"apakah bentuk perhatian ini bisa di katakan dengan rasa? Entahlah semuanya akan terjawab dengan seiring berjalannya waktu"
Selamat membaca
Bagian sebelas
[Mulai muncul]
***
Senyum devian mengembang saat membaca pesan yang ia dapat waktu malam. Dirinya terlalu lelah, maka dari itu tidak sempat membuka ponsel.
Ternyata, di luar dugaannya. Neila mengirimi pesan yang banyak untuknya, bahkan neila juga menelfon devian sepuluh sampai sebelas kali. Tentu tidak ada yang terjawab.
Entah hanya bosan atau memang neila khawatir kepadanya. Devian tidak mau terlalu berharap, hingga saat ini devian sendiri belum bisa mengartikan sesuatu yang ia rasakan tiap kali menatap neila.
Devian merasa penyemangatnya hadir kembali, sesuatu yang sempat hilang kini kembali. Membuat hari devian di penuhi dengan warna, tidak sesuram saat dirinya di tinggalkan lilana.
Dirinya mengirimi balasan untuk neila, meminta maaf karena semalam dirinya sudah tidur jadi tidak sempat untuk membuka pesan dari neila.
Neila bad girl kampungan
Kangen gue ya Lo?
Tumbenan nyariin..
Enak aja nggak ada kuota, gue pake wifi
Lo ke gue cuma butuhnya doang ish-_-
Sorry, semalem gue udah tidur. Jadi ga sempet buka pesan dari Lo
Ngomong-ngomong Lo bawa mobil? Kalau engga, gue jemput mau ga?
Ga.Gue bukan anak manja.
Lagian kalau kita berangkat bareng, apa kata orang-orang di sekolah.
Mampus gue di serbu sama fans alay Lo itu.
Ya udah
Ga maksa juga.
Devian menutup ponselnya. Dia harus segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Setidaknya sudah berminggu-minggu bekerja, membuat devian terbiasa. Jadi seorang guru yang mempunyai tanggung jawab mengajari muridnya.Kini terasa oleh devian, menjadi guru itu bukan soal yang mudah. Semuanya selalu ada tanggung jawab dan konsekuensi.
Perasaannya? Entahlah devian merasa ada sesuatu yang aneh disaat dirinya berhubungan pada apapun yang menyangkut neila. Mungkin karena lilana, devian seperti menemukan lilana pada diri neila.
Namun akan terlihat jahat, jika devian menyimpan rasa kepada neila karena alasan neila sangat mirip dengan lilana namun beda versi.
Sekeras apapun devian mencoba melupakan, bayangan lilana masih membekas jelas di hatinya. Bahkan devian masih merasa kepergiaan gadis yang ia cintai itu adalah mimpi.
Hal yang tak pernah devian lupakan, sebelum dirinya meninggalkan rumah, devian selalu menyempatkan diri untuk melihat kondisi ibunya. Dirinya selalu berharap esok dia akan melihat Maya kembali sehat seperti sedia kala.
Bukan keinginan devian melihat ibunya hanya bisa terbaring lemah di atas ranjang, devian merindukan teriakan ibunya yang memanggil untuk segera makan, merindukan senyum ibunya saat di goda ayahnya saat sedang memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
my possesive teacher
RomanceTidak ada yang menyangka atas apa yang neila alami. Mendapatkan sosok suami yang tak bukan adalah gurunya sendiri. Guru yang ia juluki dengan sebutan guru possesive, karena ia selalu melarang segala sesuatu yang neila lakukan. Dari puluhan guru dan...