🌷EMPAT🌷

111 23 0
                                    


"Armin mau yang mana?" Tanya Sasha . Sasha memang kurang peduli, tapi kalau urusan janji, jangan ditanya. Ia akan menepatinya apapun keadaannya. Ya sama seperti saat ini.

"Hmm.. roti kacang merahnya habis ya.. ya sudah roti krim saja" Jawab Armin sambil melihat - lihat etalase yang dipenuhi berbagai macam roti. Ya.. walau tidak selengkap tadi pagi. Karena di jam pulang, rotinya mulai habis.

"Ya sudah...." Sasha langsung membuat pesanannya. Sementara Armin menunggu di kursi yang ada di cafetaria.

Sembari menunggu Sasha mengelilingi stan makanan yang lain, Armin duduk disebuah kursi dipinggir stan roti sambil kembali merenung tentang kejadian tadi pagi.

"uh... tadi itu apa?" Tanya Armin sambil memandangi seekor kucing putih dihadapannya. Kucing putih itu terlihat memiliki mata biru yang jernih dan sangat indah

"Sebuah.... penampakan? seorang ..... wanita ...... berambut pirang..........dengan suaminya....... Kerajaan?.... dan.. makhluk besar ...........Dan... panggilan itu...

tidak.. panggilan itu tetap ada memanggil  namaku... "

"Armin!! Armin!!!Armin!!!" terus saja sang gadis memanggil nama Armin

"siapa??? "







































"WOI ARMIN DIPANGGIL KOK TIDAK MENYAHUT!" Seru Sasha mengejutkan Armin yang lagi-lagi melamun.

"Ehh... Eh... Kenapa??" Tanya Armin gelagapan .

"Armin kau baik-baik saja?" Tanya Sasha.

"Uhm! Yah.. kurasa begitu" jawab Armin sedikit ragu.

"Kalau begitu ayo kita kembali ke kelas.. kita masih ada pelajaran tambahan bukan?" Tanya Sasha.

"I.. iya .. ayo..." Jawab Armin yang kemudian beranjak dari tempat duduknya meninggalkan kucing putih tadi.

Armin masih saja merenung kejadian tadi yang lagi-lagi muncul tadi siang. Entah apa ... Kenapa dan darimana bayangan itu berasal.

"Armin... " Panggil Sasha .

"Ya?"

"Ehehe.. ternyata masih ada waktu... Aku mau ke cafetaria lagi untuk membeli makanan ... Kau mau ikut?" Tanya Sasha.  Ya gadis ramping nan langsing ini ternyata sangat menyukai makan. Mau itu camilan, makanan berat, semuanya dia lahap tanpa sisa.

"Eeh... Ng... Sepertinya aku tidak akan ikut.. tidak apa kan?" Tanya Armin yang dibalas dengan anggukan Sasha kemudian melesat ke tempat dimana mangsanya sedang menunggu.

Roti krim terakhir yang masih hangat itu mengeluarkan aroma yang sangat menggiurkan. Membuat Armin ingin segera memakannya nanti saat di kelas.

Tapi... Sepertinya... Takdir telah menentukan roti itu bukan milik Armin..

"Hoi anak lemah!" Seru suara itu. Tak salah lagi. Itu siswa lain yang sering sekali mengganggu Armin.

Armin terkejut mendengar itu. Ia berusaha untuk berpura-pura tidak tahu. Maka ia terus berjalan menuju kelasnya.

"Wiih... Anak lemah sudah bisa sombong ya!" Seru anak itu.

"Bukan sombong ... Tapi tuli...." Timpal anak lain .

Entah apa urusannya dengan Armin. Armin tidak tahu.

Armin terus saja berjalan. Berusaha untuk tidak menghiraukan mereka.

Tapi siswa-siswa itu menahan Armin.

"Waw... Kayaknya anak lemah bawa makanan enak nih ..."

"Tolong biarkan aku lewat " pinta Armin

Ice Princess [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang