2.

1.2K 139 8
                                    

.
.
.
.
Aku kasih rate-M jaga² kalau ada yang berbau dewasa, takut khilaf.
.
.
tokoh milik masashi Kishimoto,
Aku hanya remix ceritanya yang keluar dari karakter asli mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 

Sebelum bel masuk berbunyi kantin sekolah selalu menjadi tujuan awal para murid untuk datang lebih awal dan kali ini sudah penuh oleh siswa atau siswi yang membutuhkan karbohidrat di pagi hari untuk mengisi perut mereka sebelum bertarung dengan pembelajaran yang nantinya akan membuat semua murid pusing sendiri.
  Lihat saja diantara meja kantin itu saking laparnya Naruto sudah menghabiskan dua porsi ramen, teman-temannya saja tidak seperti dia yang sarapan pagi sudah makan mie. Apa tidak kasian dengan ususnya.

"Aku tadi ada melihat orang tuamu di dekat ruang kepala sekolah, apa kau membuat masalah lagi Naruto?"

"Aku tidak ada membuat Masalah akhir-akhir ini, apa benar itu orang tuaku sai"

"Tentu saja, aku dan Sasuke yang jadi saksi"

"Hmm, mungkin dipanggil karena nilai ku jelek" setelah itu ia kembali menyeruput kuah ramen yang tinggal sedikit sampai habis hingga suaranya terdengar sangat jelas.

"Menjijikan dobe "
Sasuke berujar dingin, Naruto sendiri tidak perduli dengan reaksi teman-teman nya dia lebih mementingkan kuahnya yang sangat enak saat di nikmati sampai habis.

Terlarut dengan obrolan mereka untuk beberapa Menit hingga akhirnya bel sekolah sudah berbunyi menandakan saatnya mereka masuk kelas.

.
.
.
.
.
.
.
.

Kelas yang ribut saat mau masuk jam pembelajaran pertama akan selalu terulang, apa lagi jika gurunya saja suka terlambat.
Kelas yang awalnya ribut agak sedikit sunyi ketika guru yang selalu memakai masker itu memasuki kelas.

"Maaf terlambat semuanya, bapak tadi ada kesibukan"

Hatake Kakashi hanya tersenyum dibalik masker nya ketika mendengar tuduhan para muridnya, tentang ia yang suka beralasan. Itu benar, tapi kali ini ia benar-benar sedang ada kesibukan.

"Tanpa banyak bicara, kita hari ini kedatangan teman baru. Silahkan masuk Uzumaki"

Untuk beberapa saat mereka yang di kelas agak bingung, ada Uzumaki lagi.
Bahakan Naruto sendiri menekuk alisnya bingung, sejak kapan dia ada penambahan anggota keluarga lagi?.

"Heh Sasuke, apa jangan-jangan Karin pindah kelas ke sini"
Naruto bicara pada Sasuke yang duduk disampingnya, yang tidak di gubris sama sekali oleh pemuda berambut emo itu. Jika Naruto saja tidak tau, apa lagi dia.

Semua murid yang dikelas berpikir bahwa murid baru itu adalah Uzumaki Karin, sepupunya Naruto yang pindah kelas. Yahhh... Mungkin dengan alasan ingin dekat Sasuke sang pujaan hati.
Mereka agak kaget ketika tebakan mereka meleset jauh, sosok manis dengan surah merah muda diikat kuda memasuki kelas dengan pelan. Ada kegugupan di mata hijau nya.

Naruto sempat kaget dengan kehadiran sosok itu, ia tak menyangka kalau orang tuanya akan memasukan sepupunya itu disekolah nya. Padahal pembicaraan mereka beberapa hari lalu adalah gadis itu akan memasuki sekolah asrama perempuan, lalu marga nya pun berganti.

"Ayo Uzumaki, perkenalkan namamu"

"Halo, aku Uzumaki sakura, panggil saja aku sakura"

"Terimakasih atas perkenalannya sakura, kalian sebaiknya baik-baik dengan teman baru kalian. Tidak ada sesi tanya jawab"
Kakashi lekas-lekas berbicara saat salah satu siswanya ada yang mengangkat tangan.

"Jika ingin bertanya nanti saja, nah sakura silahkan duduk disamping uchiha Sasuke" Naruto nampak kaget, kenapa lagi dengan gurunya ini. Dia kan sudah sampingan dengan Sasuke itu anugerah sekali. Gampang kalau nyontek. Pemuda itu tidak pelit.

"Tidak ada penolakan, pindah disampingnya Kiba sana"
Dengan berat hati Naruto pindah. Dia tidak apa-apa sebenarnya pindah apa lagi kursi untuk sepupunya. Hanya saja ada alasan yang membuat nya ingin dekat dengan  si wajah datar, seperti contekan begitu.

Sakura yang melihat wajah murung Naruto jadi tidak tega.
"Sensei, biar saja Naruto duduk di sana, biar aku duduk disamping Kiba-san"

"Tidak bisa sakura-san, ini permintaan kedua orang tuanya"

Sakura memutar otak agar tidak melihat wajah murung Naruto.
"Aku tidak mau duduk dengan Sasuke-san"

"Heh, kenapa"
Kakashi kaget dong. Tumben ada perempuan yang tidak mau duduk sampingan dengan pangeran sekolah.
Bukan hanya Kakashi sih yang kaget satu kelas bahkan.

Sakura menggigit bibirnya, menyalurkan kegugupannya.
"Wajahnya me-menyeramkan"
Suara sakura itu halus dan juga pelan, hanya saja kelas sedang sunyi-sunyinya jadi suara sekecil apapun dapat mereka dengar.

Pernyataan sakura membuat seisi kelas kaget, bagaimana bisa wajah setampan Sasuke dan orang se kalem itu di bilang menyeramkan.
"Bolehkan sensei"
Tersadar  dari keterkejutan nya, melihat wajah berharap dari siswi barunya. Kakashi memilih mengalah. CK, dasar lemah.

"Baiklah, kalau itu keinginan mu, Naruto balik lagi ke tempatmu. Sakura-san akan duduk disamping Kiba"

Setelah mengucapkan terimakasih, sakura berjalan ke arah Kiba. Namun sebelum itu dia berhenti sebentar dimeja Naruto. Menyerahkan kotak bekal yang tadi ia bawa.

"Belajar yang rajin, aku mengawasi mu loh"
Setelah itu menjauh meninggalkan pandangan kaget dari beberapa teman sekelas yang masih penasaran akan hubungan Naruto dan dia.
Bahkan saat sakura mengacak-acak pelan rambut Naruto saja sudah membuat jiwa-jiwa gosip para siswi meronta-ronta untuk berbicara.

Hubungan macam apa itu.

Sakura sendiri nampak masa bodoh dah malah asyik berbincang dengan Kiba yang akan menjadi teman sebangkunya.tanpa tau bahwa mata hitam sasuke sejak tadi mengawasi nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lanjut tidak.

12 sept 2021

walk until legalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang