Dua [masalah]

64 2 6
                                    

"keributan tidak akan terjadi jika tidak di pancing"


Selamat membaca

Bagian dua

[Masalah]

***

Tiada hari tanpa membuat onar, kerusuhan sepertinya sudah mendarah daging pada diri neila. Sangat susah jika tidak melakukan sesuatu dalam sehari.

Jika boleh terus terang, guru BP pasti sudah pasrah jika harus menghadapi kelakuan neila. Sesekali neila memang harus di buat jera atas kelakuannya selama ini.

Hal yang membuat aneh karena dia adalah wanita, kebanyakan yang bandel di usia remaja seperti ini adalah pria tapi ini malah terjadi pada seorang wanita.

Neila memang tidak bisa diam ketika dirinya sudah berada di sekolah. Seolah mendapatkan sesuatu yang tidak ia dapatkan di rumah.

Tentu saja jika di rumah neila selalu diem dan sama sekali tidak pernah membuat rusuh. Karena memang tidak ada teman yang bisa di ajak untuk melakukan hal-hal aneh. Tak jarang juga ibunya yang menjadi korban neila, seperti menganggu ibunya yang sedang masak.

Neila anak tunggal dan itu membuat gadis yang baru berusia tujuh belas tahun itu kesepian. neila selalu menginginkan seorang adik, tetapi melihat ayahnya yang jarang sekali pulang membuat neila mengubur dalam-dalam keinginannya.

Jika sudah bosan di rumah neila bisa sampai membawa anak bayi tetangga untuk di ajak main olehnya. Hanya saja halnya tidak lumrah, masa neila mengajak bayi yang masih berusia 7 bulan bermain game di ponsel. Itu sangat tidak masuk akal.

Pagi ini semua berjalan sesuai semestinya, neila tidak membuat ulah pagi ini. Della padahal sedari tadi sudah bawel bertanya karena perubahan sikap neila.

"Kenapa sih Lo nei. Diem Mulu dari tadi, biasanya juga bikin rusuh" omel Della.

"Bagus kali neila ga bikin rusuh. Aneh Lo jadi temen"cibir Luna yang baru saja datang ke kelas Della dan neila.

"Lo ngapain kesini? Bolos?" Tanya Della.

"Suka-suka gue lah. Lagian ga ada temen gue di kelas. Bosen" keluh Luna.

"Pindah kelas aja sini."

"Mana bisa"

Della dan Luna saling pandang, karena sedari tadi mereka berbincang neila sama sekali tidak menyahut apapun.

"Kenapa sih Lo nei" Della menyenggol bahu neila yang ada di sampingnya.

Neila menghela nafas panjang "lagi ke inget bokap gue" ada nada kecewa disana.

"Tumben? Biasanya Lo sama sekali ga peduli bokap Lo mau pulang atau engga" ucap Luna.

"Nyokap gue akhir-akhir ini sering banget nangis. Rasanya sakit banget buat gue" ucap neila pelan.

"Apa hubungannya sama Lo lagi keinget bokap lo?" Tanya Luna polos.

Kepolosan Luna tadi mendapat hadiah toyoran kepala dari Della.

"Luna lemot banget sih lo" cibir Della.

"Gue ngerasa nyokap nangis karena bokap. Gue juga belum tau, tapi bikin gue jadi kepikiran" jawab neila.

Jika sudah begini naluri Della sebagai sahabat akan keluar, dirinya mengelus-elus punggung neila untuk menyalurkan kekuatan kepada gadis itu. Setidaknya neila harus tau akan ada sahabat yang akan selalu ada untuknya

my possesive teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang