Chapter 5

1.1K 81 0
                                    


"Kami benar-benar minta maaf Yukiko-San. Tapi kami tak sanggup lagi mengajar Ai-Chan. Perkembangannya terlalu cepat. Mungkin sebaiknya dia diberikan homeschooling karena kalau ikut kelas akselerasi di SMA, tidak baik untuk psikologisnya, sebab dia masih berusia 8 tahun," kata Kobayashi Sensei suatu hari.

Akhirnya Yukiko pulang seraya menggandeng Haibara. SD Teitan tak sanggup mengajar Haibara lagi, karena perkembangan intelektualnya terlalu cepat. Bahkan beberapa guru merasa terintimidasi oleh kepandaiannya. Banyak pertanyaan kritis Haibara tidak sanggup dijawab oleh para guru. Entah kenapa para guru merasa, sejak kecelakaan dan amnesia, Haibara malah berubah menjadi anak genius.

"Tadaima," kata Yukiko begitu sampai di rumah.

"Sudah pulang rupanya," sambut Yusaku yang duduk di ruang tamu bersama Shinichi.

"Eh," Yukiko mengangguk seraya duduk di sisi suaminya, sementara Haibara di sisi Shinichi.

"Apa kata Kobayashi Sensei?" tanya Yusaku.

"Mereka menyerah. Mereka tak sanggup mengajar Ai-Chan lagi karena Ai-Chan terlalu pintar. Mereka menyarankan homeschooling alih-alih akselerasi, karena tidak bagus bagi perkembangan Ai-Chan kalau satu kelas dengan anak-anak SMA," jelas Yukiko.

"Okasan..." panggil Haibara dengan ekspresi wajah muram.

"Nani?" Yukiko menatapnya.

"Apa Ai salah? Apa Ai anak aneh? Sehingga sekolah mengeluarkan Ai?" tanya Haibara.

"Tentu saja tidak!" sahut Yukiko cepat, "Ai-Chan genius, anak pintar bukan anak aneh, karena itu mereka tidak sanggup mengajar Ai-Chan lagi,"

"Benar," sahut Yusaku, "Ai-Chan anak spesial, sehingga harus diajar oleh orang yang lebih pintar lagi. Kami akan mencarikan guru homeschooling terbaik untukmu, sepertinya harus yang sudah bergelar professor,"

"Seperti Profesor Agasa?" tanya Haibara.

Shinichi terkekeh geli, "Tidak tidak, professor yang lebih canggih seperti Einstein,"

"Oh begitu,"

"Sebaiknya kau ganti baju dulu Ai-Chan, nanti kita akan makan siang bersama," pinta Yukiko.

"Hai," Haibara pun berlalu dari ruang tamu dan pergi ke kamarnya.

Yusaku, Yukiko dan Shinichi menunggu hingga Haibara naik ke atas dan menutup pintu kamarnya baru lanjut bicara lagi.

"Sudah kuduga," gumam Shinichi, "Kehilangan ingatan tidak membuatnya kehilangan kemampuannya,"

"Eh," Yusaku mengangguk, "Kalau dulu seperti halnya Shinichi yang mengecil, dia bisa mengendalikan diri. Masalahnya sekarang dia amnesia, terjebak di tubuh 8 tahun dengan kecerdasan 18 tahun. Ia tidak bisa lagi mengendalikan dirinya. Pengetahuannya melimpah,"

Yukiko mendesah, "Kasihan Ai-Chan,"

"Mau tidak mau kita harus mencarikan professor untuk menjadi guru homeschoolingnya," ujar Yusaku bijak, "Tapi siap-siap saja, Ai-Chan nantinya malah menjadi dua kali lipat lebih genius dari sebelumnya, karena simpanan lama memorinya dan juga pengetahuan barunya,"

"Tapi aku khawatir," gumam Yukiko, "Jika kecerdasannya tidak diikuti perkembangan mentalnya, dia bisa depresi,"

Yusaku menggenggam tangan istrinya, "Karena itulah kita harus terus mendampinginya,"

Yukiko menatap suaminya seraya mengangguk, "Eh,"

***

Haibara Ai akhirnya mengikuti homeschooling. Berkat bantuan Mary Sera, mereka menemukan rekan sejawat Atsushi dan Elena yang merupakan professor hebat untuk mengajar Haibara, Profesor Emoto. Lima kali seminggu, Profesor Emoto datang ke rumah keluarga Kudo. Dia juga senang mengajar Haibara, karena Haibara tanggap dengan cepat, perkembangannya juga sangat pesat. Haibara mungkin muridnya yang paling terfavorit dibandingkan murid-murid Profesor Emoto lainnya. Di usia 10 tahun, Haibara telah sanggup menjadi partner diskusi Shinichi kembali.

Shinichi mengambil kuliah jurusan kriminal di Universitas Tokyo untuk mendukungnya menjadi detektif profesional. Ia juga satu jurusan dengan Masumi Sera. Ran mengambil jurusan psikologi anak sementara Sonoko jurusan bisnis. Setiap akhir pekan, mereka keluar jalan-jalan bersama untuk refreshing. Haibara sesekali saja ikut, walau ia tidak penakut lagi dan lebih terbuka tapi ia lebih suka menyendiri di rumah, tenggelam bersama buku-buku pengetahuannya.

"Ini data yang kau minta nii-chan," kata Haibara seraya menyerahkan sebuah USB kepada Shinichi.

Wajah Shinichi tampak cerah, "Arigatou neee... Ai-Chan,"

Haibara tersenyum sebelum kembali tenggelam bersama buku-bukunya.

"Tapi kau serius tidak mau ikut keluar? Lagi ada festival lho,"

Haibara menggeleng, "Aku di rumah saja,"

"Sonoko nee-chan sudah menyesali perbuatannya, lagipula hal itu sudah lama berlalu. Kau masih memikirkannya?"

"Tidak juga. Aku dapat banyak tugas dari Profesor Emoto,"

Shinichi melirik bagan-bagan anatomi tubuh manusia yang berserakan di meja, "Tugas apa? Kok semuanya anatomi?"

"Hanya makalah mengenai tubuh manusia,"

Mata Shinichi menyipit, "Sepertinya itu terlalu berat untuk anak 10 tahun,"

"Tidak juga. Ai sedang mempersiapkan diri supaya bisa kuliah kedokteran 3 tahun lagi. Profesor Emoto juga sangat mendukung,"

Shinichi terbelalak, "13 tahun? Kedokteran?!" tapi kemudian ia berpikir, dulu Haibara juga sudah menjadi ilmuwan organisasi di usia 13 tahun, jadi tidak mengherankan seharusnya.

"Eh," Haibara mengangguk.

"Memang kau mau jadi apa?"

"Dokter forensik,"

Shinichi mengerjap, "Kenapa dokter forensik?"

Haibara tersenyum cerah memandang Shinichi, "Agar aku bisa membantu nii-chan. Jadi kita bisa bersama-sama terus,"

Shinichi ikut tersenyum seraya menepuk lunak kepalanya, "Bagus sekali! Kita pasti akan menjadi partner yang hebat!"

"Uhm," Haibara mengangguk.

"Tapi jangan terlalu memaksa diri Ai-Chan. Kau juga harus bersenang-senang sesekali,"

"Aku tahu,"

"Baiklah, nii-chan pergi dulu. Kau mau dibawakan apa?"

"Okonomiyaki boleh,"

Shinichi nyengir, "Sudah kuduga,"

Seluruh teman Shinichi tahu betapa Shinichi sangat menyayangi dan melindungi Haibara Ai, yang mereka anggap sebagai adik angkat Shinichi. Bahkan julukan 'sister complex' sekarang lebih melekat padanya daripada 'magnet mayat'. Kalau sudah mendengar Haibara sakit, ia akan langsung buru-buru pulang. Ke mana pun dirinya pergi bersama teman-teman, ia akan selalu membeli oleh-oleh untuk Haibara. Shinichi juga membawanya untuk menemaninya di hampir semua kasus yang ditanganinya, karena Haibara mampu menjadi partner diskusi yang selevel dengannya. Masa lalu seakan terulang kembali. Perlahan-lahan Shinichi menjadi bergantung pada Haibara karena begitu mengandalkan kemampuannya.

"Makan dulu ya Ai," bujuk Shinichi.

Satu tahun sebelum masuk kuliah kedokteran, Haibara terserang tifus dan harus diopname di rumah sakit. Terlalu banyak belajar dan beban pekerjaan investigasi yang harus dilakukan untuk membantu Shinichi, telah membuatnya kewalahan. Shinichi jadi semakin merasa bersalah.

"Tidak mau," sahut Haibara lesu.

Shinichi akhirnya menggunakan cara lama seperti biasa, menyuapi sebuah permen ke mulutnya. Haibara tersenyum.

"Sekarang mau makan?" tanya Shinichi.

"Uhm," Haibara mengangguk.

"Takuuu... Masih saja seperti anak kecil selalu mau permen..."

Haibara terkekeh menggemaskan.

Setahun setelah itu, di usia 13 tahun. Haibara resmi menjadi mahasiswi kedokteran.

You Are My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang