Sesuai janji, Armin dan Annie mulai belajar bersama sehabis pelajaran tambahan. Biasanya mereka melakukannya di perpustakaan kota. Karena perpustakaan sekolah sudah tutup saat mereka berdua hendak belajar.
Hari-hari Annie disekolah sudah tidak terlalu dingin dan kaku seperti dulu. Kali ini , ia memiliki penghangat. Armin Arlert.
Armin itu memang lemah dan mudah dipengaruhi, tapi dia juga sangat imut , pintar, ramah , dan baik pikir Annie. Tidak seperti kebanyakan lelaki lain, Armin tidak terlalu bergaul dengan murid lain. Dia hanya asyik membaca saja. Dan.. entah kenapa... Perlahan-lahan...
Perasaan itu muncul.
Tapi, ada beberapa alasan sehingga Annie tidak mengungkapkan perasaannya. Karena pertama, Armin tidak terlihat menyukai gadis. Rasa-rasanya.. mustahil agar membuat Armin berpaling. Yang kedua .. sayangnya, Armin hanya murid biasa...
Pria ini. Berhasil mencairkan hati sang putri es.
Tanpa Annie ketahui pula, Armin sebenarnya menyimpan rasa di hati Annie. Hanya saja.. baginya terlalu mustahil untuk membuat Annie berpaling kepadanya. Annie itu terlalu dingin dan kuat. Sangat berbeda dengan dirinya yang lemah. Selain itu... Sudah banyak laki-laki yang menyatakan perasaannya. Malangnya, para lelaki itu tidak berhasil meluluhkan hati putri es.
Siang ini, Armin , Eren, Connie dan Annie akan mengerjakan tugas kelompok yang tadi siang diberikan Pak guru Keith. Mereka akan mengerjakannya di perpustakaan kota. Karena selain tempatnya nyaman dan sejuk, akan lebih mudah mendapatkan bahan kerja kelompok .
Setelah semua nya membawa peralatan masing-masing, mereka mulai mengerjakan tugas kelompok itu.
Tak terasa, teriknya matahari sudah digantikan dengan cahaya jingga di ufuk barat. Hmm... Tapi sepertinya cahaya indah itu tidak akan bertahan lama. Karena awan kelabu sudah mulai berdatangan.
"Selesai!!" Seru Eren memecahkan keheningan.
"Shhh!! Di perpustakaan kau tidak boleh bising!" Seru Jean yang suaranya tak kalah keras.
"Ano... Sepertinya hari ini akan hujan.." tunjuk Connie kearah jendela perpustakaan. Langitnya memang sudah gelap.
"Yosh! Kalau begitu, tugasnya disimpan di Armin saja .. " kata Eren sembari menyerahkan kertas karton yang sudah dipenuhi tulisan dan gambar.
"Hum.. oke.. " sementara itu Armin menggulung kertas tersebut dan memasukkannya kedalam plastik bekas pembungkus Karton. Karena prediksi sore ini akan hujan, maka Armin sudah siap tidak khawatir tugas itu basah.
"Kalau begitu.. aku langsung pulang ya!! Dah!" Seru Connie sambil menuruni tangga perpustakaan Connie langsung berlari menuju halte bus yang tak jauh dari perpustakaan.
"Aku juga.. ayo Annie" ajak Armin sembari menoleh kearah Annie yang malah berbalik memasuki perpustakaan.
"Eh... Sebentar, aku masih ada urusan.. kalau kau mau pulang , duluan saja" jelas Annie sambil memilih-milih buku yang sepertinya akan ia pinjam.
"Kau tidak pulang Armin? Sebentar lagi hujan lho.. " kata Eren, netra emeraldnya menatap jam tangannya.
Waktu sudah menunjukan pukul 16.45 pm.
"Ehh .. iya.. aku mau menunggu Eren.. katanya Eren akan dijemput Mikasa kan?" Tanya Armin memastikan.
"Iya sih... Atau... Jangan-jangan... Kau menunggu Annie~" goda Eren
"Eehh... Ehh... Kata siapa?? Sungguh! Aku cuma menemanimu!!" Seru Armin.
"Hmm?? Ya sudah... " Eren kembali menatap langit yang tambah gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Princess [AruAni]
RomanceEs itu dingin dan keras. Namun bisa luluh dengan panas. Hanya satu yang dapat meluluhkan hati sang putri es.. Dialah yang memiliki kehangatan. Armin seorang pemuda lemah lembut yang sedang berusaha belajar keras demi kelulusannya, bertemu dengan seo...