3

43 8 1
                                    

Kembalilah sebagai teman, dan lupakan bahwa kau pernah tau kalau aku menyukaimu.

-katakukiki-




...

Siang membakar bumi tatkala Aksara duduk diteras rumah sembari melantunkan musik instrumental di headphone hitam kesayangannya. Raut wajahnya yang datar mengisyaratkan ia tengah bosan. Disini ia diperlakukan bak raja dunia, tanpa pekerjaan dan hanya bersantai. Padahal ia tak ingin diperlakukan seperti itu.

Aksara menghirup nafas panjang dan membuangnya perlahan sembari menggembungkan pipi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksara menghirup nafas panjang dan membuangnya perlahan sembari menggembungkan pipi. Tak lama berselang ia berdiri dan melepaskan headphone yang melekat di kedua telinganya. Karena bosan iapun berniat menghampiri sang tante yang sedang sibuk mencuci piring didapur dan menanyakan apakah Tante Ani perlu bantuan atau tidak.

"Maaf tante! Gak ada pekerjaan buat Aksara gitu? Tante butuh bantuan apa kek?" pinta Aksara  cengar-cengir.

"Hahaha. Makasih sayangku, gausah! Toh ini bentar lagi mau selesai. Ya to? Mending kamu istirahat sana! Tidur! Pasti kamu capek!"

"Aksara capek ngapain? Aksara dari tadi aja gak ngapa ngapain! Ayolah tan! Emang gak ada kerjaan apa gitu?" bujuknya lagi menawarkan bantuan. Ia terlihat seperti anak kecil yang tengah merengek dan memaksa.

"Hemm, apa ya? Gini aja, tolong kamu beliin gula sekilo sama kopi hitam bubuk 10 saset. Sama sekalian kamu jemput Anggi, kan bentar lagi waktunya Anggi pulang. Kebetulan, gak jauh dari sekolahnnya Anggi juga ada minimarket. Kamu beli disana aja!"

"Siap tan."

"Nih uangnya, kembaliannya buat kamu beli es atau cilok kalo seumpama bosen nungguin Anggi lama," suruhnya sembari menodongkan uang selembar berwarna biru.

"Makasih banyak tante."

Seketika berangkatlah Aksara dengan tetap menunggangi sepeda vespa tua sang paman dan Aksara tak butuh waktu lama untuk bisa menancapkan sepeda motor tua itu untuk memaksanya berjalan lagi dan lagi.

Sesampainya Aksara di sekolah Anggi, terlihat Anggi sedang asik bercanda gurau dengan dua orang sahabat perempuannya sambil menunggu jemputan angkutan kota. Aksara pun menghampirinya.

"Selamat siang yang mulia maharatu Anggi! Bersediakah putri untuk naik? Biarkan hamba mengajak putri kembali ke tempat peristirahatan." sembari memperlambat gas sepeda motornya.

"Ciyeee, Anggi. Siapa nih? Pacarmu? Ganteng banget." tanya ledek salah satu teman.

"Hahaha makasih," celetuk Aksara. Ia semakin bangga dengan rupanya.

Aksara SukmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang