"Apa kamu harus begini setelah kita setahun berpisah?" tanya Viona
"Kemasi barangmu, kembalilah"
"Aku disini untuk bekerja"
"Lalu bekerjalah dengan baik, jangan berbicara omong kosong"
"Seperti apa?"
"Apa kita sudah bertunangan?"
"Memangnya tidak? Kita punya cincin indentik, bukankah itu berarti kita bertunangan? Apa harus ada upacara supaya kita disebut tunangan?"
"Itu terjadi sebelum kita putus"
"Kita tidak pernah putus"
"Sudah lebih dari satu tahun"
"Kita tidak pernah putus"
"Kamu meninggalku"
"Itu sebuah kesalahan"
"Viona"
"Aku membuat kesalahan dan kamu tidak pernah putus denganku, udah ya Li aku pergi dulu" ucap Viona meninggalkan Ali, dia tidak pernah lupa bahwa mantan kekasihnya itu sangat keras kepala dan apa yang selalu di inginkannya harus tercapai
"Pril, lebih baik lo sekarang istirahat. Bukankah hari ini lo belum tidur?" tanya Revan pada Prilly yang sedang melakukan pemeriksaan untuk menggumpulkan data obat-obatan dan juga alat medis yang di perlukan
"Nanti aja Revan, ily juga belum ngantuk" balas Prilly kembali mengecek obat-obatan, kemudian berlalu dari hadapan Revan
Sesungguhnya pergelangan tangannya masih terasa nyeri tapi dia tidak ingin membuat semua khawatir akan dirinya, mungkin lebih baik menahannya sendiri tanpa harus memberitahu pada orang lain
"Prilly" panggil Viona, dia berjalan mendekati Prilly
"Gue mau bicara sama lo" ajak Viona tanpa persetujuan Prilly, dia menarik lengan Prilly agar ikut bersamanya. Dan disini lah mereka di tepi pantai, dengan udara yang cukup dingin karena sudah malam hari
"Kenapa anda mengajak saya berbicara?" tanya Prilly
"Lo tidak ingin kembali ke rumah sakit Seuli untuk bekerja? Salah satu rumah sakit terbaik di negara ini, pikirkanlah. Gue akan menggunakan pengaruh seseorang"
"Bagaimana? Siapa orang itu?"
"Adik ayah gue di dewan, ini tidak akan sulit karena dia sangat menyukai gue"
"Anda terlalu dermawan"
"Gue tidak menjadi dermawan, gue melakukan ini demi diri gue sendiri. Bukankah ini saling menguntungkan? Gue menyingkirkan perempuan dari pandangan Ali dan lo dapat pekerjaan di sebuah rumah sakit besar"
"Saya harus pergi"
"Lo menolaknya?"
"Iya"
"Apa alasan lo? Apa karena Ali?"
"Jaga ucapan anda, sejak pertemuan pertama kita kenapa anda selalu berbicara santai kepada saya? Dimana etika dan tata krama yang anda miliki?" ucapan Prilly membuat Viona kesal karena dia tidak bisa membalas ucapan Dokter itu dan langsung meninggalkan Prilly, dia tersenyum setidaknya Viona tidak akan menganggap dirinya remeh
"Prilly, lo ngapain disini malam-malam?" tanya Ravin yang kini sudah ada di hadapan Prilly, Prilly sedikit terkejut akan kehadiran Ravin, apa Ravin mendengar semua pembicaraan dirinya dan Viona? batinnya
"Ravin sendiri ngapain disini?" tanya Prilly, bukannya menjawab justru menanya balik. "Gue mau berbicara sama lo boleh?" tanya Ravin di tatapnya mata hazel milik Prilly, sebenarnya dia sedikit ragu untuk mengatakan ini tetapi dia tidak bisa menahannya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T
FantasyPrilly Fredella Adara, seorang perempuan cantik, imut, dan juga baik hati. Mempunyai profesi sebagai Dokter Ahli Bedah membuat dirinya dipertemukan dengan Ali Nathaniel, pria tampan yang membuat kaum hawa yang melihatnya ingin memiliki Ali. Namun di...