" segencar apapun usahamu tak akan membuatku menoleh kepadamu. Perasaan memang tidak bisa di paksa bukan?"
Selamat membaca
Bagian satu
[Hari biasa]
***
Tak ada yang spesial bagi neila, semuanya terlihat sama. Bangun pagi untuk berangkat ke sekolah, mengikuti pelajaran yang membosankan atau kabur ke kantin.
Kini neila sedang berada di kantin bersama Della. Jika tahun lalu mereka akan selalu bersama dengan luna, sahabatnya yang satu.
Tahun ini berbeda karena Luna beda kelas dengan neila dan Della. Jadi, kini mereka membolos berdua.
"Sumpah ya dari jaman gue SD sampe sekarang, masih aja gue ga suka sama pelajaran matematika" ucap Della dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Kunyah dulu baru ngomong" cibir neila.
"Lagian nih ya menurut gue, mau pelajaran matematika atau pelajaran apapun itu kalau gurunya ngebosenin ya pasti bosen lah" lanjutnya.
"Iyasih, lagian yah ini sekolah elit tapi gurunya udah pada tua semua"
"Kualat lo" neila terkekeh pelan.
"Yeh gue ngomong bener kali, coba kalau ada guru yang ganteng pasti murid-murid disini ga akan males belajar" usul della.
"Dari kapan taun gue udah pernah bilang kalau sekolah ini tuh kurang spesies cowo ganteng. Pantes aja gue kaga punya pacar, cowonya aja ga ada yang ganteng" ucap neila.
Della menoyor kepala neila seenaknya dan langsung mendapatkan pelototan tajam dari neila.
"Apaan dah. Pala ini jangan main noyor dong" kesal neila.
"Ya maaf nei. Lagian lo aneh, cowo ganteng yang mau jadi pacar Lo banyak kali"
"Mana yang Lo bilang cowo ganteng?"
"Mulai dari ketos sampai tukang batagor di depan sekolah kan suka sama Lo haha" Della tertawa renyah.
Neila mendelikkan matanya tidak suka "selera Lo rendah berarti, mang Asep Lo bilang ganteng"
"Ganteng nei, haha boleh lah kasih dia kesempatan" Della makin tertawa girang.
Mang Asep yang di maksud Della adalah tukang batagor yang sering mangkal di depan sekolah Hilbert high school. Mang Asep sering kali menitip salam kepada neila lewat semua siswa dan siswi Hilbert high school.
Dan entah kenapa salam itu selalu sampai pada neila. Jika sudah seperti itu pulang sekolah neila akan memaki mang Asep karena sudah membuatnya malu.
Sedikit aneh memang, sekolah seelit ini membiarkan pedagang kaki lima membuka lapak di depan sekolah ini. Tapi tak jarang siswa dan siswi yang mampir hanya untuk sekedar nongkrong atau membeli batagor.
Semua siswa dan siswi Hilbert high school bukan hanya orang kalangan menengah atas saja, ada juga anak menengah ke bawah yang masuk ke sekolah ini karena beasiswa atau semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my possesive teacher
RomanceTidak ada yang menyangka atas apa yang neila alami. Mendapatkan sosok suami yang tak bukan adalah gurunya sendiri. Guru yang ia juluki dengan sebutan guru possesive, karena ia selalu melarang segala sesuatu yang neila lakukan. Dari puluhan guru dan...