"jangan memberi harapan jika pada dasarnya hanya untuk pelampiasan dan ke gabutan semata karena peran utama pergi, lebih baik tidak usah"
Tika baik*
*****
Tika nampak berfikir sejenak 'apa maksud perkataan lelaki di depan nya itu'
"Lo siapa gua" ucapan yang berhasil Tika lolos kan
"Gua gak mau Lo Deket sama cowok lain paham kan??" Ucap Diki
"Lebih baik Lo gak usah larang gua buat Deket sama siapa pun karena pada dasarnya gua bukan siapa siapa Lo" ucap gua
"Gua cuman gak mau Lo di milik in orang lain" ucap Diki yang semakin mendekatkan langkah nya
"Jangan kasih harapan ke gua, jika pada dasarnya gua cuma Jadi bahan gabutan dan pelampisan Lo di saat peran utama pergi" ucap gua
"Lo kok bisa bilang gitu gua serius sama Lo" ucap Diki
"Makasih serius nya gua tau Lo punya pacar dan gua tau pacar Lo itu temen gua waktu SMA. so gua minta Lo jangan kasih harapan ke gua" ucap gua percaya diri
"Gua bisa jelas in sama Lo gua...." ucap Diki
"Thanks atas semua nya jaga dia baik baik, jangan kasih harapan palsu" ucap gua yang memutus perkataan nya dan melangkah melewati Diki yang termenung tak berkutik
Setalah kejadian yang membuat hati teriris iris bak terkena pisau. Namun apa lah daya seorang Tika akraantia yang tak mau menjadi orang ketiga namun masih menyukainya.
"Gue salah ya??" Ucap gua
"Gue salah suka sama orang dan orang itu suka sama gua balik" tambah nya
"Lupakan tinggalkan walau itu butuh waktu yang cukup lama" gumamnya dan menetesnya cairan bening yang membasahi pipi chubby nya
Setelah kejadian yang tak mengenakan, sosok gadis yang menangis di dalam sebuah kamar yang menyuguhkan pemandangan malam yang sangat tenang dan elok di pandang.
Perasaan yang masih menggebu gebu sakit di dalam hati bak di robek oleh benda tajam namun apa lah daya sosok gadis imut cantik nan baik ini tak bisa berbuat banyak selain mengulas sebuah senyuman manis dan topeng yang harus di pakai nya.
Ting
Ting
"Ya hallo" ucap gua setelah mengangkat benda pipih namun canggih ini
"Kak, aku mau cerita ke kakak" ucap Dinda
Ya Dinda akraantia adek satu satu nya gua, manja namun tak kalah pintar nya dengan sang kakak Tika akraantia
"Cerita apa sayang ku, Hmmm??" Ucap gua yang menetralkan suara serak akibat menangis
"Loh suara kakak kenapa?? Habis nangis ya. Mama, kakak nangis ni" ucap Dinda
"Gak usah panggil mama segalak dek" ucap gua
"Kakak kenapa nangis" ya suara yang aku rindukan ingin ku memeluk sang empunya suara namun jarak yang memisahkan
"Gak papa ma, Tika baik baik aja kok" ucap gua berusaha tegar
"Bener an gak papa kamu kak" ucap Dinda
"Gak papa, kamu mau cerita apa??" Ucap gua mengalihkan pembicaraan
Malam itu hanya bisa ku tahan agar cairan bening tak membasahi pipi chubby ku.
Setelah selesai Dinda curhat perihal gebetan yang katanya mulai berani mendekatinya, sedangkan Tika yang mampu menasehati saja.
Dari sore muncul lah malam dari malam muncul lah pagi. Pagi yang cerah yang membuat hari Tika akraantia semangat tanpa mengingat masalah yang ada.
Ting
Ting
"Astaga siapa si pagi pagi telpon" ucap gua dan mengambil benda pipih itu di atas nakas
"Iya kenapa Tris" ucap gua
"Berangkat bareng ya" ucap Tristan di sebrang telpon
"Iya bakwan gosong" ucap gua dan di akhiri tawa jahat
$$$$
Lopyu Tristan 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Diki Dewantara {On going}
RandomCerita berdasarkan mimpi, kisah nyata dan gua kembangin jadi lah ini🐮 "Pakek" ucap Diki memberikan jaket tebal nya ke gua "Enggak makasih gak dingin" ucap gua, beberapa menit kemudian Diki menghalang jalan gua dan memasangkan jaketnya ke badan gua...