Enam [Bertemu kembali]

27 1 0
                                    

"dunia ini memang sempit sehingga yang aku temui kamu, kamu, dan kamu.

Selamat membaca


Bagian enam


[Bertemu kembali]



***

Setelah bertemu dengan neila di rooftop tadi, membuat Gilang melangkahkan kakinya menuju ruangan ibunya.

Yunita yang sedang duduk terperanjat saat pintu terbuka dengan kasar atas ulah putranya. "Ada apa Gilang? Apa kamu ga bisa sopan sedikit?"

Tatapan wanita paruh baya itu menatap lekat pada kedua manik mata putranya yang menyiratkan kekecewaan. Pintu kembali di banting oleh Gilang sedikit keras.

"Pakai etika kamu gilang! Jangan mentang-mentang mamih ibu kamu lalu kamu bisa berbuat seenaknya. Jika ada guru lain yang melihat sikapmu, akan berdampak pada pencitraan mamih" bentak Yunita.

"Citra citra citra. Selalu pencitraan yang mamih kedepankan, mamih ga pernah mikirin Gilang."

Yunita menggeleng tidak mengerti "apa salah mamih? Sampai bikin kamu semarah ini"

"Gara-gara mamih skors neila, dia jadi benci aku mih. Mamih tau Gilang suka neila udah dari lama"

"Lalu apa karena dia cewe yang kamu suka, mamih ga boleh kasih dia hukuman padahal dia salah"

"Seengganya ga sampe skors mih. Dulu mamih selalu meringankan hukuman neila demi Gilang" elak Gilang.

"Dia sudah keterlaluan Gilang, sikapnya di depan mamih ga bisa di tolerir lagi" sanggah Yunita.

"Baik. Kalau gitu kenapa mamih ga ngasih hukuman yang sama ke audy? Padahal jelas-jelas yang memulai keributan dia"

Mendengar pernyataan Gilang barusan membuat Yunita sedikit tertohok dan membuat dirinya bungkam.

Gilang tersenyum meremehkan ke arah Yunita "kenapa diem?" Ucap Gilang "apa Audy orang yang spesial?" Lanjutnya.

"Mana mungkin cewe culun kaya dia buat masalah Gilang." Ucap yunita

"Dulu mih. Audy bukan lagi cewe culun sekarang, dia udah berubah"

"Udah gilang, mamih lagi banyak kerjaan dan kamu harus pulang karena jam sekolah udah beres"

Tatapan Gilang masih tertuju kepada Yunita yang sudah mulai mengerjakan pekerjaannya kembali.

"Kenapa mamih ga adil?" Tanya Gilang lirih, namun masih bisa Yunita dengar.

Sontak perkataan putranya tadi membuat Yunita kembali berdiri, "apa kamu bilang? Mamih ga adil? Apa kamu baru sadar sekarang Gilang kalau mamih mu ga pernah adil?" Yunita menekankan setiap kata yang dia ucapkan.

"Apa kamu ga sadar kalau mamih ga adil karena kamu. Selama ini mamih selalu membedakan kamu dengan murid yang lain karena kamu anak mamih, kamu bisa dapetin apapun yang kamu mau karena mamih kamu punya kuasa di sekolah ini" lanjut Yunita.

Yunita menatap putranya yang tidak bergeming sama sekali, tatapannya kosong ke arah dirinya. "Kenapa diem? Mamih ngelakuin ini buat kamu. Tapi kenapa kamu bilang kalau mamih ga adil?"

"Kalau gitu perlakukan Gilang sama kaya murid yang lain mih. Ga usah ngikutin kemauan Gilang lagi, Gilang tetap murid mamih kalau di sekolah" suara Gilang sedikit keras.

my possesive teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang