Ditepi jalan yang masih berlalu lalang orang, Mitsuya membungkuk dan menempelkan bibirnya pada bibir (name).
Perempuan itu masih dapat melihat tatapan orang-orang yang melihat kearah mereka.
Entah imajinasi darimana asalnya. Orang-orang itu tersenyum miring kearahnya, seolah tengah menyudutkannya.
"Hanya karena satu kali gagal menang, dia ditampar loh."
"Gadis menyedihkan."
"Dia hanya boneka kayu."
"Apa perlu sampai menamparnya begitu??"
"Pasti dia sudah tidak berguna."
Tiba-tiba (name) mengingat semua suara-suara aneh yang ia dengar setengah tahun yang lalu.
Dan tiba-tiba sosok keluarganya muncul dalam ingatannya.
"Kenapa aku harus melahirkan mu kalau begini saja kau tidak bisa!"
Sosok ibu yang menampar dan memarahinya didepan umum.
"Kenapa ibu harus peduli dengan orang bodoh seperti mu?"
Sosok kakak laki-laki yang selalu memandangnya rendah.
Dan sosok ayah yang hanya diam membelakanginya.
(name) mendorong dada Mitsuya, membuat pria itu terkejut dan bingung.
"(name)-san?"
"Cukup."
"(name)-san kau kenapa?"
"Aku bilang cukup!! Tinggalkan aku sendiri!" Semua orang termasuk Mitsuya terkejut dengan suara keras (name).
"Eh.. kenapa orang itu?"
"Padahal mereka mesra sekali."
"Apa pria itu dicampakkan?"
"Ehh.. mana mungkin, wanita itu paling yang gila." Gumam pejalan kaki lainnya.
Didalam kereta, (name) menangis tidak berhenti sejak dijalan. Trauma nya kembali teringat.
Alasan ia berencana untuk bunuh diri dijalan raya, dan sialnya (name) tidak berakhir mati dan malah lebih tersiksa dengan kakinya.
"Tidak bisakah kau mati?!"
"Awas saja kau sampai macam-macam dan mencemarkan nama keluarga!"
"Pergi dan matilah." Suara kakaknya dan bentakan ibunya selalu terngiang dikepala (name).
Sekeras apapun (name) menutupi, nyatanya trauma dimasa lalu memang akan selalu terbawa mesti ia harus tersenyum dan tertawa seperti orang gila.
"Oneesan." Panggil anak kecil yang duduk disebelahnya.
"Kenapa oneesan menangis? Apa karena kaki oneesan sakit?" Ibunya yang duduk disebelahnya hanya tersenyum.
(name) menghapus airmatanya dan kembali tersenyum.
"Tidak, oneesan tidak sedih karena ini."
"Lalu kenapa..? Kalau begitu oneesan harus sehat lagi agar tidak sedih, dulu kakiku juga pernah patah saat bermain bola dengan teman-teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
H O B B Y || Mitsuya ✓
Romance"Hobi kami sama" "Sekarang hal aneh terjadi padaku" = = = Mitsuya × Reader Started: 29 August 2021 Finished: 29...