belum bisa dilepaskan. Kami masih harus memantau perkembangannya lebih jauh," jawab dokter.

"Apa kami boleh menemuinya?" tanya Shinichi penuh harap.

"Boleh, tapi satu orang saja. Jangan banyak-banyak," kata dokter.

Walau keluarga Sera adalah keluarga Haibara secara resmi, namun Shinichi lah yang paling dekat dengannya. Akhirnya mereka membiarkan Shinichi saja yang masuk untuk menemuinya.

Haibara membuka matanya seraya mengedip lemah ketika melihat Shinichi duduk di tepi pembaringannya.

Shinichi tersenyum seraya meraih tangan mungil Haibara, "Hai..." sapa Shinichi.

Haibara hanya mengerjap, tak sanggup berbicara.

"Semuanya baik-baik saja Haibara..." ucap Shinichi dengan mata bergetar, "Aku janji semuanya akan baik-baik saja..."

Haibara yang masih mengantuk, akhirnya tidur lagi.

Terdorong nalurinya, Shinichi mengecup keningnya.

***

"Coba katakan sesuatu Ai-Chan..." pinta dokter setelah seminggu kemudian, masker oksigen Haibara sudah bisa dilepas.

Haibara mengedip lemah, seraya berbisik, "Ai-Chan?"

Shinichi dan Ran saling bertukar pandang, begitu juga dengan keluarga Sera.

"Apa kau ingat sesuatu Ai-Chan?" tanya dokter.

"Ai-Chan... Apa aku Ai-Chan..."

Dokter tertegun, begitu juga dengan yang lainnya.

"Kau tak ingat namamu sendiri?" tanya dokter lagi.

Perlahan Haibara menggeleng, tampak bingung.

Shinichi akhirnya maju, "Haibara, apa kau ingat aku? Aku Shinichi. Kudo Shinichi..."

Haibara memandang Shinichi. Pria yang mengenggam tangannya dan membisikkan kata-kata menenangkan ketika dirinya baru sadar. Haibara tidak mengingatnya, tapi ia merasa pria ini familiar. Entah kenapa ia merasa nyaman melihatnya.

"Haibara..." Shinichi memanggil lagi.

Haibara menggeleng.

Shinichi terkesiap.

"Apa ada sesuatu yang kau ingat Ai-Chan?" tanya dokter.

Haibara berusaha mengingat-ingat. Namun kemudian ia mengeluh seraya menangis memegang kepalanya, "Sakit..."

"Tidak apa-apa Ai-Chan, tidak usah dipaksa," kata Dokter berusaha menenangkan.

"Sakit..." Haibara terus menangis.

Dokter menyuruh mereka semua keluar. Haibara akhirnya diberi obat penahan sakit yang membuatnya terlelap.

You Are My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang